Sumber gambar: akhwatmuslimah.com
Hilang bahasa lenyap bangsa. Itulah mengapa sangat penting untuk melestarikan bahasa, terutama bahasa persatuan yang disepakati dalam Sumpah Pemuda, bahasa Indonesia.
Itu berarti sudah sepatutnya kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penuturan dan penulisan.
Di postingan ini kita akan membahas penggunaan kata yang tepat antara mempunyai atau memunyai. Mana dari dua kata tersebut yang baku dan benar?
Mari kita mulai dengan aturan kaidah KPST, kaidah peluluhan (atau penghilangan) fonem kata dasar yang berawalan k , p , s, atau t saat diberi awalan me- atau pe- :
1. Huruf pertama LULUH jika huruf kedua adalah vokal. Contoh:
- kali — mengalikan ; pukul — memukul ; salin — menyalin ; tari — menari .
- kali — pengali ; pukul — pemukulan; salin — penyalinan ; tari — penari .
2. Huruf pertama TIDAK LULUH jika huruf kedua adalah konsonan. Pengecualian kaidah (dilambangkan dengan tanda * pada contoh di bawah) ini adalah kombinasi awalan pe- dengan kata dasar perawalan p yang diikuti konsonan. Pada kombinasi ini, huruf p luluh untuk melancarkan pengucapan dan mencegah dua huruf p yang berdekatan. Contoh:
- kristal — mengkristal ; proses — memproses ; skor — menskor; transmigrasi — mentransmigrasikan
- kristal — pengkristalan; proses — pemroses*; skor –penskoran; transmigrasi — pentransmigrasian
Atau lebih spesifik lagi, Ada empat pola kata berawalan huruf p yang terdapat dalam KBBI:
1. KV (konsonan-vokal): huruf p akan luluh ketika bergabung dengan me-. Misalnya, pa.gar menjadi me.ma.gar.
2. KVK (konsonan-vokal-konsonan): huruf p akan luluh. Misalnya: pim.pin menjadi me.mim.pin. Namun, jika sebuah kata hanya terdiri atas satu suku kata, huruf p tidak luluh. Misalnya, pel menjadi me.nge.pel.
3. KKV (konsonan-konsonan-vokal): huruf p tidak luluh. Misalnya, pro.duk.si menjadi mem.pro.duk.si.
4. KKVK (konsonan-konsonan-vokal-konsonan): huruf p tidak luluh. Misalnya, plom.bir menjadi mem.plom.bir.
Dengan aturan di atas, jika kata dasarnya “punya”, maka kata yang benar adalah “memunyai”.
Bagian yang Aneh di Kamus
Ketika saya melihat KBBI edisi terbaru, ternyata kata yang baku adalah “mempunyai”, meski kata dasar yang membentuk berasal dari kata “punya”. Lihat gambar di bawah:
Ada yang menyebut bahwa ada beberapa kata pengecualian, di mana tidak mengikuti aturan yang ada. Dan salah satunya adalah kata “mempunyai”.
Maka dapat disimpulkan bahwa kata “mempunyai” merupakan salah satu pengecualian yang tidak sesuai kaidah penulisan yang berlaku. Dan kata baku yang benar adalah mempunyai.
Sekadar Wawasan
Ada juga opini yang mengatakan bahwa “mempunyai” berawal dari kata dasar “empunya”. Sayangnya, di kamus bahasa Indonesia jelas-jelas mencantumkan kata “punya” sebagai kata dasar dari mempunyai.
Anggap saja memang kata dasarnya “empunya”. Sekalipun demikian, maka kata yang terbentuk bukan “mempunyai” melainkan mengempunyai sebagaimana pada kata me + embik = mengembik atau me + erang = mengerang.
Anggap Saja Kecolongan
Kalau tak ada angin, takkan pokok bergoyang. Berpikir mengenai kata “mempunyai”, anggap saja itu merupakan anomali atau bentuk dari “kecolongan”.
Hal tersebut karena penggunaan kata salah yang terus menerus dilakukan. Bagaimana pun juga, jika suatu kesalahan menjadi umum dilakukan, lama-kelamaan hal tersebut akan menjadi kebenaran.
Itu adalah opini pribadi saya. Mungkin saja kata “mempunyai” menjadi baku dan tidak mengikuti tata bahasa yang ada karena faktor kebiasaan dari masyarakat Indonesia sendiri.
Ini merupakan peringatan. Karena jika terlalu sering kecolongan, lama kelamaan pihak bahasa harus merumuskan teori baru untuk memayungi perkembangan bahasa yang ada.
Oleh karena itu, biasakan menggunakan kata baku agar bahasa Indonesia berkembang dengan baik sehingga tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang belum ada teorinya.
