3 Teknik Melayani Pembeli yang Saya Curi dari Kasir Indomaret

Cara melayani pembeli dengan benar

Sumber gambar : pojoksatu.id

​Apa yang Anda pikirkan tentang Indomaret?

Supermarket sukses yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Mungkin juga memiliki tim ahli di bidang pemasaran. Dan Indomaret merupakan contoh yang bagus untuk menjalankan bisnis yang menguntungkan.

Sementara kemustahilan untuk meniru manajemen indomaret, bagi pedagang di pasar tradisional atau pedagang-pedagang kecil yang baru merintis usaha, ada 3 teknik melayani pembeli yang bisa Anda tiru dari kasir Indomaret.

Walaupun terkesan aneh, tapi saya meyakini bahwa segala tindakan kasir Indomaret merupakan standar perusahaan yang telah melalui riset ketat. Berikut adalah apa yang saya amati dari kasir Indomaret; saya aplikasikan dalam mengelola lapak buah saya dan mendapatkan hasil positif :

1. Selamat Datang di Indomaret dan Selamat Berbelanja

Pertama kali masuk ke Indomaret, saya disuguhi dengan ucapan kasir “Selamat datang di Indomaret dan selamat berbelanja”. Aneh sekali. Saya berpikir bahwa keefektifan ucapan tersebut sangat rendah karena calon pembeli tidak menatap kasir tersebut.

Memang siapa yang akan peduli? Tidak ada.

Calon pembeli tidak akan menghiraukannya. Kekurangan lainnya, jarak antara kasir dan pintu masuk cukup jauh. Artinya, agar calon pembeli mampu mendengar ucapan selamat datang tersebut, kasir tersebut harus mengucapkannya dengan sedikit keras.

Bayangkan jika sedang ramai, tentu stamina kasir akan cepat terkuras. Dan pada akhirnya, mungkin akan mengucapkannya dengan nada lebih tinggi. Itu merupakan contoh yang buruk dalam pelayanan.

Bagian buruk lainnya, kasir mengucapkan kalimat tersebut bahkan ketika sedang melayani pembeli lainnya (membayar belanjaan). Menurut saya itu cukup menganggu dan tidak sopan.

Tapi siapalah saya. Tentu standar operasional telah melewati banyak pengujian sehingga perusahaan besar seperti Indomaret mengaplikasikan hal tersebut dalam melayani pembeli.

Saya tidak meniru kasir tersebut. Tapi teknik tersebut saya gunakan untuk melayani calon pembeli saya. Dan ini benar-benar teknik yang bagus untuk bisnis yang saya jalankan.

Kondisi lapak buah selalu seperti ini : Ada beberapa pembeli yang datang dan melihat-lihat buah-buahan yang tertata rapi di lapak saya. Beberapa kali ada pelanggan yang tidak mengatakan apapun dan pergi begitu saja. Saya tidak tahu mengapa mereka pergi, tapi dugaan saya, mereka tidak menemukan buah yang mereka cari. Dan saya tidak tahu buah apa itu.

Meniru kasir Indomaret, setiap ada pelanggan yang datang, saya langsung mengucapkan “Silakan, mau beli apa?” (dalam pengapikasiannya menggunakan bahasa jawa). Dan boom…. saya tahu apa yang buah apa yang dicari oleh calon pembeli.

Jika banyak calon pembeli yang mencari buah mangga dan saya tidak sedang menyediakannya, maka saya akan mengatakan kepada orang tua saya bahwa banyak orang yang mencari buah mangga dan keesokan harinya, buah mangga akan tersedia.

Keuntungan lainnya adalah jika saya sudah memiliki stok mangga, tapi masih belum terkirim, maka saya mengatakan kepada calon pembeli bahwa buah yang mereka cari akan tersedia beberapa jam kemudian (biasanya sore hari) sehingga calon pembeli bisa kembali lagi beberapa jam kemudian.

Selain itu, ucapan saya merupakan bentuk sopan santun dan keramahan. Dan saya masih berusaha menyempurnakan teknik yang satu ini untuk bisnis yang saya jalankan.

2. Tidak Sekalian Pulsa Pak/Bu

Setelah Anda berbelanja dan membayar apa yang Anda beli, setelah transaksi selesai, maka Anda akan menemukan kasir Indomaret mengatakan “Tidak sekalian pulsa Pak/Bu?”, benar?

Ucapan kasir tersebut merupakan bahan candaan di keseharian orang-orang. Semacam lelucon yang ditertawakan bersama. Tapi teknik ini benar-benar efektif dalam melayani pembeli. Saya bahkan pernah melihat dengan mata kepala sendiri ada orang yang menerima penawaran tersebut. Dan saya berpikir itu sangat bagus digunakan dalam bisnis saya.

