Tag: menulis pengalaman pribadi

Optimis Berhenti Merokok Selamanya

Optimis berhenti merokok

Sumber gambar: hellosehat.com

Tiga hari terakhir aku absen ngeblog. Itu berarti jatah liburku dalam menyelesaikan ODOP setahun telah habis. Aku sudah libur sebanyak 12 kali.

Tetapi semua sepadan. Dalam 3 hari terakhir, aku menjalankan rencana yang telah kususun untuk berhenti merokok dan sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan.

Di hari pertama, aku hanya menghabiskan 3 batang rokok. Di hari kedua, aku menghabiskan 2 batang rokok. Kemarin, hanya menghabiskan sebatang rokok. Dan hari ini, rencananya tidak merokok lagi.

Bagi sebagian orang, berhenti merokok bagai menyandang galas tiga. Terutama jika kebiasaan merokok sudah mengakar kuat selama bertahun-tahun. Setidaknya aku sudah mencoba selama 6 bulan terakhir dan selalu berakhir dengan kegagalan.

Lanjutkan membaca “Optimis Berhenti Merokok Selamanya”

Iklan

Pengalaman Skizofrenia : Waham Penulis Besar

Pengalaman Waham SkizofreniaSumber gambar : macrofag.blogspot.co.id

Beberapa pembaca tulisan saya ingin mengetahui lebih banyak tentang skizofrenia. Karena saat itu saya berjanji akan mengulasnya, maka saya menulis postingan sederhana ini untuk menjawab sedikit rasa penasaran tentang skizofrenia.

Ini mengenai waham. Pengertian waham yang mudah dicerna berikut saya kutip dari Abualbanicentre :

Lanjutkan membaca “Pengalaman Skizofrenia : Waham Penulis Besar”

10 Saran Terbaik yang Terbukti Bekerja dengan Baik untuk Bloger Pemula

Saran untuk blogger pemula
Saya masih ingat ketika masih pemula. Hampir setiap hari menjelajahi internet untuk mencari tips, nasihat, maupun saran dari bloger-bloger berpengalaman. Bukan perkara mudah, terkadang hasil pencarian Google begitu buruk. Satu-Satunya cara adalah mengubrak-abrik arsip blog-blog terkenal dan mengikuti link-link yang merekomendasikan bloger sukses lainnya.

Masalah tidak selesai ketika saya sudah menemukan apa yang yang saya cari. Dari sekian banyak tutorial yang saya baca, mayoritas benar-benar sulit diterapkan untuk pemula dan hanya mampu dipahami oleh bloger-bloger profesional. Jadi, harus sering bereksperimen agar menemukan mana saran yang bekerja dengan baik untuk mengembangkan blog yang saya kelola.

Lanjutkan membaca “10 Saran Terbaik yang Terbukti Bekerja dengan Baik untuk Bloger Pemula”

Rabu 15 Juli 2015

Aku memulai hari dengan sangat baik. Bangun pagi, menikmati secangkir kopi bersama beberapa batang rokok, dan bekerja seperti biasanya.

Ada sedikit kejutan yang terjadi di pasar pagi tadi. Entah karena faktor apa penjualan buah lebih banyak dari sebelumnya. Padahal beberapa hari menjelang lebaran kebanyakan orang lebih suka belanja sandal, sepatu, baju, atau celana. Mungkin sudah rejekinya.

Perubahan drastis ini menyebabkan saya berspekulasi bahwa penjualan buah akan terus meningkat menjelang lebaran. Pasalnya, saya selaku pedagang, memberlakukan harga yang sama seperti harga hari-hari biasa. Padahal di tempat para juragan harga buah-buahan merangkak naik.

Imbasnya, penjualan buah yang saya lakukan meningkat drastis. Bahkan ada optimisme bahwa penjualan buah bisa mencapai 3x lipat pada sehari setelah lebaran. Hampir setiap tahun seperti itu. Dan semoga tahun ini lebih ramai dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Meskipun begitu, tak selamanya berjualan buah itu selalu menyenangkan. Di sore hari sampai malam hari penjualan masih stagnan sebagaimana hari biasa. Hal ini mungkin dipicu oleh kegiatan-kegiatan ibadah yang dilakukan masyarakat sehingga mereka malas keluar untuk sekadar membeli buah-buahan. Tidak ada peningkatan penjualan yang signifikan di malam hari. Tapi saya tetap bersyukur karena ada satu atau dua orang pelanggan yang meramaikan lapak saya di malam hari. Cukup menguntungkan.

Selebihnya, hari ini hanyalah sebuah hari dengan rutinitas yang sama. Tidak ada yang spesial. Masih menyenangkan seperti biasanya.

Susahnya Menulis Pengalaman Pribadi!

Kadang-kadang menulis pengalaman pribadi bisa sangat menyusahkan. Kita memiliki pengalaman yang menarik untuk dijadikan cerita tetapi bingung bagaimana menuliskannya.

Jangankan untuk menuliskan pengalaman pribadi tersebut menjadi cerita, membuat paragraf pertama saja bisa membuat kepala kita pusing tidak karuan. Dan yang lebih menyedihkan lagi, kita tidak jadi menulis. Menyimpannya dalam draft, kemudian melupakannya. Berharap di masa yang akan datang bisa melanjutkan tulisan tersebut ketika kita sedang memiliki mood yang baik untuk menulis.

Lanjutkan membaca “Susahnya Menulis Pengalaman Pribadi!”