Tag: Pasar Tradisional

Hari yang Sibuk (01)

Selasa.

Dapat penjualan yang lebih. Rasanya menyenangkan jika teringat 3 hari yang misterius. Sayangnya, sekitar pukul 4 sore mulai turun hujan. Tidak ada lagi pembeli.

Hingga pukul 6, hujan masih turun. Gerimis saja. Aku nekat pulang dari pasar saja. Basah sedikit.

Sampai di rumah minum kopi setengah cangkir. Kemudian tidur. Dingin membuatku berlayar ke pulau kapuk dengan mudah. Berselimut dan benar-benar tidur.

Lanjutkan membaca “Hari yang Sibuk (01)”

Iklan

3 Hari yang Misterius

3 Hari yang MisteriusSumber gambar: Kompasiana.com

Sejak aktif terlibat dalam berdagang bersama orang tua sekitar dua tahun lalu, baru kali ini aku mengalami kejadian yang sangat aneh. Beberapa hari yang lalu, selama tiga hari berturut-turut, penjualan menurun drastis.

Biasanya, di siang hari, rata-rata bisa dapat penjualan hingga 200 ribu. Kalau sedang berair rongkong, bisa dapat sampai 300-400 ribu. Jam kerjanya antara pukul 12 hingga pukul 4 sore.

Tetapi tiga hari itu, meski tidak hujan dan hari sedang panas, aku hanya dapat antara 30-50 ribu saja. Kejadian pertama selama dua tahun terakhir dan terjadi 3 hari berturut-turut.

Lanjutkan membaca “3 Hari yang Misterius”

Mojosari: Musim Mangga Podang 2017

Foto mangga podangSumber gambar: Tironmakmur17.wordpress.com

Bulan Oktober ini seperti bulan jatuh dalam ribaan. Setelah munculnya semangka dengan harga sangat murah, di bulan ini juga mulai muncul mangga-mangga podang.

Boleh dikatakan mangga podang merupakan jenis mangga pertama yang kami jual tahun ini. Berkaca pada tahun lalu, di mana kami mengalami kesulitan menjual mangga, tahun ini kami memulai semuanya dengan baik.

Mangga podangnya selalu habis terjual. Walaupun ingatanku seperti biang-biang kain, kurasa setidaknya sudah 3 sampai 4 kali pasokan dan semuanya lancar.

Lanjutkan membaca “Mojosari: Musim Mangga Podang 2017”

Oktober 2017 : Kejutan Harga Semangka yang Murah

Sumber gambar : kabardunia.com

Jika bulan lalu kami mendapat garbis dengan harga miring dan menjualnya dengan harga normal, maka di akhir September dan awal Oktober, harga semangka benar-benar murah.

Baik semangka merah tanpa biji dan semangka Inul (lonjong dan kuning), keduanya hanya dibandrol Rp 5.000,00/Kg.

Itu merupakan harga jual termurah sepanjang tahun 2017. Yang menggembirakan, dengan harga tersebut, kami sudah mengantongi untung yang lumayan besar.

Lanjutkan membaca “Oktober 2017 : Kejutan Harga Semangka yang Murah”

Menangkap Lalat

Menangkap LalatSumber gambar : infoyunik.com

Jam kerjaku siang hari. Di waktu itu, pasar sudah sangat sepi. Pedagang lain sudah pulang.

Di sekitarku, saat siang, hanya tersisa satu penjual bakso, satu penjual tahu campur, dan satu penjual sempol. Jadi, aku tidak banyak berinteraksi dan hanya diam di lapakku.

Terkadang kondisinya sangat tidak mengenakan. Kalau sedang sepi, praktis aku hanya duduk santai sambil membaca konten-konten di internet. Meskipun kondisi semacam itu membuatku sedih, tapi aku tetap percaya ada hari ada nasi. Jadi, aku selalu berusaha tetap bersemangat ketika berjualan.

