Skizofrenia : Kebodohan dan Lepas Obat

Sumber gambar : psychcentral.com

Dua hari yang lalu, untuk kesekian kalinya aku pergi ke RS. Menur di kota Soerabaia. Dan aku masih gigit jari karena dokter masih belum mengijinkanku lepas obat sedangkan ini merupakan pemeriksaan terakhir di tahun ini.

Artinya targetku tidak tercapai, yakni lepas obat di tahun 2017.

Padahal aku sudah sangat sehat. Tidurku sudah tidak terganggu lagi seperti kasus di bulan November 2016.

Aku juga sudah tidak mudah lelah lagi ketika bekerja. Aku sudah bisa bekerja 8-10 jam per hari, meskipun orang tuaku masih sering menyuruhku untuk tidak pergi ke pasar terlalu awal atau menyuruhku beristirahat ketika jam kerjaku sudah berakhir.

Tapi ketika dokter bertanya apakah aku masih mendengar suara-suara, aku jujur bahwa sesekali aku masih berhalusinasi. Seandainya aku berbohong, aku pasti diijinkan lepas obat.

Hanya Sebutir Resperidone Sehari

Aku akan mencapai tahun ke-7 sebagai penderita skizofrenia pada Januari 2018. Dan aku selalu muak dengan segala bentuk pengobatan.

Mulai dari air zamzam yang dido’akan, obat-obat alternatif, mandi pukul 2 atau 3 dini hari, hingga mengkonsumsi obat-obatan dari dokter.

Sekarang aku hanya mengkonsumsi sebutir resperidone setiap hari. Jauh berkurang dibanding masa-masa awal dulu. Namun aku tetap merasa malas minum obat.

Entahlah…Kurasa minum obat tidak keren. Tapi itu standar pengobatan dari dokter. Jadi, aku memberi kesempatan kepada para dokter untuk menangani penyakitku dengan semua pengalaman dan pengetahuan mereka dan patuh mengikuti petunjuk.

Toh aku tidak rugi apa-apa untuk memberi kesempatan itu. Lagipula itu cuma salah satu wujud usahaku. Agar Tuhan mengasihaniku karena melihatku terus menerus berusaha dan kemudian memberiku kesembuhan. Sesederhana itu.

Mungkinkah Lepas Obat?

Sebenarnya, skizofrenia mengambil banyak hal dalam hidupku. Dan wajar saja jika aku frustrasi dengan keadaanku selama bertahun-tahun.

Tapi setelah aku membaca kisah orang dengan skizofrenia yang berprestasi, aku jadi bersemangat sekali. Jadi, sedikit demi sedikit aku berjuang mengambil kembali apa yang hilang dari kehidupan.

Mungkin karena kepercayaan itu dan yakin akan sembuh, kondisiku membaik dengan sangat pesat. Meskipun ada sedikit kebodohan.

Jadi, aku percaya bahwa semua penderita skizofrenia bisa pulih kembali. Aku lupa di mana saja kudapatkan referensi itu, tapi itu sudah jadi kepercayaanku dan kurasa aku bisa lepas obat.

Konyolnya, aku baru tahu bahwa itu hanya berlaku bagi penderita skizofrenia yang dini didiagnosis dan mendapat penanganan yang tepat.

Menurut Ketua Seksi Skizofrenia Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, dr. A. A. Ayu Agung Kusumawardhani, SpKJ (K), jika pasien yang terdeteksi skizofrenia dan diobati dini, kemudian responnya bagus. Artinya stabilitas dipertahankan, sudah tidak ada gejala lagi. Minimal 2 tahun berobat, dokter bisa memutuskan apakah pasien bisa menghentikan obat atau tidak.

Apakah semua usahaku untuk sembuh dan lepas obat bagai menyukat belut? Tentu saja tidak.

Tapi Aku Tetap Yakin akan Sembuh

Aku pernah membaca sebuah kisah dalam buku the secret tentang orang yang sakit parah karena kecelakaan dan dokter mengatakan ia akan cacat seumur hidupnya atau semacamnya. Tapi ternyata para dokter salah dan orang tersebut bisa kembali sehat seperti sedia kala.

