Kategori: cerbung

Lea dan Kucing (3)

Lea dan kucingSumber gambar : devianart.com
Episode satu : Klik di sini

Episode dua : Klik di sini

Pukul 10 pagi. Waktu di mana aku pulang kuliah dan mendapati kucing kesayangan Lea hilang. Aku terus memanggil ‘push…push…push….’ di dalam rumah dan di sekitar rumah, berharap si kucing akan menampakkan diri. Nihil.

Baru di pukul 11:15, ada tetangga yang mendatangiku. Katanya kucingku mati tertabrak mobil di jalan depan gang rumahku. Aku tetap berusaha tegar. Dan tentu saja, aku bergegas ke lokasi yang dikatakan tetanggaku untuk memastikan bahwa itu si kucing.

Tubuh itu tergeletak. Ada genangan di sekitar kepala kucing. Pasti itu darah yang mengering. Dan jika boleh bertaruh, pasti ada beberapa bagian tulang si kucing yang hancur karena tertabrak, meskipun hal itu tidak tampak dan tidak mampu mengubah keadaan.

Lanjutkan membaca “Lea dan Kucing (3)”

​Lea dan Kucing (2)

Lea dan kucingSumber gambar : Devianart

Episode satu : Klik di Sini

Ciuman dari pacar pertamaku membuatku tidak bisa tidur. Bahkan bisa membuatku terangsang hanya dengan memikirkannya. Baru di hari ketiga ingatan tersebut perlahan hilang. Hanya saja aku ingin mendapatkannya lagi.

Dalam tiga hari, kucing di rumahku sudah menghabiskan makanan dari toko. Walaupun hanya sedikit sih. Itu cukup membuatku senang. Juga optimis bahwa kucing ini akan beradaptasi dengan makanan dari toko.

Satu-Satunya yang membuatku berpikir, selain ciuman pertama, adalah tingkah laku Lea. Tiga hari berturut-turut ia selalu datang ke rumah sambil membawa ikan pindang. Katanya untuk si kucing dan aku sedikit merasa iri dengan perhatian Lea terhadap kucingku.

Lanjutkan membaca “​Lea dan Kucing (2)”

Cinta Sejati (6) (Tamat)

Sumber gambar : cinta.love

Bagian satu, klik di sini (by Shiq4)

Bagian dua, klik di sini (by Cinta)

Bagian tiga, klik di sini (by Shiq4)

Bagian empat, Klik di sini (by Cinta)

Bagian lima, klik di sini (by Shiq4)

​Langit sengaja bangun pagi. Abdul dan Sholikin mengajak berangkat kuliah bersama, kebetulan hari ini mereka di kelas yang sama. Tapi Langit mengatakan kepada Dul dan Sholikin bahwa ia tidak kuliah karena ada urusan keluarga.

Langit ingin menceritakan masa lalunya bersama Endah dan mengapa ia harus putus dari Silfin, tapi ia mengurungkannya karena jam dinding menunjukkan pukul 07:30. Dan kuliah mereka dimulai tepat pukul 08:00 pagi. Dul dan Sholikin hanya mengucapkan ‘ooh..’  dan setelah berbasa-basi, mereka meninggalkan Langit sendirian.

Langit kemudian mencari pakaian yang “pantas” untuk bertamu ke rumah teman papanya. Setelah itu ia mengenakannya, memakai minyak wangi, menyisir rambutnya dengan rapi, dan mengatakan ia sudah terlihat sopan untuk bertamu.

Langit hanya memikirkan anak gadis teman papanya dan khawatir jika gadis itu menolaknya. Papanya pasti kecewa. Ia sendiri sudah berjanji kepada diri sendiri untuk mengiyakan perjodohan tersebut terlepas gadis itu menarik atau tidak. Ya…. Cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Dan aku akan belajar mencintai gadis itu dengan segenap jiwa ragaku di hari-hari selanjutnya jika ia juga setuju tentang perjodohan ini, pikir Langit.

