Apa Itu Tulisan yang Bagus? Begini Kata Penulis Amatir!

Apa itu tulisan yang bagus?Sumber gambar: erlinnatawiria.wordpress.com

Mengapa penulis harus tahu tulisan bagus dan jelek? Agar ia punya standar untuk menciptakan karya yang bagus.

Tidak peduli betapa keras penulis berusaha menyenangkan semua orang, hanya kegagalan yang akan diderita.

Kepala sama hitam, pendapat berlain-lain. Bahkan karya terbaik pun tak lepas dari kritik.

Dengan kata lain, bagus tidaknya suatu tulisan tergantung dari subyektivitas pembacanya.

Walaupun demikian, Lie Charlie dalam buku Jadi Penulis Ngetop Itu Mudah membeberkan kriteria tulisan bagus:

  • Mengungkapkan Hal Baru
  • Benar dan Lengkap
  • Merupakan Pendapat/Ide Orisinil
  • Isinya Menggungah
  • Temanya Istimewa
  • Mengandung Kejutan
  • Menyangkut Peristiwa Besar
  • Mengenai Orang Besar
  • Bahasanya Bagus
  • Penulisnya Top
  • Terpublikasi Melalui Media yang Tepat

Semakin banyak memuat kriteria di atas, maka itu bisa dikatakan tulisan bagus.

Sayangnya, hingga saat ini, bahkan setelah membaca tulisan Lie Charlie, saya punya standar tersendiri mengenai tulisan yang bagus.

Sebuah Perbedaan Mendasar

Pada umumnya, penulis membutuhkan pembaca untuk menikmati dan menilai karya mereka. Semakin banyak yang membaca, semakin puas penulis.

Jika tulisan tersebut dinilai positif dan menuai banyak pujian, maka penulis akan beranggapan bahwa tulisannya sudah bagus.

Menggunakan kata kasar, penulis bertugas melayani nafsu pembacanya.

Semakin hebat penulis merasuk ke pikiran pembaca dan menyajikan buah pemikiran yang cocok, semakin bagus nilai tulisannya.

Tetapi saya penulis yang berbeda. Saya memasuki dunia kepenulisan bukan dilandasi keinginan menjadi penulis atau punya kemampuan menulis yang baik, melainkan karena melarikan diri dari kenyataan.

Menulis membuat saya merasa nyaman dan melupakan segala permasalahan hidup.

Saya tidak perlu memahami pembaca; Saya menulis untuk diri sendiri.

Selama saya merasakan sukacita dan kepuasan setelah menyelesaikan tulisan, bagi saya itu cukup untuk menjawab pertanyaan “Apa itu tulisan yang bagus?“.

Saya menciptakan tulisan yang ingin saya baca. Dan tentu saja, apapun penilaian orang atau pembaca, saya akan tetap menulis.

Jika pembaca tidak menikmati apa yang sajikan, maka tidak ada yang menondongkan pistol dan memaksa mereka untuk terus membaca.

Kalau Kerbau Sekawan Dapat Dikawali, Kalau Manusia Seorang Tiada Dimaklumi

Anda salah jika menganggap saya adalah penulis egois. Saya hanya merasa belum waktunya untuk memikirkan pembaca dalam proses penciptaan tulisan.

Tahun ini blog saya sudah diakses lebih dari 100 ribu orang. Tepatnya 142.150 orang.

Berbeda dengan pikiran awal saya, ternyata memiliki lebih banyak pembaca sempat membuat saya tidak nyaman. Entah bagaimana, saya merasa tidak sebebas seperti sebelumnya.

Pikiran saya dipenuhi prasangka dan mengira-ngira apa yang dipikirkan pembaca mengenai tulisan-tulisan saya. Dan itu membuat saya benar-benar tidak nyaman.

Saya hanya penulis amatir dan menikmati proses menulis. Dan karena terlalu memikirkan penilaian pembaca, terkadang saya justru tidak mampu mengeluarkan kemampuan terbaik saya.

Mungkin saya tidak akan pernah menjadi profesional, tetapi saya tidak akan membuang bagaimana cara menulis dan bersenang-senang sama seperti saat pertama kali melakukannya.

Menulis itu bebas. Dan seharusnya saya tetap menjadi seperti itu. Sekalipun akan tetap menjadi penulis amatiran di dunia maya.

Bukan Berarti Berpuas Diri

Walaupun berniat bersenang-senang, saya juga tetap rutin berlatih menulis untuk meningkatkan kualitas diri sebagai penulis.

Saat saya menemukan tulisan-tulisan yang bagus di internet, saya menjadi bersemangat dan ingin menghasilkan sesuatu yang sama bagusnya.

Konsep ini terinspirasi dari prinsip Kiyoshi dalam film Kuroko No Basuke. Ia bersenang-senang dengan permainan basket, tetapi ia juga terus berlatih untuk meraih kemenangan. Dan akhirnya, mimpinya untuk menjadi juara benar-benar terwujud.

