Tag: Penulis Buruk

Surat Singkat untuk Pembaca Shiq4

Surat untuk pembaca shiq4

Saya memulai blog ini tanpa harapan apapun. Sejak postingan pertama, saya hanya menulis untuk mencari kepuasan pribadi. Menulis merupakan pelarian saya karena rasa frustasi sejak menderita skizofrenia. Dan sangat kebetulan sekali saya cocok dengan kegiatan menulis.

Pertama, mungkin saya hanya ingin menyampaikan terima kasih. Terutama bagi bloger-bloger yang sejak awal berkomentar di Shiq4. Sebenarnya saat itu saya merasa kesepian. Dan kehadiran kalian merupakan sebotol air di padang gurun. Meskipun saya tidak pernah berharap sedikit pun akan ada yang membaca tulisan saya, kenyataannya saya senang ketika melihat statistik pengunjung yang kian meningkat saja tiap bulannya.
Lanjutkan membaca “Surat Singkat untuk Pembaca Shiq4”

Iklan

Hari ke-16 : Penulis dan Kebingungan

Tidak akan pernah menyerah berjuang menjadi penulis​Sumber gambar : Rudylim.com

Memasuki hari ke-16, separuh jalan sudah kulewati. Tinggal 14 hari lagi dan aku akan mengakhiri siksaan berjuang untuk terus menulis setiap hari. Aku suka menulis, tapi menulis dengan topik yang ditentukan orang lain, itu perkara lain. Walaupun aku sudah terbiasa melakukannya mengingat aku adalah penulis artikel, tetap saja tantangan Jeff Goins sulit kutaklukan.

Awalnya kukira tantangan ini mudah. Dengan aturan menulis minimal 500 kata, aku cukup sombong untuk mengatakan kepada diri sendiri bahwa itu bukan masalah besar. Tapi setelah setengah perjalanan kulalui, aku hanya menuai kekecewaan. Beberapa tulisan tampak buruk. Dan aku menyesal telah berlaku sombong. Lanjutkan membaca “Hari ke-16 : Penulis dan Kebingungan”

Hari ke-7 : Surat untuk Anak-Anak di Masa Depan tentang Menulis

anak-kecil-perempuan-cantik

Sebenarnya ayah bukanlah penulis yang baik. Ayah baru rutin menulis ketika sudah berumur di atas 25 tahun. Benar kata orang, umur tidak bisa berbohong, dan itu yang menyebabkan ayah masih menghasilkan tulisan-tulisan buruk. Meskipun sudah banyak membaca tips-tips menulis, sepertinya itu tidak mengubah apapun.

Seandainya saja ada orang yang mengingatkan dan memberi nasihat untuk rajin menulis ketika ayah masih berusia 18 tahunan, mungkin itu akan menjadi nasihat terbaik dalam hidup ayah.

Di masa itu pekerjaan ayah hanya bersenang-senang dan tidak produktif. Bahkan ayah tidak peduli dengan sekolah. Saat itu ayah hanya benar-benar berpikir bahwa sekolah tidak ada gunanya. Ayah hanya menginginkan ijasah kelulusan. Tidak lebih dari itu.

Lanjutkan membaca “Hari ke-7 : Surat untuk Anak-Anak di Masa Depan tentang Menulis”

Mindset Penulis Baik : Tak Ada Ide yang Buruk

​​Sumber gambar : viva.co.id

Semua penulis tahu aturannya : Menulislah sesering mungkin dan mungkin suatu saat Anda menjadi penulis hebat.

Tapi kita juga mengetahui bahwa itu termasuk bentuk kerja keras. Tidak semua orang bisa melakukannya. Tanpa perjuangan, penulis pemula hanya berakhir dengan kibaran bendera putih.

Indikasi termudah yang bisa terlihat adalah tumpukan draft. Bagaimana pun juga, draft tersebut ada karena penulis pernah berpikir, apapun yang tertulis pada draft adalah gagasan bagus. Namun seiring waktu berjalan, tumpukan draft membuat frustasi, lebih mudah membuangnya daripada menyelesaikan apa yang pernah dimulai.

Lanjutkan membaca “Mindset Penulis Baik : Tak Ada Ide yang Buruk”