Tag: Nasionalisme

8 Kosakata Penting untuk Para Bloger

Kosakata penting untuk para bloger

Sumber gambar: idntimes.com

Menarik sekali apa yang dikatakan Eko Endarmoko, penyusun ”Tesamoko, Tesaurus Bahasa Indonesia Edisi Kedua” dalam tulisan berjudul Relik yang diterbitkan Kompas pada 9 Desember 2017:

“Kebanggaan yang bertolak melulu dari jumlah. Seakan-akan tingkat peradaban bangsa bisa dengan gampang diukur dari jumlah khazanah kata yang mereka miliki. Banyak adalah dahsyat, hebat, menakjubkan.”

“Menyedihkan adalah, ”bagian kecil”—yang pasti masih bisa kita tambahkan—itu tadi tampak bagi kita lebih menyerupai relik di museum bernama kamus bahasa Indonesia. Mereka terpajan di sana semata sebagai buah akal budi dari masa lampau.”

Lanjutkan membaca “8 Kosakata Penting untuk Para Bloger”

Iklan

Review Buku Bung Karno : Penyambung Lidah Rakyat Indonesia

Review buku Bung Karno : penyambung lidah rakyatSumber gambar : mooibandoeng.com

Akhirnya selesai juga. Ini merupakan buku pertama yang saya baca melalui apps reader di smartphone.

Walaupun butuh waktu lama untuk menyelesaikannya karena rutinitas saya sedikit berubah, tapi saya berhasil melewati bab demi bab dengan baik.

Ini juga merupakan buku pertama tentang nasionalisme yang pernah saya konsumsi. Sepertinya akan ada beberapa buku sejenis yang akan saya nikmati dalam beberapa bulan mendatang.

Lanjutkan membaca “Review Buku Bung Karno : Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”

Arti Kemerdekaan bagi Shiq4

Arti Kemerdekaan Bagi Shiq4

17 Agustus.Hari kemerdekaan. Identik dengan perlombaan dan perayaan di berbagai daerah, bersuka cita karena kita sudah menjadi bangsa yang merdeka.

Sebagian masyarakat juga mengadakan syukuran, mendoakan para pejuang. Juga sebagai wujud terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa atas kemerdekaan yang kita raih 71 tahun yang lalu.

Televisi pun menayangkan film-film tentang perjuangan. Berharap bisa menumbuhkan rasa nasionalisme yang mulai memudar. Beberapa tokoh politik dan pejabat pun bergantian mendefinisikan arti kemerdekaan bagi mereka. Anda bisa menemukan pandangan tokoh-tokoh tersebut di media massa.

Tapi saya tidak terlalu antusias dengan perlombaan. Juga tidak mengikuti syukuran yang diadakan di desa saya. Saya pun tidak menonton film-film lama tentang perjuangan. Jika pihak televisi ingin terlihat serius, sebaiknya mereka merilis film-film baru yang lebih baik. Bukan menayangkan film-film lama. Saya pun tidak begitu memahami definisi “Arti kemerdekaan” yang dikatakan para tokoh.

Bukan karena saya aneh. Tapi lebih karena…..:

Hilangnya Nasionalisme di Hati

Saya ingat dengan jelas betapa saya menyukai kisah-kisah perjuangan. Saya meminjam banyak buku perjuangan ketika saya masih SD. Dan hal tersebut membuat saya memiliki rasa nasionalisme yang lumayan. Saya pun pernah mengikuti olimpiade PPKN. Jadi, saya punya teori yang bagus tentang menjadi warga negara yang baik.

Pernah ada suatu masa dimana setiap kali saya menonton sepak bola timnas, saya selalu merasa bangga. Walaupun Indonesia jarang keluar sebagai juara ketika berkompetisi, entah mengapa saya tetap menyukainya. Begitu pun ketika mendengar atau membaca prestasi-prestasi anak bangsa di luar negeri, saya selalu menyukainya.

Namun semua hal berubah. Begitu pula dengan rasa nasionalisme saya. Perlahan saya menyadari bahwa saya bukanlah saya seperti beberapa tahun yang lalu. Para pemimpin korupsi, narkoba merajalela, dan bahkan hiburan masyarakat seperti sepak bola pun harus kena sanksi FIFA karena sikap kekanak-kanakan orang-orang yang berkepentingan.

Saya merasa kecewa. Sepertinya semua orang tidak punya rencana berkorban demi Indonesia. Mereka hanya mengurusi diri sendiri. Dan saya pun tidak mau peduli dengan bangsa ini. Perlahan tapi pasti, sikap nasionalisme mulai hilang dari hati saya. Jika ada sesuatu yang saya pedulikan, itu pasti adalah diri saya sendiri dulu, baru bangsa ini.

Apa yang Anda Berikan Pada Bangsa Ini?

Pernyataan yang sering dilontarkan orang-orang besar kepada rakyat kecil : “Apa yang sudah Anda berikan untuk Indonesia?”. Biasanya sih setelah berpidato seolah mereka sudah berbuat banyak untuk negeri ini.

Saya bisa dengan cermat menjelaskan bagaimana cara mendapatkan pelanggan atau cara memenangkan persaingan dengan pedagang lain. Tapi jika ditanya tentang pertanyaan diatas, jawaban saya selalu sama, yaitu “Apa yang diinginkan Indonesia dari saya?”

Para pejabat dan politikus bisa dengan mudah mengklaim telah berkorban demi Indonesia. Merekalah yang merancang berbagai kebijakan di negeri ini. Atlet pun demikian. Mereka berjuang untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Begitu pun orang-orang berprestasi yang mengikuti lomba fisika atau kimia, mereka bisa berbangga karena bisa membawa Indonesia juara dunia beberapa kali. Sedangkan rakyat biasa seperti saya dan rakyat yang tidak tahu harus berbuat apa untuk Indonesia, bingung dengan pemikirannya sendiri.

