Hadiah Terbaik Untuk Adik Perempuan yang Sedang Mondok

Besok adalah hari ulang tahun ana, adik ke-4 saya. Semua anggota keluarga sibuk menyiapkan hadiah terbaik yang pernah mereka pikirkan.

Apakah berlebihan ya…?

Kalau menurut saya sih, ini merupakan hukum timbal balik. Ana menjadi orang yang selama ini perhatian jika ada anggota keluarga kami yang berulang tahun. Ia seorang diri selalu memberi hadiah. Hasilnya, ketika dia berulang tahun, semua anggota keluarga pun teringat akan perhatiannya. Jadi semua sepakat untuk menyiapkan berbagai macam hadiah.

Yang paling disayangkan, ana yang usianya akan genap 15 tahun, sedang disibukan dengan kegiatan mondok plus kegiatan sekolah akselerasinya. Ia hanya akan butuh waktu dua tahun untuk menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama. Kebayangkan bagaimana kesibukannya?

Ia adalah salah satu anggota tercerdas di keluarga besar kami. Meskipun mengikuti sekolah akselerasi, ia mampu mendapatkan prestasi yang baik. Terakhir, ia mendapatkan juara kedua dari ratusan santri yang juga bersekolah akselerasi. Prestasi yang tidak dimiliki oleh masing-masing dari kami sekeluarga. Semoga ia menjadi anak yang bisa berbakti untuk orang tua di kemudian hari.

Hadiah Apa Ya…?

Jadi, ceritanya saya bingung mau memberi hadiah apa? Adik saya memiliki status berikut:

* Anak perempuan berusia 15 Tahun
* Sedang mondok
* Punya sikap aktif
* Menempuh Sekolah Akselerasi

Kira-kira hadiah apa donk yang terbaik?

Adik saya yang paling bungsu, duduk di kelas 5 SD memiliki imajinasi yang brilian. Ia memberi hadiah mukena. Sesuatu yang pasti digunakan oleh ana dalam menjalani setiap aktivitas mondoknya. Saya sampai iri. Idenya sederhana. Ana pasti senang menerima hadiah tersebut. Benar-benar cocok untuk anak pondokan.

Bagaimana dengan ibu? Idenya tak kalah brillian. Ibu membelikan sajadah. Lagi-lagi barang yang tentunya berguna bagi ana. Ana pasti menggunakan sajadah ini dengan suka cita. Tentu saja ia akan lebih bersemangat ketika harus sholat 5 waktu. Saya optimis hadiah dari ibu pun akan membuatnya senang.

Lalu, adik saya yang ketiga, alan. Ia juga mondok dan sekolah menengah atas secara bersamaan. Kebetulan ia sedang libur dan menyempatkan diri untuk pulang ke rumah. Meskipun mungkin motif utamanya ia pulang adalah kehabisan uang saku, tapi itu tak jadi masalah. Alan sempat membelikan ana peralatan menulis sebelum kembali ke pondokan. Hadiahnya berupa beberapa binder cantik dan beberapa buku tulis. Tidak kreatif tetapi hadiah yang bermanfaat.

Bagaimana dengan dewi dan nurul? Dewi, adik pertama saya, masih disibukan dengan skripsi dan tugas akhir kuliahnya sehingga tidak ikut menyiapkan hadiah ulang tahun. Ia berada di malang. Kami sengaja tidak memberi tahunya. Takut menganggu. Ia pasti ngambek kalau tahu kami merayakan ulang tahun ana secara kecil-kecilan ini.

Nurul, masih sibuk dengan anaknya. Ingat dengan kabar bahagia yang saya dapatkan? Nurul sekarang sudah mulai bekerja lagi. Meskipun ia tahu kami merayakan ulang tahun ana secara kecil-kecilan, ia tidak memberi hadiah. Saya tahu, ia sedang berusaha melewati masa-masa sulit dalam kehidupan berumah tangganya. Jadi kami maklum jika ia tidak memberi hadiah. Ia benar-benar berhemat untuk keperluan buah hatinya, dhifa. Untuk membeli popok, susu, mainan, pakaian dll yang tentu saja menguras simpanan uangnya. Kami maklum rul. Tadi saya sempat melihatnya bersedih karena tidak bisa berpartisipasi dengan pesta kecil-kecilan ini.

Bagaimana dengan saya? Itu yang ingin saya sampaikan. Meskipun saat ini saya tidak bekerja, saya masih punya cukup tabungan untuk membelikan hadiah buat ana. Tapi apaan ya?

Boneka? Di rumah ana sudah memiliki cukup boneka. Lagi pula dilarang membawa boneka ke pondokan. Jam tangan? Hadiah basi. Ana tidak suka jam tangan. Setelah diskusi dengan ibu, akhirnya saya memberikan hadiah uang jajan senilai Rp 100.000, 00. Biar bisa mentraktir teman-teman dekatnya di pondokan. Apakah saya sudah bijaksana dengan tindakan ini? Semoga tidak. Mas mu sedang sakit na, tahun depan pasti saya bisa memberi hadiah yang lebih baik. Bagaimana menurut teman-teman?

Iklan

6 tanggapan untuk “Hadiah Terbaik Untuk Adik Perempuan yang Sedang Mondok

  1. Apa ya… memang sih, apa pun hadiahnya, pasti akan membahagiakan adik yang menerima, tapi menentukan hadiah itu memang bikin bingung karena kita pasti kepengin memberikan yang terbaik, kan?

    Kalau saya jadi dirimu Mas, mungkin saya berikan kitab suci :hehe.

    Suka

    1. Ide yang bagus tapi Al-Qur’an di rumah udah banyak sekali. Bahkan numpuk. Mulai dari yang kecil sampai yang besar plus terjemahannya. Mungkin yang lainnya?

      Disukai oleh 1 orang

  2. kalau adik saya biasanya saya tanyai langsung, tapi jauh-jauh hari sambil bercanda begitu hehe.

    suka membaca? kasih novel. novel yang menghibur tapi juga memotivasi.

    suka menulis? kasih uang jajan dan buku diary.

    atau kasih jilbab, di pondok pakai seragam ndak?

    tapi novel kayaknya bagus juga mengingat dia sibuk dan di pondok, sepertinya novel adalah pelarian yang bagus jika ingin refreshing.

    semoga cepat sembuh buat masnya :))

    Suka

  3. Masukan dari mba Petrichor bagus mas Shiq, bisa dipertimbangkan utk lain waktu.

    Tapi uang jajan juga tepat biar Ana menyesuaikan sendiri maunya apa atau kebutuhannya apa. (Ini karena saya suka begitu, uang jajan saja hihi)

    Tapi jika Ana membaca ini juga sprtinya akan terharu apalagi kata-kata dibagian akhir. Yang penting niat dan udah usaha, biasanya anak perempuan sesederhana itu, mudah tersentuh. Terlebih Ana anaknya romantis gitu selalu ingat ulangtahun semuanya.

    Selamat ulangtahun untuk Ana, semoga cepat sehat kembali untuk Mas Shiq. 🙂

    Suka

Komentar ditutup.