Berbeda dengan kasir Indomaret yang menawarkan pulsa, di mana hampir semua orang telah memiliki handphone dan membutuhkan pulsa sehingga bisa diucapkan untuk semua orang, dalam berjualan buah saya membatasi dengan 2 kondisi berikut :

  • Buah yang ditawarkan merupakan buah dengan kualitas di atas rata-rata.
  • Buah yang ditawarkan memiliki harga miring dibanding pesaing.

Aturan pertama bertujuan untuk memberi pengalaman yang menyenangkan. Misalkan buah semangka yang manis sekali. Setelah transaksi saya akan mengatakan “Tidak sekalian semangkanya pak/bu, rasanya manis sekali?”. Dan jika pembeli tersebut menerima penawaran saya, kemudian membeli semanka, ketika mereka mengkonsumsi semangka tersebut dan puas dengan rasanya, mereka akan mengingat hal tersebut. Lain waktu, ketika saya menawarkan buah lainnya, mereka tahu bahwa buah yang saya tawarkan benar-benar buah berkualitas.

Dalam kondisi pertama, harga bukan masalah. Yang penting buah yang saya tawarkan memiliki kualitas di atas rata-rata.

Kondisi kedua merupakan produk yang harganya murah. Setelah transaksi selesai, saya akan mengatakan “Tidak sekalian salaknya bu/pak, salak harganya murah?”. Biasanya pembeli juga tidak akan menolak penawaran di mana harga produk lebih murah dari harga normal. Dan mereka pun akan membelinya.

Walaupun dalam pengaplikasiannya (menurut pengamatan semata, bukan data), teknik ini lebih berhasil ketika melayani pembeli kelas menengah ke atas. Tapi tetap saja saya menggunakan teknik ini untuk semua pelanggan saya.

3. Terima Kasih

Teknik ini hampir digunakan oleh seluruh perusahaan, bukan hanya kasir Indomaret. Kita semua tahu kekuatan ucapan terima kasih.  Dan dalam bisnis pun, Anda harus mengucapkan terima kasih kepada pelanggan setelah proses jual-beli selesai dilakukan.

Menurut saya, ucapan terima kasih yang tulus bisa memicu perasaan senang bagi pelanggan. Sebagai pedagang, saya hanya benar-benar berterima kasih kepada mereka yang berbelanja di tempat saya. Dan teknik ini merupakan teknik wajib yang harus dibiasakan dalam melayani pembeli.

Yang membuat saya prihatin adalah tidak semua pedagang di pasar tradisional menggunakannya. Dan itu bisa mengurangi penilaian orang tentang berbelanja di pasar tradisional. Karena keramatamahannya kurang jika tidak ada ucapan terima kasih.

Kesimpulan

Sekarang Anda bisa menjadi penjual yang ramah. 3 teknik tersebut saya gunakan dalam mengembangkan bisnis saya. Meskipun tidak ada data valid tentang keberhasilan teknik-teknik tersebut, saya meyakini bahwa teknik tersebut membuat bisnis saya lebih baik dari sebelumnya.

Tentu Anda tidak perlu meniru persis apa yang saya lakukan. Anda bisa bereksperimen dan melakukan modifikasi, atau Anda bisa belajar dari pemimpin pasar dalam bisnis Anda karena tentu pemimpin pasar memiliki banyak hal yang membuat mereka menjadi sukses dan menjadi pemimpin.

Apakah Anda pernah menggunakan teknik-teknik di atas dalam bisnis Anda? atau Anda punya teknik lainnya? Bagikan di kotak komentar yang telah disediakan.

56 tanggapan untuk “3 Teknik Melayani Pembeli yang Saya Curi dari Kasir Indomaret

  1. Pelayanan di indomaret emang ramah. Cocok buat ikut diaplikasikan bang.
    Tapi ngomong2 agak oot nih, kenapa alfamart sering letaknya agak dekatan yak?

    Disukai oleh 3 orang

    1. Ehm, saya pernah membicarakan ini dengan seseorang yang lupa siapa.

      Orang itu menjelaskan bahwa pemiliki indomaret dan alfamart bersaudara. Tujuan mereka berdekatan adalah supaya jika ada pelanggan yang awalnya tidak menemukan sesuatu di indomart misalnya, dia akan langsung ke alfamart, bukan ke tempat lain. Gitu.

      Benar atau enggaknya info ini saya kurang tau.

      Disukai oleh 2 orang

    2. Dulu pernah dengar sih. Katanya persaingan. Sebelum mendirikan alfamart atau indomaret tentu melakukan riset untuk menemukan tempat strategis. Dan itu butuh biaya besar. Lalu cara termudah adalah meniru pesaing tanpa melakukan riset. Dimana ada indomaret hampir pasti ada alfamart dan sebaliknya.

