Buah-Buahan dengan Harga Miring

Harga buah miringSumber gambar : blanja.com

Salah satu keadaan di mana membuat pedagang buah mendapatkan untung berlebih adalah ketika mendapatkan produk-produk dengan harga di bawah harga pasar.

Artinya membeli dengan harga kelewat murah dan menjualnya di harga pasaran (normal).

Biasanya hal tersebut terjadi apabila jumlah produk di juragan-juragan besar terlalu banyak dan tidak laku. Daripada buah-buahan menjadi busuk, maka pilihan paling logis adalah menjual dengan harga super murah agar dagangan cepat habis. Terutama buah-buahan yang masa kadaluarsanya tinggal sedikit.

Meskipun hal semacam itu jarang terjadi, tetapi hampir setiap tahun pasti ada momen-momen menguntungkan seperti itu.

Misalnya buah yang pernah saya dapatkan dengan harga di bawah harga pasar antara lain : Pepaya, buah naga, jeruk, blewah, salak, dan semangka.

Jadi, pedagang buah harus bersiaga agar bisa membaca situasi pasar dan mengambil keuntungan. Sayangnya, itu merupakan kelebihan yang belum saya miliki dan masih dikerjakan sepenuhnya oleh kedua orang tua saya.

Pedagang Buah dari Luar Kota

Selain karena terlalu banyak penawaran sehingga menyebabkan harga menjadi kelewat turun, penyebab lainnya adalah pedagang buah dari luar kota.

Mereka sepertinya mengambil barang langsung dari orang pertama dan mampu menjual buah-buahan dengan harga yang sama atau lebih murah dibanding dengan juragan di pasar buah.

Kalau berbelanja harga miring di juragan di pasar buah, hampir pasti tidak ada risiko apapun. Karena jika ada sesuatu yang salah, maka bisa dibicarakan secara kekeluargaan.

Berbeda dengan para pedagang dari luar kota yang menawarkan produk ke pedagang-pedagang secara langsung. Terkadang ada unsur penipuannya dan pelakunya sudah kabur jika ada yang tidak cocok.

Misalkan pernah suatu ketika orang tua saya mencoba berbisnis dengan pedagang dari luar kota tersebut, membeli sekardus apel yang menurut pengakuan mereka merupakan apel-apel berukuran besar.

Ternyata apel di kardus sudah disusun sedemikian rupa sehingga di bagian atas kardus terlihat didominasi apel besar. Setelah terjadi kesepakatan dan penjualnya pergi membawa uang, setelah dibuka, ternyata isi di dalam kardus adalah apel-apel yang jauh lebih kecil.

Bukannya untung, malah kerugian yang didapat karena apel-apel kecil cenderung tidak laku dan harganya pun masih terlalu mahal.

Tapi, meskipun begitu, hampir setiap tahun pasti ada saja pedagang-pedagang dari luar kota yang menawarkan produknya. Meskipun tidak semua dari mereka melakukan penipuan, tapi jika berbisnis dengan mereka harus super hati-hati.

Jika harganya tidak terlalu jauh berbeda dengan harga juragan di pasar buah, lebih baik tetap berbelanja di pasar buah karena kejujuran dan kualitas produk lebih terjamin.

Buah-Buahan Curian

Bukan hanya politik yang membuat orang tidak tahu mana yang benar dan salah, saya pun terkadang bingung jika dalam keadaan normal ada produk yang dijual dengan harga miring.

Ternyata, salah satu penyebabnya adalah produk-produk curian.

Hal tersebut pernah terjadi di salah satu juragan buah di tempat saya. Karena harganya murah, maka juragan tersebut akhirnya berbisnis dengan orang yang baru dikenalnya.

Setelah produk datang, barulah dibayar. Dan tidak ada yang salah dengan prosesnya. Lalu juragan tersebut menawarkan ke orang tua saya dengan harga yang murah. Setelah melihat produknya dan bagus, maka berbelanjalah orang tua saya dan pedagang buah kecil lainnya ke juragan tersebut dengan rasa senang.

Namun kejadian selanjutnya sungguh memprihatinkan. Juragan tersebut ikut diperiksa polisi karena buah-buahan yang dibelinya ternyata merupakan barang curian.

Waktu kejadian saya malah kasian terhadap si juragan karena yang menikmati keuntungan termasuk keluarga saya dan pedagang buah lainnya.

Gosipnya, si juragan harus mengeluarkan banyak uang untuk berurusan dengan polisi dan urusannya semakin kusut.

Itu juga yang menyebabkan saya terkadang takut jika produk-produk miring merupakan produk curian atau barang bermasalah.

Tapi di satu sisi, ada keyakinan yang membenarkan tindakan tersebut karena memang benar-benar tidak tahu bahwa barang yang dijual merupakan barang curian. Lagipula buah-buahan tidak memiliki surat-surat kepemilikan sehingga sangat sulit untuk mengetahui apakah itu produk legal atau malah produk-produk bermasalah.

