Tag: Indonesia

Tempe: Makanan Rakyat Indonesia yang Mendunia

Tempe makanan masyarakat indonesia mendunia

Sumber gambar: cookpad.com

Ketika saya masih kecil, keluarga saya ibarat ayam, tiada mengais tiada makan. Jangankan untuk membelikan saya mainan, lauk pauk pun seadanya. Bahkan tak jarang makan hanya dengan nasi dan garam.

Tempe merupakan sesuatu yang menggembirakan bagi kami sekeluarga. Siapa yang mengira bahwa makanan rakyat tersebut kini menjadi populer di masyarakat dunia.

Dalam buku Shocking Japan, Junanto Herdiawan berbagi pengalaman:

Lanjutkan membaca “Tempe: Makanan Rakyat Indonesia yang Mendunia”

Iklan

Hari Blogger Nasional 2017 : Tanpa Perayaan

Hari blogger nasional 2017Sumber gambar: Andibagus.net

Tahun ini adalah tahun ketiga ngeblog. Dan hari ini adalah pertama kalinya aku berusaha merayakan Hari Blogger Nasional.

Sebenarnya, tahun lalu aku sudah sadar eksitensi Hari Blogger Nasional, kalau tidak salah karena membaca postingan Agung Rangga. Saat itu, aku ingin ikut merayakan, tapi malas dan karena sudah terlalu malam, aku tidak ikut berpartisipasi membuat postingan sebagai wujud perayaan.

Tahun ini, sejak awal Oktober aku sudah memikirkan hari ini, meski belum punya ide ingin menulis apa atau bagaimana merayakan Hari Blogger Nasional.

Kupikir akan menyenangkan untuk instropeksi diri dan menyusun rencana ngeblog, tapi itu sudah kulakukan setiap tahun di bulan Januari. Jadi, aku mencoretnya dan kuputuskan untuk membahas perkembangan dunia bloger Indonesia saja selama setahun terakhir.

Lanjutkan membaca “Hari Blogger Nasional 2017 : Tanpa Perayaan”

Aku dan Musik Bajakan

Aku dan musik bajakanSumber gambar : tirto.id

Terkadang hitam dikatakan putih, putih dikatakan hitam. Tapi aku tidak begitu. Aku mengaku, aku penikmat musik bajakan. Kebiasaan itu terbentuk sejak usiaku 14 tahun, tahun di mana ibu membeli VCD player baru. Dan tentu saja, karena sudah beli, maka harus digunakan.

Semua tampak normal. Di masa awal VCD Player datang, kami mengundang beberapa orang, sepupu, teman, kenalan ibu, dan entahlah… bermacam-macam orang, hanya untuk memutar kaset-kaset film yang disewa dari rental-rental murahan yang menjamur di kala itu. Setelah beberapa kali nonton bareng, mungkin karena sudah bosan, praktis hanya aku yang menggunakan VCD player.

Aku menggunakannya untuk memutar VCD musik grup band terkenal di era itu seperti Slank, Coklat, Iwan Fals, Element, Jamrud dsb. Semuanya kaset CD bajakan yang bisa dengan mudah didapatkan di pinggir-pinggir jalan.

Lanjutkan membaca “Aku dan Musik Bajakan”

Review Buku : Gadis Pantai By Pramoedya Ananta Toer

Review Buku Gadis Pantai
Sumber gambar : uniquejune.blogspot.co.id

Gajah mati karena gadingnya. Mungkin peribahasa itulah yang paling cocok menggambarkan Pramoedya Ananta Toer. Ia dipenjara karena menulis. Setidaknya ia pernah merasakan penjara di tiga era kekuasaan di Indonesia. Yang paling lama, di masa Orde Baru, ia mendekam 14 tahun tanpa sekalipun diadili.

Salah satu karyanya yang berjudul Gadis Pantai merupakan salah satu yang “selamat”. Gadis Pantai merupakan roman yang tidak selesai. Sejatinya buku ini berisi cerita berkelanjutan yang dikemas dalam trilogi.

Namun dua dari buku ini ludes dibakar oleh angkatan darat ketika semua buku karangan Pramoedya Ananta Toer dilarang peredarannya di Indonesia. Satu buku dari novel trilogi ini diselamatkan oleh salah satu mahasiswa Universitas Negeri Australia, yang menjadikan buku ini sebagai bahan kajian tesisnya.

Berikut adalah review Gadis Pantai:

Lanjutkan membaca “Review Buku : Gadis Pantai By Pramoedya Ananta Toer”

Review Buku Bung Karno : Penyambung Lidah Rakyat Indonesia

Review buku Bung Karno : penyambung lidah rakyatSumber gambar : mooibandoeng.com

Akhirnya selesai juga. Ini merupakan buku pertama yang saya baca melalui apps reader di smartphone.

Walaupun butuh waktu lama untuk menyelesaikannya karena rutinitas saya sedikit berubah, tapi saya berhasil melewati bab demi bab dengan baik.