Atau orang yang didiagnosis sakit parah dak dokter memprediksi akan meninggal dalam beberapa bulan, justru mampu tetap hidup selama bertahun-tahun.

Kebodohanku tentang skizofrenia membawaku salah paham dan meyakini aku akan bisa lepas obat selama setahun terakhir.

Hasilnya, perlahan tapi pasti semua gejala skizofreniaku menghilang dan aku merasa sudah sembuh. Bahkan dokter pun hanya meresepkan sebutir obat saja setelah memberi bermacam-macam obat awalnya. Tidak rugi aku berbicara terbuka dan jujur kepada dokter tentang semua keluhanku.

Jadi, aku masih percaya bisa lepas obat. Paling tidak aku pernah mengetahui ada penderita yang hanya minum seperempat atau setengah butir saja dari komunitas yang kuikuti atau mereka yang benar-benar lepas obat meskipun status mereka adalah penderita dini yang langsung ditangani. Dan bukan kemustahilan aku juga bisa mencapai kondisi semacam itu.

Aku hanya percaya semua akan kembali seperti semula. Entahlah… mungkin kepercayaan bodohku yang lainnya. Lagipula aku memang bodoh dan aku suka memelihara kepercayaan-kepercayaan aneh lainnya.

50 tanggapan untuk “Skizofrenia : Kebodohan dan Lepas Obat

  1. Tetap semangat mas Shiq4. Keyakinan untuk sembuh bisa jadi sugesti baik untuk benar benar sembuh nantinya.
    😍😍😍

    Suka

    1. Mungkin bisa dibantu dengan memperbaiki pola makan mbak. Coba baca buku Eating Clean satu dan dua, ntar ketahuan makanan apa yang selama ini nggak baik dan kita konsumsi. Karena apa yang kita makan dulu akan ngefek sekarang dan yang sekarang ngefeknya nanti entah kapan. Termasuk ke urusan hormon dan lain2.

      Berlaku juga nih buat mas Shiq4. Terus semngat mas, biar cepet lepas obatnya.

      Suka

      1. Nah, iya emang dulu pola makan aku jelek, segala aja dimakan karena pngen gendut ky jeroan gt juga sering, pdhl kan ga bagus. Skrg aku lg nyoba diet food combining, jd pagi makan buah, siang sayur doang tanpa nasi, malemnya baru deh makan nasi pake lauk pauk. Yah, semoga membuahkan hasil 😊

        Suka

    2. Semoga sukses mas program kehamilannya. Kalau saya sih tetap yakin bisa lepas obat kok dan tetap berjuang dengan sungguh-sungguh. Semoga Tuhan mengabulkan apa yang kita inginkan Amiin 😀

      Suka

  2. Salam salut untukmu Bang Shiq4!
    Tidak banyak saya temukan orang2 seperti Mas. Dan lebih membuat saya bangga dan menunduk hormat adalah karena Mas adalah orang yang sangat bertalenta dan Skizophrenia tidak bisa mengambil kebebasan Mas untuk bebas menulis dan mengekspresikan diri. Luar biasa!
    Sungguh menginspirasi!

    Suka

    1. Ha ha ha…. soalnya saya punya banyak waktu luang mbak frani. Semua orang juga bisa kok menulis klo diberi banyak waktu luang. Lagian saya sendiri bingung menghabiskan waktu karena lebih banyak istirahatnya, daripada nganggur, akhirnya serius mendalami dunia tulis menulis 😀

      Disukai oleh 1 orang

      1. Wah boleh tahu ga Mas komunitas apa itu? Kebetulan temanku juga ada yg skizofrenia, dan kami cukup bingung karena tidak tahu apa yg harus dilakukan, sejauh ini hanya menyarankan dia ke psikolog aja…

        Suka

  3. Semoga selalu semangat ya. Ada kata2 yg cocok utk org2 yg sll berjuang…arti hidup dan kegembiraan ada setelah kita melewati emosi diri serta ujian yang diberikan Tuhan.