Masalah Moralitas

Sebenarnya saya ingin menjadi pedagang bersih dan tidak ingin bermasalah. Tapi sejujurnya saja, terkadang ada sedikit nurani yang mempertanyakan kebenaran dari produk-produk dengan harga miring.

Katakanlah seperti kejadian beberapa hari yang lalu, seorang pedagang luar kota menawarkan jeruk dengan harga super murah dan bapak membelinya.

Tahu alasannya? Karena tidak laku dan mungkin pedagang tersebut ingin segera kembali ke kota asalnya. Hasilnya, sekotak jeruk berpindah ke lapak buah saya.

Atau tentang salak-salak pondoh yang banyak membusuk di pasar buah. Sebagai imbasnya, salak yang masih bagus dan layak jual ditawarkan dengan harga yang murah. Padahal di pasar tradisional, permintaan salak masih stabil dan harganya masih normal.

Dari dua kejadian tersebut lapak buah saya mendapatkan keuntungan yang boleh dikatakan sangat besar. Bahkan bisa mengambil untung antara Rp 5.000 – Rp 10.000/Kg karena menjualnya dengan harga normal.

Mungkin benar ini rejeki plus dari Tuhan. Mungkin karena sudah berbuat baik dan bekerja dengan bersih, mungkin Tuhan memberi hadiah dengan produk-produk super miring. Itu jika berpikir positif.

Di sisi lain, ada sedikit nurani yang terusik. Bukankah mengambil keuntungan atas penderitaan orang lain itu tidak baik?

Walaupun secara hukum hal tersebut sah karena dilakukan secara suka sama suka sesuai dengan harga yang disepakati, namun terkadang saya merasa kasihan karena ada juragan yang terpaksa menjual dengan harga miring karena situasi.

Atau mana mungkin ada produk bagus dengan harga super miring jika bukan produk-produk bermasalah?

Saya terkadang bingung sendiri. Secara moral sebenarnya hal semacam ini tidak baik dilakukan karena mengambil keuntungan atas situasi buruk orang lain atau bertransaksi dengan orang-orang yang berpotensi bermasalah. Di sisi lain, mereka melakukannya atas kesadaran dan pasti sudah berpikir dengan matang. Kalau pun bukan orang tua saya yang membeli dengan harga murah, pasti akan ada orang lain yang melakukannya.

Nah… Bagaimana menurut Anda jika dihadapkan dengan situasi yang demikian? Mengambil kesempatan yang ada atau tetap bermain aman dan tidak mendekati hal-hal yang meragukan? Bagikan di kotak komentar.

11 tanggapan untuk “Buah-Buahan dengan Harga Miring

  1. Serba salah dan banyak pemikiran yang tetiba muncul saat baca tulisan ini.

    But in the end, aku bakal bilang”business is business”πŸ˜…

    Suka

  2. Kalau saya tetap akan saya ambil sih, asak harus dipastikan ada bukti pembeliannya/kuitansi. Jadi jika ada masalah apa-apa kita bisa menunjukkan kuaitansi tsb sebagai bukti bahwa kita memang membeli buah tsb, meski dengan harga yang lebih murah.

    Suka

    1. Sebenarnya ada kuitansinya mas firman. Permasalahannya, biar bagaimana pun, klo ada masalah, pasti nanti dikira penandah ha ha ha…. tapi tadi barusan dapat 2 kotak jeruk dengan harga miring dari pedagang luar kota, nggak tahu juga kenapa kok bisa sangat murah sedangkan jeruk normalnya sekarang masih mahal πŸ˜€

      Suka

  3. Pengalaman berdagang itu macam2 ya. Ada suka ada dukanya. Ada untung ada ruginya. Ada rasa berslah ada rasa nyaman. Kita maunya untung dan jujur, eh tahunya pihak lainnya lg yg nipu.

    Tp betul jg ya, krn transaksi buah sprti itu gak ada surat menyuratnya…haha…sangat bs dimaklumi walaupun itu tdk semestinya utk jd pmbnran.

    Kalau saya sih, lebih memilih utk tdk dekat2 dg yg meragukan. Lebih baik ttp berhubungan dg yg udah dipercaya. Karena sekali kita ikutan “nipu” jlas itu berdampak dg kesan pelanggan terhadap kita yg seolah “ikutan”.

    Ibu sy juga seorang pdagang tradisional, brbgai pnglman jg prnh dilaluinya. Pernah jg dibohongi oleh pnjual ttg kualitas suatu jualan. Waktu sy mengetahui itu, sya sarankan jngn lg bertransaksi dg org tsb.

    Suka

    1. Iya mas desfortin macam2 orang klo di pasar. Klo saya juga sebenarnya lebih condong untuk gak ikutan terhadap barang2 yg meragukan, soalnya klo benar2 sial bisa kena tipu atau malah berurusan dengan pihak berwajib.

      Emang dalam berdagang itu yg diutamakan kepercayaan. Klo udah rusak, bakalan gak nyaman buat transaksi dengan orang yang sama.

      Disukai oleh 2 orang

Komentar ditutup.