Saya mungkin penulis amatir, tetapi saya ingin berjuang untuk menghasilkan sesuatu yang hebat seperti tulisan para profesional yang tersebar di internet.

Perasaan tertantang dan tidak mau kalah itulah yang membuat saya bertahan melewati setiap hambatan dan sampai di level sekarang. Dan tentu saja, saya masih harus terus belajar untuk bertahan di kerasnya dunia internet.

Paling tidak, jika saya menganggap tulisan saya sudah mampu mendekati kualitas tulisan-tulisan yang beredar di internet, sekalipun orang lain tetap menganggap tulisan saya jelek, saya sudah merasa puas dengan pencapaian menurut subyektivitas saya sendiri.

Bagaimana dengan Anda? Tulisan seperti apa yang bagus menurut Anda? Bagikan di kotak komentar.

23 tanggapan untuk “Apa Itu Tulisan yang Bagus? Begini Kata Penulis Amatir!

  1. Kalo menurut saya yang juga masih amatir, yang penting sih pemakaian tanda baca dulu mas, karena kalo sudah menyebar di internet, maka tak bisa dihindari buat dibaca oleh orang lain. Jadi lebih baiknya memperhatikan detail ini.

    Selebihnya, tulisan yang baik ya tulisan yang ditulis sesuai kemampuan penulisnya mas. Gak harus harus menjadi orang lain atau mengikuti gaya orang lain.

    Wah, sebenarnya saya juga menjadikan aktifitas menulis sebagai pelarian.wkwk cuman untuk hal yang terlalu pribadi, saya belum berani mengutarakan semuanya. Hhheee

    Disukai oleh 1 orang

    1. Selamat berjuang menciptakan tulisan yang bagus klo begitu. Coba unduh apps puebi buat belajar pemakaian tanda baca. Dikit-Dikit aja belajarnya, yg penting dilakukan terus menerus biar nanti bisa hafal diluar kepala. 😀

      Suka

  2. Saya setu dengan mas shiq4, jadi saya menulis sesuatu yang ada depan mata saya,dan saya tertarik untuk menulis,saya tdk berpikir bagaimana pembaca menilai,atau mengkritik,menurut itu bagus karna disini saya baru belajar bagaimana menulis tentang apa yang ada di pikiran atau punk pengalaman saya,tanpa membanding dengan hasil pemikiran orang lain.

    Suka

    1. Saya juga nulis suka-suka kok. Ya hal-hal sederhana saja. Soalnya,klo sudah mikirin penilaian orang lain ntar jadinya serba perfeksionis dan bikin minder saja 😀

      Suka

    1. Ya sama saja dengan saya. Tapi nulis di blog sendiri enak, bisa diapresiasi bloger lain. Klo nulis di media lain belum tentu juga ditayangkan meski kita udah mengerahkan segenap kemampuan he he he…. 😀

      Disukai oleh 1 orang

  3. Dan karena terlalu memikirkan penilaian pembaca, terkadang saya justru tidak mampu mengeluarkan kemampuan terbaik saya.

    Saya suka bagian itu mas.menulis dengan bebas hiii

    Suka

  4. Sekelas J.K. Rowling aja ada kok yang gak suka sama tulisannya. Jadi emang kalo soal tulis menulis ini jangan pernah merasa khawatir tulisan kita bakal nggak enak dibaca. Tulis aja ye kan. Kadang suka baca novel, trus dalam hati bilang, “Kayaknya gue bisa nulis lebih bagus deh.” Tapi trus sadar, inilah yang membedakan saya dan si penulis buku itu. Saya nggak ada action, dia ada. Jadilah dia yang lebih maju.

    Suka

    1. Ya namanya penulis pro, levelnya udah mencari pengakuan pembaca. Sedangkan orang yang baru nulis seperti saya bisa konsisten aja dah seneng. Plus merasa senang dan puas dengan tulisan sendiri.

      Klo baca novel sih kadang sama belajar kosakatanya, belajar menyajikan cerita, dan masih banyak lagi. Penulis novel memang keren-keren 😀

      Suka

    1. Wah mirip saya ha ha ha…. saya juga menganggap tulisan saya bagus sih…. klo niat baik saya nggak berani risikonya. Jadi nulis untuk diri sendiri dulu saja 😀

      Suka

  5. Waw, ini tulisan bagus, mnurut saya, 😀😀 krn sy bgtu menikmati untaian kata yg Anda tulis. Pas banget. Terdengar subjektif kan, hehe…but that’s what I feel.

    Tulisan bagus, bg sy, ya tulisan yg membuat sy pham saat membacanya dan sy sangat menikmatinya. Entah krn tata bahasa yg trasa pas atau idenya yg menggugah.

    Suka

    1. Wah terima kasih buanyak mas desfortin atas apresiasinya. Ia memang subyektif. Soalnya klo saya ngikutin kata penulis pro nggak sanggup he he he….

      Wah di catat nih mas desfortin. 😀

      Suka

Komentar ditutup.