Sumber gambar: budiuzie.wordpress.com
Aku tidak mengira kejadian itu akan membekas dan berpengaruh buruk buat pergaulanku. Aku masih berusia 12 tahun kala itu. Di Minggu sore, seperti biasa, teman-teman sepermainanku menjeputku untuk bermain sepak bola.
“Anak-Anak yang lain sudah kumpul ya?” teriakku dari depan pintu rumah kepada teman-temanku yang sedari tadi memanggil namaku di depan pagar.
“Sudah Gus, tinggal nunggu kamu saja!” Ardian berkata cukup keras, namun tidak seperti berteriak, mewakili kumpulan anak-anak lain tanpa diminta.
“Tunggu 5 menit kalau begitu.” Setelah itu aku masuk ke rumah dan berpamitan pada ibu.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.