Lanjutkan membaca “Cinta Sejati (6) (Tamat)”

Review Cerbung Still By Nekochan

Kenal Nekochan sudah sejak beberapa minggu yang lalu. Nekonchan ternyata masih SMA dan baru berulang tahun. Saya senang sekali melihat anak sekolahan yang meluangkan waktu untuk hal positif seperti ngeblog. Juga agar generasi bloger selanjutnya lebih baik lagi. Agar budaya literasi bisa semakin berkembang di Indonesia.

Nah…. kali ini saya cuma mau mereview cerbung Still yang terdiri dari 8 episode yang dibuat Nekonchan dan sudah selesai dipubilasikan semuanya. Berikut adalah link-link cerbungnya jika ingin membacanya di waktu luang :
Lanjutkan membaca “Review Cerbung Still By Nekochan”

Lea dan Kucing (1)

Lea dan kucing​Sumber gambar : devianart.com

Aku masih bingung dengan kucing di rumahku. Tiga hari yang lalu kutemukan kucing di depan pintu kontrakanku. Umurnya masih sekitar 6 bulan. Sejenis kucing kampung yang terlihat lucu dan memiliki warna campuran antara putih dan kuning terang. Karena merasa kasihan, karena cuaca sedang gerimis, aku memasukkan anak kucing itu ke dalam rumah dengan menanggung risiko rumahku akan bau karena kencing kucing.

Kupikir kucing itu akan segera pergi keesokan harinya dan kembali ke tempat asalnya, sarang di mana induknya berada. Tapi sepertinya itu pemikiran konyol, kucing ini tetap di rumahku, bahkan setelah kuangkat ke luar rumah, kucing itu tidak kemana-mana.

Lanjutkan membaca “Lea dan Kucing (1)”

Tamat : Sebuah Cinta di Pulau Tak Berpenghuni (8)

Pasangan romantis di pulau tak berpenghuniSumber gambar : cermati.com

Bagian satu klik di sini.

Bagian dua klik di sini.

Bagian tiga klik di sini.

Bagian empat klik di sini

Bagian lima klik di sini

Bagian enam klik di sini

Bagian tujuh klik di sini

Thomas bangun tidur dengan kondisi yang memprihatinkan. Karena baju dan celananya sangat kotor terkena pasir. Belum lagi karena semalam ia tidur tanpa alas seperti biasanya, ditambah hujan yang membuat pakaiannya basah, pasir-pasir itu meninggalkan noda-noda hitam di seluruh pakaiannya. Thomas hanya memukul-mukul celana dan pakaiannya agar pasir-pasir yang tersisa rontok. Siapa yang peduli dengan kebersihan di pulau seperti ini, pikir Thomas.

Setelah bangkit dari posisi tidur, Thomas melihat sesosok manusia bermain di pantai. “Ah…. syukurlah kau baik-baik saja” Gumam Thomas.

Lanjutkan membaca “Tamat : Sebuah Cinta di Pulau Tak Berpenghuni (8)”

​Cinta Sejati (5)

Sumber gambar : cinta.love

Bagian satu, klik di sini (by Shiq4)

Bagian dua, klik di sini (by Cinta)

Bagian tiga, klik di sini (by Shiq4)

Bagian empat, klik di sini (by Cinta)

Langit berjalan menuju kontrakan. Dan ia menyesal. Secara tiba-tiba ia teringat dengan Endah ketika bersama Silfin, dan memori buruk itu memicu kemarahan yang tak terkendali. Kemarahan yang sama besarnya seperti 4 tahun yang lalu. Hanya saja kali ini Langit meluapkannya. Kukira aku sudah sembuh, ternyata belum, pikir Langit.

Padahal ia ingin memberi kenangan indah kepada Silfin sebelum ia menyatakan putus. Dan ia sudah belajar banyak hal tentang cara menyenangkan hati seorang gadis. Tapi sekarang semua sia-sia.