    Suka

    1. Tuhan selalu baik kok sebenarnya. Karena tidak ada takdir yang buruk. Klo ada ujian, pasti ada hadiah. Klo ada kesalahan, pasti ada hukuman. Memang sesederhana itu permainannya 😀

      Suka

  4. Walau saya baru mengikuti blog mas beberapa bulan ini.Tapi saya kadung kagum ama mas.Bagi saya,yang tak punya masalah psikologis serius kayak mas,kadang nulis aja masih urring2 mas.Sering hilang fokus.

    Tapi mas bisa melawan semua hingga menciptakan karya yang-karya yang bagus di blog mas.

    Suka

    1. Ha ha ha… klo ingin menulis yang bagus rajin-rajin membaca dan menulis saja mas Jalil. Nanti perlahan-lahan tulisan kita bakalan bagus kok. Tapi kalau mau cepat berkembang ya meniru tulisan bloger yang lebih hebat dan berusaha menyamai levelnya. Agar punya standar tinggi untuk terus berevolusi dan tidak cepat berpuas diri. 😀

      Suka

        1. Klo saya dulu latihannya menulis pengalaman2 pribadi dulu mas Jalil (sekarang masih dilakukan). Soalnya lebih mudah dibanding menulis artikel opini dan sebagiannya. Begitu lancar melakukannya, nulis artikel lain juga lancar dengan sendirinya 😀

          Suka

  5. Walau saya baru mengikuti blog mas beberapa bulan ini.Tapi saya kadung kagum ama mas.Bagi saya,yang tak punya masalah psikologis serius kayak mas,kadang nulis aja masih urring2 mas.Sering hilang fokus.

    Tapi mas bisa melawan semua hingga menciptakan karya yang-karya yang bagus di blog mas.Semoga bisa cepat sembuh seutuhnya ya mas.Aamiin

    Suka

  6. Mas shiq. Smangat ya. Jangan pernah bosan minum obat. Ga ada salahnya juga org schizofrenia. Aku udah kadung ngefans kamu mas.
    Next time pengen ktemu kamu dan aku nulis ttg kamu dan schizofrenia.
    Btw, halusinasi apa yg sering mas dengar. Kepo ya aku. Hihii

    Suka

    1. Halusinasi macam-macam. Mulai dari dosa-dosa di masa kecil hingga sekarang. Awalnya sih risih seolah dihakimi terus menerus, cuma hal semacam itu membuat saya menjadi pribadi yang apa adanya. Lagipula tidak ada gading yang tak retak. Jadi, sekarang saya berusaha mencintai setiap kekurangan saya yang jelas-jelas tidak bisa diubah 😀

      Suka

        1. Bedanya halusinasinya saya adalah mendengar suara yang menghakimi kita dengan sangat keras. Bisa bikin down dan kemudian menyalahkan diri sendiri terlalu berlebihan. Itulah awalnya delusi dan keyakinan-keyakinan salah pada penderita skizofrenia. Tergantung apa yang ia alami selama berhalusinasi 😀

          Disukai oleh 1 orang

    1. Amiin. Sebenarnya saya udah nyoba nggak minum obat dan baik2 saja. Cuma masih takut nanti kambuh lagi. Jadi ya mengikuti petunjuk dokter saja 😀

      Suka

  7. Tetap semangat dan jaga terus keyakinan untuk bisa lepas obatnya.
    Karena yg pernah sy baca, keyakinan sembuh adalah obat yg sesungguhnya dr suatu penyakit.

    Suka

  8. Hai Mas Shiq4. Saya Dea dari Kalimantan. Saya juga punya sanak yang sakitnya sama dengan Mas. Beliau butuh lebih dari dua tahun untuk lepas dari obat. Memang sempat down bahkan putus asa. Namun selalu ada penawar dari setiap luka yakni cinta. Saya yakin Mas selalu mendapat dukungan dan cinta dari orang-orang sekitar. Tetap menulis, Mas ❤️️