Alangkah baiknya jika ada program yang membuat kami bisa sedikit berkorban untuk Indonesia. Sekecil apapun itu. Setidaknya semua orang masih punya sedikit rasa nasionalisme. Sebelum rasa itu benar-benar hilang, beritahukan apa yang harus kami lakukan untuk Indonesia tercinta. Apakah Anda punya jawabannya? Kotak komentar selalu terbuka.

Arti Kemerdekaan bagi Shiq4

Beberapa negara mendapatkan kemerdekaan karena pemberian bangsa lain. Sedangkan bangsa kita mendapatkan dengan banyak pengorbanan. Sudah sepatutnya kita berbangga dengan sejarah yang kita miliki.

Lalu apa arti kemerdekaan bagi Shiq4?

Secara sederhana kemerdekaan berarti memperjuangkan mimpi-mimpi para pejuang kita. Menjadi bangsa yang disegani bangsa lain, mandiri, dan makmur. Bukan mengisinya dengan bersenang-senang saja dan melupakan perjuangan untuk merdeka.

Tapi sepertinya masyarakat kita terlalu berbangga dengan sejarah. Kita seolah tidak berkembang. Bahkan kalah dengan bangsa lain yang mendapatkan kemerdekaan tanpa perjuangan. Pernah telepon presiden kita disadap oleh negara lain dan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Ada juga kebudayaan yang diklaim oleh negara lain, kita pun tidak bisa apa-apa. Kita “terlihat” takut dengan bangsa lain.

Lihatlah ke sekeliling, berapa banyak produk-produk luar negeri yang kita konsumsi? Secara ekonomi kita masih terjajah. Dan sepertinya itu tidak akan berubah dalam jangka waktu yang lama jika kita tidak berbenah.

Sepertinya masih terlalu cepat bagi kita untuk berpuas diri dengan berbagai pesta perayaan kemerdekaan. Ingatlah satu hal, kita belum sepenuhnya merdeka. Masih terlalu banyak hal yang harus diperjuangkan agar kita menjadi bangsa yang besar. Jangan terlalu menuntut orang lain untuk melakukannya, segera mulailah dari diri sendiri.

Belajar Mencintai Indonesia Lagi

Seperti yang saya katakan diatas, rasa nasionalisme saya perlahan menghilang. Saya terlalu sibuk mencari uang dan bersenang-senang sehingga rasa itu hilang dari dada. Saya merasa malu ketika membaca “Mawar Jepang”, pengorbanan rakyat jepang untuk negaranya membuat saya terharu. Seandainya saya orang jepang, pasti saya merasa bangga menjadi bangsa jepang.

Tapi saya bukan orang jepang. Saya lahir dan dibesarkan di indonesia. Bangsa yang dikenal ramah oleh penduduk dunia. Meskipun dalam hati saya sendiri masih bingung dengan pertanyaan “Apa yang diinginkan Indonesia dari saya?”, tapi saya benar-benar memikirkannya beberapa hari setelah perayaan kemerdekaan tahun ini.

Saya ingin mencintai Indonesia lagi seperti saat saya masih kecil. Saya ingin merasa bangga lagi dengan Indonesia, baik itu kelebihan dan kekurangannya. Mungkin membaca buku-buku tentang Indonesia bisa membangkitkan rasa nasionalisme lagi. Mungkin terus mengawasi kasus-kasus korupsi mampu menghilangkan kekecewaan yang dulu pernah singgah. Dan mungkin saja, semua orang sedang memperjuangkan Indonesia untuk menjadi bangsa yang lebih baik dengan caranya masing-masing.

Hari ini saya hanya ingin mengatakan bahwa saya ingin mencintai Indonesia tanpa syarat apapun. Saya juga ingin mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya. Walaupun tidak ada tindakan nyata dari saya yang bisa saya sombongkan, tapi saya benar-benar ingin berkorban untuk Indonesia. Kemudian para pejuang akan tersenyum bahagia karena Indonesia menjadi negara maju seperti yang mereka inginkan 71 tahun yang lalu.

Kalau teman-teman, apa yang sudah Anda berikan untuk Indonesia? Mungkin tindakan kecil Anda untuk Indonesia bisa menginspirasi pembaca setia blog ini. Jadi, jangan ragu untuk berbagi di kotak komentar

Sumber gambar : penaaksi.com

Review Buku Mawar Jepang

image

Ini adalah buku kedua yang berasal dari negeri sakura. Buku pertama yang saya baca adalah the Tokyo zodiac murder, buku tentang detektif. Berbeda dengan buku jepang sebelumnya, buku ini mengisahkan patriotisme orang-orang jepang dalam perang dunia di tahun 1940-an.

Saya baru mengetahui bahwa dibalik kekalahan jepang pada perang dunia kedua tersimpan kisah istimewa. Ada pengorbanan, ada tangisan, dan ada kebanggaan. Tidak saya sangka, jepang merasa malu atas kekalahan demi kekalahannya. Di saat terdesak, pemerintah jepang menggunakan semua pemudanya untuk mengabdi kepada negaranya.

Tanpa saya sangka, banyak sekali orang jepang yang menjunjung tinggi semangat bushido para samurai. Mereka meninggalkan keluarga, kekasih, dan anak-anak mereka untuk bergabung dengan militer jepang. Bahkan, ada yang disebut dengan “angin Tuhan”. Itu adalah sebutan bagi pilot yang menjalankan misi bunuh diri dengan menerbangkan pewasat tempur dan kemudian menabrakkannya ke kapal militer musuh.

Lanjutkan membaca “Review Buku Mawar Jepang”