Sumber gambar: ummi-online.com
Dalam rangka memeriahkan giveaway dari Nusa Gates, terpaksa saya daring khusus untuk membaca mengenai tema menulis, yakni Taman Bacaan Masyarakat.
Mengutip dari Sanggar Baca Trilogi, berikut adalah pengertian TBM:
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola baik oleh masyarakat maupun pemerintah dalam rangka penyediaan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai salah satu sarana utama dalam perwujudan konsep pembelajaran sepanjang hayat untuk mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar TBM.
Berdasarkan pengertian di atas, maka ide mengenai TBM adalah sesuai dengan khayalan saya mengenai tempat membaca yang asyik. Berikut adalah usulan saya:
1. Sediakan WiFi Juga
Ketika membaca buku, ada saat di mana pembaca penasaran akan informasi yang kurang lengkap di buku.
Misalnya sejarah dunia, biografi tokoh, atau budaya yang berbeda.
Dengan adanya tambahan WiFi gratis, pengunjung bisa langsung mengakses internet untuk mencari informasi pelengkap secara daring sehingga pembelajaran atau ilmu yang diperoleh bisa lebih lengkap.
2. Sediakan Pula Kantin
Sebenarnya ini termasuk ide konyol, dan setahu saya, tidak ada perpustakaan yang juga menyediakan kantin.
Bagi saya, membaca atau belajar tidak selalu harus serius, melainkan bisa juga dilakukan dengan santai.
Akan sangat menyenangkan seandainya membaca buku sambil makan dan minum. Pengalaman semacam itu bisa mengubah paradigma masyarakat bahwa membaca bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan.
Istilahnya sambil menyelam minum air. Pengetahuan didapat, perut kenyang, dan bersantai bisa dilakukan sekali waktu.
3. Sediakan Buku-Buku Terbaik
Biasanya buku berkualitas tinggi, terutama karya penulis tersohor, lebih sederhana dan lebih mudah dipahami.
Kalau memang ingin mendirikan TBM, alang-alang berdawat biarlah hitam.
Sekalian saja berinvestasi besar untuk menyediakan buku-buku terbaik yang ada di pasaran.
4. Akan Luar Biasa Jika Ada Ruang untuk Perokok
Saya punya kebiasaan membaca sambil ditemani batang-batang nikotin. Bukan tidak mungkin masyarakat lainnya akan merasa nyaman untuk melakukan hal seperti saya.
Karena di negara ini sepertinya belum ada ruang-ruang khusus perokok, maka menyediakan ruangan semacam itu bisa menarik pengunjung dari kalangan perokok.
Tentu dengan adanya ruang tersebut asap-asap rokok tidak akan menganggu pengunjung lainnya.
5. Pastikan Penjaganya Merupakan Kutu Buku
Jika penjaganya merupakan kutu buku, paling tidak pengunjung bisa meminta rekomendasi buku seperti yang mereka butuhkan. Selain itu, jika mereka ada ganjalan, maka pengunjung bisa bertanya atau berdiskusi dengan penjaga TBM.
Untuk membuat semua berjalan lancar sesuai rencana, otomatis harus mencari kutu buku yang mau membaca buku-buku yang tersedia di TBM dan ramah ketika pengunjung mengajak berdiskusi mengenai buku-buku tersebut.
6. Sistem Peminjaman yang Lebih Lama
Saya kurang mengerti apakah TBM juga melayani peminjaman buku sebagaimana perpustakaan. Namun apabila memang ada, sebaiknya sistem peminjaman paling lama satu minggu.
Hal ini berkaitan dengan kesibukan. Terkadang rencana membaca tidak berjalan sebagaimana mestinya dan butuh waktu lebih lama. Juga mengantisipasi bahwa tidak semua orang mampu membaca dengan cepat.
Waktu dua hari seperti di perpustakaan masih kurang. Selain membuat orang malas karena harus mengunjungi perpustakaan ketika bacaan belum selesai untuk melakukan perpanjangan, hal tersebut bisa menurunkan minat masyarakat yang belum terbiasa membaca.
