Wow… 1000 Pengikut Blog

Umur blogku akan genap tiga tahun di akhir bulan Desember 2017 nanti. Dan aku cukup bangga karena sebelum hari itu tiba, pengikut blogku sudah mencapai 1000 orang.

Artinya setiap kali aku menerbitkan konten baru, akan ada pembaca-pembaca yang siap mengkonsumsi apa yang kusajikan. Ini benar-benar pencapaian yang mengagumkan bagi bloger sepertiku.

Sebenarnya aku sangat pesimis dengan jumlah pengikutku. Karena jumlah bloger wordpress.com tidak sebanyak bloger-bloger self host atau blogspot. Itu terlihat pada rencanaku yang hanya menargetkan tambahan 188 pengikut saja tahun ini.

Di luar perkiraan, meskipun aku tidak terlalu aktif mengikuti blog lain, ternyata jumlah pengikutku terus bertambah dari hari ke hari. Berarti aku sudah mendapatkan 538 pengikut baru selama 7 bulan terakhir.

Walaupun demikian, banyak diantara pengikutku yang sudah tidak aktif lagi. Biasanya blog milik mereka sudah tidak menerbitkan konten lagi karena alasan-alasan tertentu. Jadi, angka 1000 pengikut bukan angka yang bisa digunakan untuk menakar kepopularitasan suatu blog.

Wajah-Wajah Baru

Sekarang aku punya kebiasaan aneh dalam mengelola blog. Setiap kali aku melihat wajah baru, bloger-bloger yang baru mengudara, maka pertanyaan yang selalu muncul adalah berapa lama kira-kira bloger tersebut akan bertahan sebelum memutuskan gantung laptop. Selalu seperti itu.

Hal tersebut sudah kurasakan sejak tahun lalu. Ketika aku menyadari bloger-bloger yang berhubungan denganku satu per satu mulai tidak aktif, aku sedikit merasa kehilangan. Apalagi ketika aku membaca konten-konten lama dan menemukan wajah-wajah yang dulu sering saling berkomentar, rasanya benar-benar tidak enak.

Walaupun begitu, kehidupan terus berlanjut. Aku bertemu wajah-wajah baru, saling mengikuti, dan cukup antusias berinteraksi dengan mereka.

Meski aku tahu bahwa pada akhirnya hanya beberapa orang saja yang akan terus aktif di tahun-tahun berikutnya.

Pengikut Merupakan Jaminan Mendapat Pembaca

Sebenarnya fitur pengikut sangat memudahkan bloger wordpress.com untuk mendapatkan pembaca yang sebenarnya. Selama aktif me-like dan berkomentar di blog lain, pasti jumlah pembaca untuk konten baru akan bergelimang.

Itu juga berarti bahwa tidak perlu bersaing di mesin pencari untuk mendapatkan pembaca. Asalkan memiliki pengikut, kesempatan mendapatkan pembaca secara instan terbuka lebar bagi bloger manapun.

Lagipula mayoritas bloger wordpress.com tidak suka bermain SEO. Mereka tipe santai jika menyoal jumlah pengunjung. Dan jika boleh menilai, mungkin hubungan yang terjalin lebih mengedepankan sisi emosional dibanding kualitas tulisan.

Tidak peduli betapa jelek tulisan jika dilihat secara tata bahasa atau pun hanya menulis cerita-cerita keseharian secara sederhana, pasti ada saja yang membaca, me-like, dan berkomentar.

Mungkin mindset yang terbentuk adalah sesama bloger wordpress.com harus saling menghargai. Jadi, rata-rata bloger biasanya akan membaca konten-konten baru dari blog yang mereka ikuti secara sukarela.

Menjaga Pengikut agar Tetap Setia

Orang mengikuti bloger lain agar tidak ketinggalan tulisan-tulisan terbaru bloger yang bersangkutan. Sayangnya, kadang-kadang aku takut pengikutku akan bosan dengan tulisanku dan tidak mau lagi mengklik tulisanku di wordpress reader mereka.

Karena frekuensi updateku terlalu sering. Maklum saja, tahun ini aku menantang diri sendiri untuk posting setiap hari. Hal tersebut sudah berlangsung selama lebih dari 6 bulan dan akan berakhir di akhir Januari 2018.

Biar bagaimana pun, takutnya judul-judul artikelku menganggu mood para pengikutku karena setiap hari dicekoki karya-karyaku.

Oleh karena itu, aku selalu mencoba menyajikan tulisan dengan gaya menulis yang berbeda-beda. Juga bergonta-ganti topik menulis setiap hari sehingga pembaca tidak mengalami kejenuhan.

Untungnya sejauh ini statistik pengunjung dan pageview tidak berkurang. Justru semakin bagus saja. Kalau hal ini bisa bertahan hingga aku menyelesaikan tantangan menulisku, maka aku pasti sangat bahagia.

Tetap Menulis untuk Diri Sendiri

Masalah besar yang sempat menyerangku adalah kebimbangan untuk memikirkan pembaca. Aku bingung apakah harus tetap menulis untuk diri sendiri seperti biasa atau mulai melakukan percobaan untuk kepuasan pembaca blogku.

Dan waktu itu aku mengatakan untuk tetap menulis dengan gayaku sendiri dan memilih memuaskan diri sendiri dulu.

Walau kadang-kadang aku juga memikirkan pembaca blogku, tetapi aku tetap menulis sesuatu yang membuatku senang.

Kini, walaupun aku sudah tahu bagaimana membuat konten yang dicari orang atau yang disukai pengikutku, aku tetap saja egois. Padahal seharusnya penulis harus mampu menyusun konten-konten yang telah disesuaikan dengan target pembacanya.

Biarlah. Kalaupun tidak ada yang membaca lagi atau statistik turun, itu tidak akan menghentikanku untuk terus menulis. Karena aku selalu menikmati tulisanku sendiri.

Itulah sebabnya mengapa aku hanya ingin menjadi penulis amatir dan bukan penulis profesional.

Bagaimana dengamu? Berapa jumlah pengikutmu dan apakah sudah puas dengan jumlah tersebut? Bagikan di kotak komentar.

• Uncategorized