Ini juga merupakan buku pertama tentang nasionalisme yang pernah saya konsumsi. Sepertinya akan ada beberapa buku sejenis yang akan saya nikmati dalam beberapa bulan mendatang.

Lanjutkan membaca “Review Buku Bung Karno : Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”

7 Cara Menumbuhkan Minat Baca Bagi Diri Sendiri

Cara menumbuhkan minat membaca bagi diri sendiri

Berdasarkan studi “Most Littered Nation in the World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca.

Ini merupakan masalah yang serius bagi bangsa Indonesia. Seperti yang yang ditegaskan Presiden Jokowi bahwa melalui pendidikan masa depan suatu bangsa dipertaruhkan akan menjadi seperti apa. Selain itu, budaya membaca juga akan menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat sebagai prasyarat tumbuhnya ekosistem budaya yang sehat.

Kesadaran kritis hanya bisa dipupuk melalui budaya membaca yang pada akhirnya akan melahirkan masyarakat yang cerdas, memiliki daya saing dan produktif. Jika masyarakat kita berdaya saing tinggi dan produktif, maka langkah menuju kesejahteraan tinggal selangkah lagi.

Lanjutkan membaca “7 Cara Menumbuhkan Minat Baca Bagi Diri Sendiri”

Arti Kemerdekaan bagi Shiq4

Arti Kemerdekaan Bagi Shiq4

17 Agustus.Hari kemerdekaan. Identik dengan perlombaan dan perayaan di berbagai daerah, bersuka cita karena kita sudah menjadi bangsa yang merdeka.

Sebagian masyarakat juga mengadakan syukuran, mendoakan para pejuang. Juga sebagai wujud terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa atas kemerdekaan yang kita raih 71 tahun yang lalu.

Televisi pun menayangkan film-film tentang perjuangan. Berharap bisa menumbuhkan rasa nasionalisme yang mulai memudar. Beberapa tokoh politik dan pejabat pun bergantian mendefinisikan arti kemerdekaan bagi mereka. Anda bisa menemukan pandangan tokoh-tokoh tersebut di media massa.

Tapi saya tidak terlalu antusias dengan perlombaan. Juga tidak mengikuti syukuran yang diadakan di desa saya. Saya pun tidak menonton film-film lama tentang perjuangan. Jika pihak televisi ingin terlihat serius, sebaiknya mereka merilis film-film baru yang lebih baik. Bukan menayangkan film-film lama. Saya pun tidak begitu memahami definisi “Arti kemerdekaan” yang dikatakan para tokoh.

Bukan karena saya aneh. Tapi lebih karena…..:

Hilangnya Nasionalisme di Hati

Saya ingat dengan jelas betapa saya menyukai kisah-kisah perjuangan. Saya meminjam banyak buku perjuangan ketika saya masih SD. Dan hal tersebut membuat saya memiliki rasa nasionalisme yang lumayan. Saya pun pernah mengikuti olimpiade PPKN. Jadi, saya punya teori yang bagus tentang menjadi warga negara yang baik.

Pernah ada suatu masa dimana setiap kali saya menonton sepak bola timnas, saya selalu merasa bangga. Walaupun Indonesia jarang keluar sebagai juara ketika berkompetisi, entah mengapa saya tetap menyukainya. Begitu pun ketika mendengar atau membaca prestasi-prestasi anak bangsa di luar negeri, saya selalu menyukainya.

Namun semua hal berubah. Begitu pula dengan rasa nasionalisme saya. Perlahan saya menyadari bahwa saya bukanlah saya seperti beberapa tahun yang lalu. Para pemimpin korupsi, narkoba merajalela, dan bahkan hiburan masyarakat seperti sepak bola pun harus kena sanksi FIFA karena sikap kekanak-kanakan orang-orang yang berkepentingan.

Saya merasa kecewa. Sepertinya semua orang tidak punya rencana berkorban demi Indonesia. Mereka hanya mengurusi diri sendiri. Dan saya pun tidak mau peduli dengan bangsa ini. Perlahan tapi pasti, sikap nasionalisme mulai hilang dari hati saya. Jika ada sesuatu yang saya pedulikan, itu pasti adalah diri saya sendiri dulu, baru bangsa ini.

Apa yang Anda Berikan Pada Bangsa Ini?

Pernyataan yang sering dilontarkan orang-orang besar kepada rakyat kecil : “Apa yang sudah Anda berikan untuk Indonesia?”. Biasanya sih setelah berpidato seolah mereka sudah berbuat banyak untuk negeri ini.

Saya bisa dengan cermat menjelaskan bagaimana cara mendapatkan pelanggan atau cara memenangkan persaingan dengan pedagang lain. Tapi jika ditanya tentang pertanyaan diatas, jawaban saya selalu sama, yaitu “Apa yang diinginkan Indonesia dari saya?”