Setidaknya berikan waktu satu minggu untuk masa peminjaman buku.
7. Adakan Diskusi Terbuka Secara Rutin
Untuk menjalin hubungan antara pengelola dan pengunjung, mungkin pihak TBM bisa menyelenggarakan acara diskusi terbuka mengenai buku-buku yang paling sering dipinjam. Bisa setiap dua minggu atau sebulan sekali.
Dengan demikian, para pembaca buku bisa bertukar pikiran dengan pembaca lainnya. Tugas pengelola TBM hanya menjembatani acara tersebut.
Diharapkan, dengan adanya acara semacam itu, terbentuk komunitas membaca di daerah di mana TBM didirikan.
Apakah Anda punya ide aneh lainnya? Bagikan di kotak komentar.
Idenya mas shiq sudah diterapkan di Perpustakaan Nasional milik negara. Perpus paling ntaf se-Indonesia kupikir sih, nanti mau tulis catatan perjalanan ke sana ah..
Kalau ide anehku tentang perpustakaan itu, harus ada bantal dan sofa untuk bersandar saat membaca buku (kalo ga berakhir ketiduran sih ya) ππ
SukaDisukai oleh 1 orang
Waow benarkah? Saya nggak tahu klo perpustakaan nasional udah begitu. Klo ada yang seperti di atas berarti keren abis. Cuma saya masih belum pernah berkunjung ke perpustakaan nasional.
Wkwkwk…. itu juga ide bagus. Jadi serasa di ruang keluarga klo ada bantal dan sofa π
SukaSuka
Iyaa wifinya ada sesuai lantai dari lantai 1-26! Sekali-kali coba berkunjung mas, gudang ilmu. π
Di sana ada sofanya juga tapi watir ketiduran hahaha
SukaSuka
Perpus d Australia, *lupa namanya* udah menerapkan ‘ide anehmu’ Jen, malah ada buat istirahatnya seru bgtt
SukaDisukai oleh 1 orang
Wahahaha syukurlah mbak arin itu ga hanya sekedar jd angan-anganku
Tapi perpus di Australia memang muantep tenan, arsitektur gedungnya aja unik bangetπ€€!
SukaSuka
Ide nomor 4, 5, 7 cukup fresh, sepertinya belum lazim di sini.
SukaSuka
Ha ha ha…. ya namanya saja ide dari khayalan mbak, jadi banyak nggak lazimnya. π
SukaSuka
Justru harus dilazimkan maksud saya π
SukaSuka
Haha…klau yg nomer 3 sih gak aneh menurut saya, selebihnya memang aneh, tp ide yg cerdas jg aplgi klau dibuat ada wi-fi, psti menarik tu, spnjang gak keterusan main wi-fi gratis aja sih, π
SukaSuka
Iya… klo orang indonesia sih biasanya dibuat untuk apa digunakan untuk apa. Memang rawan dengan penyalahgunaan. Bisa-Bisa nanti ke TBM cuma buat download dan pura2 baca buku. Soalnya kesadaran masyarakat rendah sekali berkenaan dengan tujuan pengadaan suatu fasilitas π
SukaSuka
Biasanya sih gitu, abiz suka yg gratis kecenderungan org2 itu
SukaSuka
Ide #6 itu mas… aku heran kenapa cuma dikasih waktu 1-2 hari… mungkin karena keterbatasan buku juga sih ya, jadi biar semua orang dapet kesempatan. Tapi betul sekali, 1-2 hari itu engga bakal cukup buat orang yang kerja. Apa lagi kalau full time.
#7 itu aku suka sekali. Kalau di luar negeri sering ada semacam comic con, atau book signing… aku pengennya selain ada diskusi, mungkin sekali-kali mengundang penulis untuk sekedar book signing, pembacaan, atau bahkan ikut diskusi.
SukaDisukai oleh 1 orang
Ya mestinya untuk buku yang paling sering dipinjam stoknya ditambah. Iya itu alasan kenapa saya malas pinjam buku di perpustakaan.