      Disukai oleh 2 orang

  2. Terimakasih infonya Bang Shiq4. Saya juga lagi pengen bikin usaha dan tips-tips dari senior begini pastilah sangat berguna.

    Disukai oleh 1 orang

  3. Yap, ketiga teknik yang Anda bagikan tersebut pastinya sangat bagus dan merupakan strategi marketing yang jitu dalam bisnis apa saja, yang sudah seharusnya diaplikasikan. Karena pembeli/pelanggan adalah raja.

    Saya ada pengalaman, saat saya pergi ke toko fotokopi. Hasil kerja si petugas / penjaga toko fotokopinya sangat bagus, bahkan dari beberapa toko fotokopi yang pernah saya datangi, di tempat itu yang paling bagus, baik kualitas fotokopinya maupun kerapiannya saat menjilid dan kecepatannya bekerja.

    Tapi, bagian terburuknya, orangnya tidak friendly, wajahnya kurang sabar gitu, bahkan ketika ditanya jawabnya agak ketus dan egois gitu. Pokoknya kesanku dengan orang tersebut gak positiflah.

    Sehingga, di lain kesempatanpun saya jadi rada males datang kesitu lagi, walaupun jujur, saya suka kualitas fotokopiannya. Tapi karena saya udah punya kesan yang buruk tentang toko fotokopi tersebut, maka lebih baik memilih yang lain.

    Terimakasih buat tips kerennya, mas Shiq4.

    Suka

    1. Wah saya belum menguasai mas desfortin klo tentang keramahtamahan. Masih belajar. Cuma masalaj yg saya hadapi saat iini adalah nada suara saya yang kadang2 tinggi sehingga kesannya kurang bersahabat. Masih belum baca referensi apapun dal hal ini.

      Suka

  4. Kayaknya kalau indo atau alfa , retail sejenis itu kita masuk karena butuh belanja. Mau ada terima kasih atau gak ttp belanja. Soalnya pas kita berenti dan masuk niatnya udh jelas ada barang yg harus dibeli atau mau narik uang di atm, toh pelayanan extra ramah dll baru kita tahu pas kita masuk dan buka pintu. Beda kalau kita main ke mall. Liat liat barang, nah pelayanan ekstra baru deh jadi salah satu penarik.
    Soalnya belum pernah ada kasus , ada konsumen yg cuma liat2 barang di dua jenis retail itu.

    Suka

    1. Iya. Mungkin cuma bentuk keramahtamahan saja mengucapkan terima kasih. Tapi juga penting sih menghargai pembeli. Dan ucapan terima kasih merupakan kata yg tepat untuk melakukannya.

      Disukai oleh 1 orang

  5. Di bank tpt aku kerja juga ada teknik no. 2. Kami sebut dengan Cross selling. Beli 1 ditawarin produk lain. Trgntung si petugas. Klo pinter nawarin, biasany selalu berhasil.
    Aku jual oriflame juga sering pake teknik no.2. And, it works! 🙂

    Disukai oleh 1 orang

  6. Terima kasih, datang kembali.
    Pak/bu, nggak beli yang ini, ada testernya loh. Ini enak banget! Nggak bakal nyesel, deh! *yg ada penjualnya nyesek kalo ditolak* 😀

    Suka

  7. Tapi kalau di toko, saya suka sebel tiap ditanyain “Mau cari apa, Mba?”/”Ada yang bisa saya bantu?” Padahal niatnya cuma cuci mata hahaha. Bisa jadi pembeli yang cuma berhenti sejenak ke lapak itu sejujurnya cuma cuci mata. Tapi karena ditanya sama pedagangnya, mau nggak mau ya harus jawab. Makin zonk kalau yang ditanyakan secara iseng justru tersedia 😀 *pembeli ngeselin

    Suka

  8. Kadang saya suka dapet pelayanan yang engga enak di indomaret maupun supermarket besar, kadang si mba mba kasir nya suja rese dan nyolot ke pelanggan entah lagi bad mood atau entah gimana.. makanya kadang saya suka males hahaha.. yang paling nyebelin adalah bentuk donasi yang ada disana, seakan akan pelanggan di paksa untuk donasi. Iya sih mungkin cuma 100 atau 500 rupiah tapi kalau kata saya sih kadang donasi nya berujung ke pemaksaan ke pelanggan kadang2. Pernah saya ga mau donasi malah nyolot mba2 kasir nya, lah kan hak saya juga ya ga mau donasi hahahaha..

    Suka

    1. Klo masalah nyolot mungkin benar lagi bad mood tuh kasir. Tapi dalam bisnis hal sacam itu nggak boleh sebenarnya. Soalnya bisa merusak brand.

      Suka

Komentar ditutup.