Para pejabat dan politikus bisa dengan mudah mengklaim telah berkorban demi Indonesia. Merekalah yang merancang berbagai kebijakan di negeri ini. Atlet pun demikian. Mereka berjuang untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Begitu pun orang-orang berprestasi yang mengikuti lomba fisika atau kimia, mereka bisa berbangga karena bisa membawa Indonesia juara dunia beberapa kali. Sedangkan rakyat biasa seperti saya dan rakyat yang tidak tahu harus berbuat apa untuk Indonesia, bingung dengan pemikirannya sendiri.

Alangkah baiknya jika ada program yang membuat kami bisa sedikit berkorban untuk Indonesia. Sekecil apapun itu. Setidaknya semua orang masih punya sedikit rasa nasionalisme. Sebelum rasa itu benar-benar hilang, beritahukan apa yang harus kami lakukan untuk Indonesia tercinta. Apakah Anda punya jawabannya? Kotak komentar selalu terbuka.

Arti Kemerdekaan bagi Shiq4

Beberapa negara mendapatkan kemerdekaan karena pemberian bangsa lain. Sedangkan bangsa kita mendapatkan dengan banyak pengorbanan. Sudah sepatutnya kita berbangga dengan sejarah yang kita miliki.

Lalu apa arti kemerdekaan bagi Shiq4?

Secara sederhana kemerdekaan berarti memperjuangkan mimpi-mimpi para pejuang kita. Menjadi bangsa yang disegani bangsa lain, mandiri, dan makmur. Bukan mengisinya dengan bersenang-senang saja dan melupakan perjuangan untuk merdeka.

Tapi sepertinya masyarakat kita terlalu berbangga dengan sejarah. Kita seolah tidak berkembang. Bahkan kalah dengan bangsa lain yang mendapatkan kemerdekaan tanpa perjuangan. Pernah telepon presiden kita disadap oleh negara lain dan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Ada juga kebudayaan yang diklaim oleh negara lain, kita pun tidak bisa apa-apa. Kita “terlihat” takut dengan bangsa lain.

Lihatlah ke sekeliling, berapa banyak produk-produk luar negeri yang kita konsumsi? Secara ekonomi kita masih terjajah. Dan sepertinya itu tidak akan berubah dalam jangka waktu yang lama jika kita tidak berbenah.

Sepertinya masih terlalu cepat bagi kita untuk berpuas diri dengan berbagai pesta perayaan kemerdekaan. Ingatlah satu hal, kita belum sepenuhnya merdeka. Masih terlalu banyak hal yang harus diperjuangkan agar kita menjadi bangsa yang besar. Jangan terlalu menuntut orang lain untuk melakukannya, segera mulailah dari diri sendiri.

Belajar Mencintai Indonesia Lagi

Seperti yang saya katakan diatas, rasa nasionalisme saya perlahan menghilang. Saya terlalu sibuk mencari uang dan bersenang-senang sehingga rasa itu hilang dari dada. Saya merasa malu ketika membaca “Mawar Jepang”, pengorbanan rakyat jepang untuk negaranya membuat saya terharu. Seandainya saya orang jepang, pasti saya merasa bangga menjadi bangsa jepang.

Tapi saya bukan orang jepang. Saya lahir dan dibesarkan di indonesia. Bangsa yang dikenal ramah oleh penduduk dunia. Meskipun dalam hati saya sendiri masih bingung dengan pertanyaan “Apa yang diinginkan Indonesia dari saya?”, tapi saya benar-benar memikirkannya beberapa hari setelah perayaan kemerdekaan tahun ini.

Saya ingin mencintai Indonesia lagi seperti saat saya masih kecil. Saya ingin merasa bangga lagi dengan Indonesia, baik itu kelebihan dan kekurangannya. Mungkin membaca buku-buku tentang Indonesia bisa membangkitkan rasa nasionalisme lagi. Mungkin terus mengawasi kasus-kasus korupsi mampu menghilangkan kekecewaan yang dulu pernah singgah. Dan mungkin saja, semua orang sedang memperjuangkan Indonesia untuk menjadi bangsa yang lebih baik dengan caranya masing-masing.

Hari ini saya hanya ingin mengatakan bahwa saya ingin mencintai Indonesia tanpa syarat apapun. Saya juga ingin mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya. Walaupun tidak ada tindakan nyata dari saya yang bisa saya sombongkan, tapi saya benar-benar ingin berkorban untuk Indonesia. Kemudian para pejuang akan tersenyum bahagia karena Indonesia menjadi negara maju seperti yang mereka inginkan 71 tahun yang lalu.

Kalau teman-teman, apa yang sudah Anda berikan untuk Indonesia? Mungkin tindakan kecil Anda untuk Indonesia bisa menginspirasi pembaca setia blog ini. Jadi, jangan ragu untuk berbagi di kotak komentar

Sumber gambar : penaaksi.com