Ada opini lain? Bagikan di kotak komentar.
Referensi:
1. Berita Tagar, Mempunyai atau Memunyai?, oleh Ivan Lanin.
2. Sabda, Luluhnya “P” Sehabis “Me-“, oleh Sally Pattinasary.
3. Must Prust, Pojok Bahasa: Mempunyai atau Memunyai?, oleh Eko Prasetyo.
Tulisan bervitamin ini. Saya lebih sering menggunakan βmempunyaiβ. Dasarnya emang ga terlalu kuat, saya sering baca buku dari penerbit major menggunakan itu. Heheβ¦
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya… yang baku memang mempunyai karena kata itu yang tercantum di kbbi. Cuma mengapa bukan memunyai sampai sekarang juga belum ada yang tahu kecuali tim bahasa Indonesia. π
SukaSuka
Iya… yang baku memang mempunyai karena kata itu yang tercantum di kbbi. Cuma mengapa bukan memunyai sampai sekarang juga belum ada yang tahu kecuali tim bahasa Indonesia. π
SukaSuka
Hmmm … Setelah di ketik di google translate “Mempunyai” lebih memiliki legal standing yang pas …π
SukaSuka
Iya yang betul memang “mempunyai” sudah dibakukan ke dalam kbbi. π
SukaSuka
Nah itu dia, mungkin asal muasal kata “Memunyai” untuk perkataan non formal, sedangkan “Mempunyai” untuk percakapan formal …
SukaSuka
Sudah terlanjur memakai “Mempunyai” sih mas.Baik di buku atau media juga kebanyakan make ini.
Saya setuju,emang harusnya pihak bahasa membuat peraturan baru menyesuaikan perkembangan nya.
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya… memang sudah baku mempunyai. Cuma masih misteri dari mana kata mempunyai berasal ha ha ha….:-D
SukaSuka
Gak enak rasanya bilang ‘memunyai’ lebih nyaman mempunyai
SukaSuka
Ya, krn dah kebiasaan td
SukaSuka
Iya π
SukaSuka
Memang ada pendapat bahwa mempunyai dibakukan karena faktor kebiasaan π
SukaSuka
Waw, super skli. Sy sbgai pengajar bhasa pun kecolongan. Klau menurut teori sih btul yg Anda ungkap di atas, tp krn ada pengecualian, ya sy pun gak bs komen bnyak, aplgi KBBI terbaru mendukung hal itu, aneh memang, haha…
Itu sebabnya, sy suka dg pendapat Anda ini, “……jika suatu kesalahan menjadi umum dilakukan, lama-kelamaan hal tersebut akan menjadi kebenaran.”
Suka banget topik ini diangkat, tampak sederhana tp bg sy ini sbgai otokritik jg. Keren
SukaDisukai oleh 1 orang
Sama juga tulisan baku jaman itu ya zaman, ustadz itu yg baku ustaz…
SukaSuka
Ha ha ha…. di atas lebih banyak mengutipnya mas desfortin. Hasil dari bacaan. Soalnya klo masalah bahasa saya masih payah, bahkan belum pernah sekalipun membaca buku yang secara khusus membahas bahasa Indonesia dan perkembangannya. Meski saya sudah benar-benar menginginkannya saat ini. π
SukaSuka
Urusan bgni, si Wawa paling suka ngebahasnya…mana dia ya?
SukaSuka
Ha ha ha…. dia kan dah belajar bahasa secara serius. Sedangkan saya tujuan cuma buat memperindah tulisan saja dansekadarnya π
SukaSuka
Sama dg WC, sklipun 2 huruf ini dari Bhs. Inggris (Water Closet), yg benar bunyinya gmn ya? Biasanya kan ‘wese’, padahal kita eka C itu ‘ce’, mestinya kan jd ‘wece’. Klau sy bilang, “Sy mau ke wece”, ap tdk janggal kedengarannya? haha…
Sama juga pada kasus kata televisi yg disingkat TV…ππ, teve (harusnya Bhs. Indonesia) atau tivi (Inggris)
SukaSuka
Maaf typo lg: eka=eja
SukaSuka
Wah klo bahasa Inggris saya no komen. Nggak tahu sama sekali ha ha ha…. π
SukaSuka
Terima kasih ilmunya. Mas, untuk kata “postingan”, padanan katanya apa ya yang paling pas di Bahasa Indonesia? Supaya artikel Anda ini lebih terlihat serasi gitu hehe…
SukaSuka
Wah itu juga bikin saya penasaran. Saya belum nemu. Siapa tahu saja kata “postingan” bisa masuk kbbi. Cuma yg paling mendekati bisa menggunakan kata “artikel” setahu saya. Saya masih belum ngambil keputusan dan masih bingung π
SukaSuka