    Suka

  9. saya pernah baca buku terjemahan barat berjudul “way to believe”. buku tersebut membahas mengenai kekuatan penyembuhan melalui kekuatan kepercayaan(believe). Yang saya pahami dri buku tersebut adalah seseorang dapat sembuh bahkan seberat apapun penyakitnya jika didalam hatinya selalu ada kepercayaan bahwa dirinya akan sembuh. di dalam buku juga tertuang banyak pengalaman dri penderita penyakit dan gangguan seperti kanker, tumor dsb. penulis sekaligus dokter psikolog tersebut bereksperimen yang prakteknya yaitu salah satu dri 2 pasien kanker yang usia dan jenis kankernya sama dikasih pil mengandung bahan kimia dan yg satunya hanya diberi pil karbon tiruan yg kandungannya tidak ada zat kimia apapun. Lalu mereka sama2 diberi sugesti kalau mereka(2 orang penderita) setiap harinya setiap jam nya harus mempunyai keyakinan kepada kesembuhan dan setiap kali mereka harus menganggap jika tidak ada penyakit apapun dalam diri mereka, alhasil mereka berdua sama sembuh, setelah pemeriksaan berkala , kanker di dalam tubuh mereka mengecil, lambat laun menghilang dan sembuh total. saya sebenarnya realistis, bukanlah tipe orang yang mudah percaya terhadap sesuatu baik itu tertulis atau non. baik di internet ataupun tidak. mengapa saya percaya dengan hal diatas, karna saya sudah berkali kali meng-aplikasikan metode diatas, walaupun masih dalam lingkup sederhana seperti mengobati salah satu teman saya dari sakit mag dan paman saya yg terkena penyakit fertigo. Mereka lamvat laun menampakan Kemajuan. Bhkan teman2 saya terlalu berlebihan sampai memanggil saya tabib. Padahal intinya mereka hanya mendapatkan penyembuhan dari diri mereka sendiri. Ini lah mengapa obat dipasaran laris karna masyarakat sekarang lbih percaya obat kimia dri pada energi yg sudah terpancar dari dalam tubuh manusia , sekarang tidak berhentinya laju produksi obat yg tujuan dibuatnya bukanlah mengobati tapi industri lbih bersifat menguntungkan(bersifat ktergantungan). ini juga kadang kita mendengar istilah banyak obat baru dibuat banyak pula penyakit baru yg dibentuk. itulah yg dapat saya jabarkan, intinya manusia mempunyai suatu energi penyembuhan sendiri atau disebut juga auto imun. saya percaya mas shiq lambat laun juga akan sembuh total, tidak ada yg tidak mungkin selama manusia percaya dengan kesembuhan ,maka sistem tubuh akan mengirimkan feedback atas diri kita. karna sesungguhnya Tuhan telah memberi manusia “power to believe”. Jadi bersyukurlah dengan segala kekuatan yang ada.

    Suka

      1. sma2 mas,
        sayangnya sejauh yang saya cari di internet, buku trsebut belum ada belum versi elektroniknya . pengarang buku tersebut mengijinkan peng-copyan secara sukarela dgn tujuan amal (khususnya bagi penderita kanker, tumor termasuk skizofrenia). sayangnya mas shiq jauh dri tempat saya, kalau ada kesempatan main ke malang, saya ingin bagikan potocopyan nya kepada mas shiq dengan harapan dapat bermanfaat sekalian silaturahmi. ehh btw saya benar kan alamat nya mas shiq di malang. hehe

        Suka

  10. Kita pasti kuat menghadapi ini semua. Kita mendapatkan segala pengalaman ini hanya karena Tuhan tahu kita pasti sanggup menghadapinya…

    Suka

  11. Kok gagal lpas obat thn ini? Meleset dong klo gitu prediksinya.

    Skli lg, sy ttp heran dg penderita skizo itu bs sprti mas Shiq4 ya..klau ada WA si dokter itu, rasanya pngen aja sy share kan sgla tulisan Shiq4 ini, biar nambah referensi diagnosanya..

    Suka

    1. He he he nggak tahu juga. Biasanya butuh sekitar 2 tahunan normalnya. Karena baru januari nanti genap dua tahun, mungkin saat itulah dokter memikirkan untuk lepas obat 😀

      Suka

Komentar ditutup.