Sumber gambar: bukalapak.com
Salah satu makanan yang cukup sering kukonsumsi setelah mengurangi rokok selama beberapa hari terakhir adalah roti gepeng kacang ijo cap jos.
Ketika pertama kali memakannya, perasaanku cukup nyaman seolah aku memiliki ikatan esmosi dengan roti ini. Bahkan anehnya, ingatanku terbang ke masa kecilku, meski aku yakin roti ini belum diperjualbelikan ketika aku masih anak-anak.
Ingatan terakhir, walau bagai biang-biang kain, sepertinya aku pernah makan roti ini dengan secangkir kopi dan batang nikotin ketika masih berstatus mahasiswa di perguruan tinggi swasta di Malang sekitar 7 tahun lalu.
Entahlah… ingatanku memang payah. Yang jelas, roti ini enak. Dan aku dapat momen versi terburuk mirip di anime Shokugeki No Souma ketika mencicipi makanan. Walaupun aku merasa familier, tetapi aku sadar bahwa perasaan dan ingatanku adalah sesuatu yang benar-benar salah.
Namun aku tetap jatuh di kasur untuk sesaat dan menikmati momennya.
Dapat Zonk
Aku sudah beberapa kali mencobanya. Namun ada saat di mana aku mendapatkan roti yang bukan dalam kondisi terbaik.
Jika sedang beruntung, maka roti akan terasa enak. Sensasi terbaik adalah tingkat kelengketan roti di mulut bagaikan nasi-nasi pulen. Namun jika sedang sial, rotinya tidak terasa seperti itu.
Dipikir-pikir, mungkin karena rantai distribusi yang terlalu lama atau memang kebetulan bukan kondisi terbaik sehingga roti tidak mampu memberi rasa terbaik.
Di bagian belakang bungkus juga ada peringatan:
“Jangan diterima bila roti sudah berbintik dan berjamur.”
Artinya, roti ini bisa basi. Pantas saja jika rasa roti pun berbeda-beda tergantung dari kondisi roti ketika sampai di konsumen.
Akan lebih baik seandainya pihak pengusaha roti memastikan roti yang beredar masih dalam kondisi terbaik ketika sampai di tangan konsumen bagaimana pun caranya.
Ide Konyol: Mungkinkah Roti Gepeng Berukuran Lebih Besar?
Karena warung ibuku menjual roti ini, sepertinya aku akan lebih sering mengkonsumsinya di masa mendatang.
Kalau boleh mengkhayal, bukan ide buruk jika produsen roti ini mencoba membuat produk yang sama dengan ukuran yang lebih besar. Karena ukuran yang ada masih terlalu kecil dan tidak memuaskan. Kendati harganya juga sangat murah, yakni pada Rp1.000,00/Bungkus.
Seandainya saja ide ini menjadi nyata, bahkan jika harganya 5X lipat, aku pasti akan masih sering membelinya.
Kedua, tentu tentang masalah kondisi terbaik roti itu sendiri. Akan sangat menyenangkan seandainya roti-roti yang beredar selalu berada di kondisi terbaik sehingga rasanya pun tidak berubah-ubah. Artinya, produsen mesti mengawasi pendistribusiannya dan segera menarik roti-roti yang sudah tidak berada di kondisi terbaik.
Mengapa Menjadi Sedih?
Aku tidak tahu mengapa, sebelum aku menulis postingan ini, aku masih sempat memakan roti gepeng kacang ijo, kemudian tiba-tiba aku menjadi sedih dan ingin menangis.
Aku yakin pasti berhubungan dengan masa laluku dengan roti ini. Ah… mirip film-film kartun saja!
Sudahlah… perasaan yang aneh. Aku akan jadi penggemar roti ini saja. Aku akan sering memakannya. Dan bukan ide buruk untuk memakannya dalam jumlah besar jika aku sedang punya uang lebih.