Lanjutkan membaca “Menangkap Lalat”

Garbis-Garbis di Bulan Agustus

Garbis-Garbis di bulan agustusSumber gambar : Ptjlo.co.id

Musim garbis sudah berlangsung sejak Mei 2017 dan kini memasuki bagian akhir. Tidak ada lagi garbis kretek, hanya garbis-garbis bisma.

Penjualan garbis pun tidak banyak. Beberapa kali bapak memasok garbis sebanyak 50-an Kg saja. Itu pun tidak habis. Meskipun cuacanya sangat panas dan cocok untuk minum es garbis, sepertinya minat masyarakat sudah jauh menurun dibanding ketika bulan puasa beberapa waktu yang lalu.

Lanjutkan membaca “Garbis-Garbis di Bulan Agustus”

Anak yang Memukuli Ibunya

Anak memukul ibunyasumber gambar : Jurnalsumut.com

Kehidupan di pasar tradisional cukup beragam. Mulai dari pengemis-pengemis kecil, orang-orang bernasib malang, persaingan pedagang, hingga pencurian. Dan dua hari yang lalu ada anak yang memukuli ibunya di dalam pasar.

Siang itu, karena aku ingin buang air kecil, kutinggalkan lapak buah dan menuju ke kamar mandi umum yang tak jauh dari lapakku.

Ada kerumunan di depan kamar mandi. Menurut percakapan yang kudengar, ada anak yang memukuli ibunya sendiri. Aku melihat seorang bapak, mungkin berusia akhir 30-an atau awal 40-an, memukuli nenek-nenek dengan kayu.

Lanjutkan membaca “Anak yang Memukuli Ibunya”

Persaingan Pakaian di Mojosari

Persaingan pedagang pakaian pasar tradisional melawan toko modernSumber gambar : Duajurai.com

Aku hidup seperti bayangan. Tidak pernah ada yang menyadari keberadaanku. Suatu kebetulan karena diperhatikan orang lain membuatku tidak nyaman.

Sepertinya aku seperti Kuroko dalam film Kuroko No Basuke. Hanya ada sebagai pendukung orang lain dan tidak mampu bersinar tanpa bantuan orang lain.

Meskipun begitu, aku punya kelebihan untuk mengamati. Walaupun tidak ada gunanya dalam menunjang kehidupanku, aku suka melakukannya dan kemudian memikirkannya seorang diri. Bagiku berpikir adalah kebutuhan. Dan aku harus melakukannya agar tetap merasa bahagia di duniaku sendiri. Lanjutkan membaca “Persaingan Pakaian di Mojosari”

Rasanya Dibenci Itu…..

​Sumber gambar : bintang.com

Saya memiliki pendekatan yang berbeda dengan bapak dan ibu dalam menjalankan jual beli. Mereka berdua banyak mengajarkan saya mengenai berdagang dan saya menyukai apa yang terjadi.

Bukannya meremehkan ilmu dan pengalaman kedua orang tua saya, tapi dari beberapa segi saya masih melihat banyak hal yang perlu dibenahi dalam pengelolaan lapak buah kami.
Lanjutkan membaca “Rasanya Dibenci Itu…..”

April 2017 : Salak Pondoh Mulai Langka

Catatan april 2017 salak pondoh​Sumber gambar : alfiyaninovi.wordpress.com

Sepertinya musim salak pondoh sudah mulai habis. Selama bulan April ini pasokan salak pondoh mulai menurun. Akibatnya, harganya pun naik meskipun sebenarnya kualitas salah di bulan April lebih buruk dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Lapak buah kami biasanya membandrol salak pondoh kecil di harga Rp 8.000/Kg. Namun belakangan harganya menjadi Rp 12.000/Kg.

Berita baiknya, penjualannya malah meningkat. Menurut catatan saya sudah dua kali lapak buah kami mampu menjual sekitar 100 Kg salak dalam sehari saja. Mungkin kelangkaan dan harga mahal bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi penjualan. Tapi hingga sejauh ini saya masih tidak bisa mengerti mengapa hal semacam ini bisa terjadi.

Lanjutkan membaca “April 2017 : Salak Pondoh Mulai Langka”