Lanjutkan membaca “​Cinta Sejati (5)”

Cinta Sejati (3)

Sumber gambar : cinta.love

Bagian satu, klik di sini (by Shiq4)

Bagian dua, klik di sini (by Cinta)

Minggu pagi. Langit baru bangun tidur. Ia memangil Abdul dan Sholikin dengan suara kencang, tapi hanya ada keheningan. Tidak seorang pun menyahut. “Ah benar…. Sekarang hari minggu, mereka berdua pasti sedang bermain game online di internet” Pikir Langit.

Langit menengok jam dinding yang masih menunjukkan pukul 07:30. Tidak biasanya ia bangus sesiang ini, gara-gara tadi malam memikirkan permainan yang dirancang oleh Silfin, is tidak bisa tidur. Langit hendak mandi, tapi ia mengurungkannya karena bunyi bel berbunyi.

Silfin berdiri di depan rumah sederhana dan ia menuggu penghuninya membuka pintu. Sudah tiga kali ia memencet bel dan sebelum ia memencet untuk keempat kalinya, pintu rumah terbuka. “Ternyata Silfin, Mengapa kau datang sepagi ini? apakah ada sesuatu yang penting?” Langit berkata dengan senyum hangat. Lanjutkan membaca “Cinta Sejati (3)”

Cinta Sejati (1)

​​Sumber gambar : cinta.love

Langit sudah lima menit duduk di cafe di dalam MATOS, tapi tidak ada tanda-tanda kedatangan gadis yang dibicarakan Abdul dan Sholikin. Dua hari yang lalu tiba-tiba kedua temannya tersebut mengatakan ada gadis yang ingin menjadi pacarnya.

“Kau harus mau pacaran dengan gadis itu Langit! Dia cantik sekali” Abdul tiba-tiba berteriak kepadanya di rumah kontrakan mereka.

“Aku tidak mengenalnya, bagaimana hal semacam itu bisa terjadi?” Langit masih berusaha menolak perintah bodoh temannya.

Lanjutkan membaca “Cinta Sejati (1)”

Sebuah Cinta di Pulau Tak Berpenghuni (07)

Pasangan romantis di pulau tak berpenghuni

Sumber gambar : cermati.com

Bagian satu klik di sini.

Bagian dua klik di sini.

Bagian tiga klik di sini.

Bagian empat klik di sini

Bagian lima klik di sini

Bagian enam klik di sini

Malam tidak terlalu dingin. Setidaknya tidak ada angin kencang yang membuat keadaan bertambah buruk. Thomas merasa sudah cukup menyendiri dan ia merasa sudah saatnya kembali ke markas. Ia berharap Vina belum tidur karena Thomas ingin mengobrol.

Setelah bangun dari pasir, Thomas merasa angin malam yang pelan membuatnya kedinginan. Ia mendekapkan tangan ke perutnya. Bajunya yang masih basah karena hujan tidak mampu menolongnya mengurangi rasa dingin. Dan ya… bagian belakang baju dan celananya kotor setelah ia tidur-tiduran di atas pasir untuk memikirkan langkah selanjutnya bertahan di pulau terkutuk tanpa penghuni.

Setelah berjalan sekitar 20 menit, Thomas melihat Vina masih belum tidur. Bayangan Vina tampak jelas di bawah sinar bulan yang terang malam ini. Thomas merasa beruntung. Dan ia berharap Vina sedang tidak ketakutan memikirkan hal-hal konyol seperti sebelumnya. Lagipula Thomas sudah menjauh untuk sejenak agar Vina menenangkan diri dengan ketakutannya. Sayangnya, kali ini Thomas salah karena Vina sudah tidak pernah berpikir buruk tentang dirinya.

Lanjutkan membaca “Sebuah Cinta di Pulau Tak Berpenghuni (07)”