Wah itu mewah sekali klo bisa mengundang penulis untuk terlibat dalam suatu kegiatan. Semoga ada ya di tahun-tahun mendatang. π
SukaSuka
Aneh, tapi kalo beneran ada seru sih mas. Pengunjung pasti bakal betah.
Kalo menurut saya, mungkin ruangannya dibuat senyaman mungkin, dari tempat duduk sampe sirkulasi udara yang cukup. Sarana semacam toilet juga disediain. Standar banget. Hhhaa
SukaSuka
Katanya Launa dah diterapkan di perpustakaan nasional. Cuma saya belum pernah ke sana.
Nah kalau toilet itu sepertinya mesti ada. Soalnya di perpustakaan daerah saya nggak ada toiletnya π
SukaSuka
Wah bagus tuh, kalo sudah ada beneran.
Ya, gitu2 penting kan ya.
SukaSuka
Ada cafe buat pesan minuman atau cemilan. Jadi sambil baca buku sambil ngemil.
SukaSuka
Betul…. yang saya maksud kantin itu ya semacam kafe itu π
SukaSuka
Terimakasih atas keikutsertaannya, mas. Manteb uraiannya. π
SukaSuka
Iya…. sama-sama π
SukaSuka
Sepakat semua Mas Shiq apalagi soal waktu peminjaman, kadang terlalu singkat dan ga masuk akal bisa menyelesaikan bacaan di waktu sesempit itu.
SukaSuka
Betul. Apalagi pas buku-buku tebal. Sedangkan klo memaksakan diri membaca cepat nanti malah banyak isi penting yang terlewat π
SukaSuka
Iya, kadang butuh waktu juga buat bener-bener meresapi bacaan gitu hehe
SukaSuka
Setuju banget kalo waktu peminjamannya panjang. Kalo bisa sih 2 minggu. Trus, sediakan colokan buat ngecas hape. Itu penting banget. π
SukaSuka
Wah klo colokan buat hp itu keren. Bisa juga buat laptop. Siapa tahu baca buku sambil menulis di laptop. π
SukaSuka
Mau jadi penjaga perpus π
SukaSuka
Saya juga mau. Cuma nggak tahu gimana nglamarnya atau apakah kualifikasi saya bisa untuk itu. π
SukaDisukai oleh 1 orang
Pengalaman di taman baca di tempat saya di Tangerang, kalo pake wifi nanti bisa-bisa cuman dateng download dan mantengin gadget doang nggak baca. Tau sendiri kan fakir wifi kelakuannya nyebelin kayak gimana, di foodcourt yang bayar (beli makanan) aja bela-belain nyari wifi, apalagi di tempat dengan wifi gratisan. Nggak kebayang deh saya. Kedua, soalan kantin, taman baca di tempat saya berada di kolong fly over. Di sepanjang sisi jalannya ada warteg, angkringan dan penjaja kopi dengan sepeda motor. Itu sudah cukup sih sejauh ini. Yang paling penting dan relevan hari ini adalah, bagaimana menjalin relasi dan berjejaring dengan komunitas-komunitas lainnya yang sama-sama beririsan di ruang publik. Sejauh ini contoh komunitas yang konsisten dan layak dipuji adalah Perpustakaan Jalanan Bandung, saya salut dengan kawan-kawan di sana.
SukaDisukai oleh 1 orang
kalo ada wifi yang ada gak ada yang baca buku tapi internetan semua π
SukaSuka
Iya itu mesti dipikir ulang sepertinya ha ha ha…. π
SukaSuka
Pas banget baca ini pas mau bukan taman baca januari besok. Tapi rencananya taman baca buat anak, jadi sekalian diisi dengan acara dongeng dan berprakarya
SukaSuka
Waduh kalau itu terwujud pengunjung bisa betah karena ada wifinya π
, bisa baca buku sambil nunggu downloadan kelar ,hehe
Oiya btw salam kenal dari saya ..
SukaSuka