Latihan : Kekosongan Hidup

Usiaku 28 Tahun dan merasa kosong. Januari 2018 nanti, genap 7 tahun aku menderita skizofrenia. Rasanya selama 7 tahun terakhir aku tidak melakukan apapun yang berarti, kecuali bermalas-malasan dan mengasihani diri sendiri.

Jika teringat lagi, tentang masa-masa sebelum sakit, aku jadi marah dan sedih. Kok jauh sekali dengan rencanaku. Lama-Lama, kalau terus memikirkannya, aku tambah stres. Sebagian diriku masih belum menyerah dan ingin berjuang lagi, sebagian lainnya takut mendapatkan rasa sakit lagi.

Dulu sekali, ketika aku masih di bangku kuliah, aku termasuk tipe optimis tentang masa depan. Aku rajin belajar dan berpikir bahwa suatu saat akan tiba waktunya menikmati semuanya. Tapi berusaha pun aku tak sempat, keburu sakit. Dan tiba-tiba duniaku berubah, aku menjadi pesakitan.

Bagian baiknya, sebenarnya kondisiku sudah 80% lah. Tidak ada lagi keluhan. Tapi itulah yang membingungkan. Aneh dan tidak percaya bahwa aku masih sadar di realita dan tidak terjebak di dunia halusinasi.

Mungkin gara-gara kesehatan yang semakin membaik, aku mulai memikirkan masa depan lagi. Mulai berencana lagi meskipun hanya rencana-rencana kasar saja. Dan itu merupakan perubahan terbesar yang mungkin mengguncang rutinitasku.

Kalau boleh menyimpulkan, penyebab perasaan seolah kehidupanku kosong tersebut yang akhir-akhir ini menyerangku adalah karena kondisiku yang sudah prima, tapi rutinitas masih seperti orang sakit. Terlalu banyak waktu kosong membuatku mondar-mandir seperti setrikaan tapi tidak tahu apa yang sebaiknya kulakukan. Aku bingung.

Di jam-jam kosong, aku hanya mendengarkan musik. Atau membaca. Atau menulis. Atau hanya seperti ikan sepat ketohoran. Begitu berulang-ulang. Aku sedikit benci dengan kebiasaanku.

Harusnya di usiaku ini, aku aktif seperti pemuda lainnya. Bekerja keras demi masa depan, mendapatkan pencapaian-pencapaian besar, atau mulai membuat keturunan. Setidaknya itu yang kulihat dilakukan oleh pemuda-pemuda di sekitarku. Aku jadi iri dengan mereka yang diberi kesehatan nih.

Masalahnya, setelah sekian lama sakit, aku jadi trauma. Takut kambuh lagi. Jadi, kalau aku sudah merasa lelah atau mulai berpikir yang aneh-aneh, aku akan langsung istirahat. Jadinya semua serba salah deh.

Ingin Melakukan Revolusi Diri

Sebenarnya sih aku sudah lama menerima kondisiku. Tapi tahun ini merupakan kondisi terbaikku. Seperti hilang kabus, teduh hujan. Jadi, aku benar-benar ingin melakukan ini dan itu.

Tapi kan aku bukan power rangers yang bisa berubah dalam sekejap. Butuh waktu untuk mengubah kebiasaan, juga menyusun rencana, dan memastikan aku tidak terlalu keras kepada diri sendiri. Jadi, aku mesti sabar melakukan perubahan sedikit demi sedikit.

Sebenarnya yang namanya hidup, pasti seperti peribahasa hujan panas permainan hari, senang susah permainan hidup. Walaupun selama ini sakit, aku juga merasakan kebahagiaan, bisa tertawa lepas ketika menemukan kelucuan, atau mensyukuri kehidupan. Itu hal positifnya. Kalau sedang tidak baik, paling agak sedih, merasa iri dengan yang sehat, atau stres sendiri jika memikirkan masa depan. Secara keseluruhan, hampir sama kok dengan manusia pada umumnya.

Nah akhir-akhir ini, sedikit demi sedikit, aku mulai berani bermimpi lagi. Misalnya menjadi penulis buku atau influencer di bidang ngeblog. Walaupun persentasenya aku lebih mempercayai tidak akan terwujud, tapi aku tetap berjuang mewujudkannya. Meski terlihat membohongi diri sendiri, itu lebih baik daripada tidak punya target hidup. Setidaknya aku punya kegiatan bermanfaat di waktu luangku.

Tahun depan, mungkin adalah tahun revolusi diri. Itu pun kalau aku mampu melakukannya. Soalnya benar-benar malas sekali dan sudah nyaman sekali dengan kehidupanku. Tapi tidak ada salahnya mulai hidup seperti orang normal meski sampai saat ini aku masih minum obat.

Lagipula merasakan kekosongan hidup akhir-akhir merupakan tanda positif untuk mencoba segera berevolusi.

Kebetulan yang Menyenangkan

Dipikir-pikir, sebenarnya kalau aku tidak sakit, mungkin setelah lulus kuliah aku akan terjebak menjadi pegawai kantoran. Tapi karena aku sakit dan tidak lulus, takdir membawaku menjadi pedagang buah, membantu orang tuaku di pasar.

Meskipun awalnya aku malas melakukannya, pada akhirnya aku menikmati pekerjaan tersebut. Sangat santai dan tidak membutuhkan banyak tenaga. Lagipula fisikku kecil. Aku juga bagai anjing beranak enam. Jadi, menjadi pedagang sangat cocok untukku.

Ketika berdagang pun, saat tidak ada pembeli, aku bisa membaca atau menulis. Itu membuatku produktif menghasilkan tulisan, yang pada akhirnya bisa kupajang di blogku.

Ngomong-Ngomong, mungkin benar bahwa tidak ada takdir yang buruk. Semua kejadian pasti punya tujuan baik. Seandainya aku tidak sakit, mana mungkin aku menjadi bloger, yang mana membuatku menemukan renjana terbesarku : menulis. Bisa dibilang, ngeblog merupakan kebetulan yang menyenangkan di dalam hidupku.

Ya… walaupun hingga saat ini aku belum populer atau mendapat ledakan pengunjung, tapi aku senang ketika melakukannya. Dan sepertinya ini akan tetap menyenangkan sampai masa-masa mendatang.

Jika saja aku bertemu dengan jin Djarum 76, kemudian ia memberiku satu permintaan, maka harapanku adalah bisa ngeblog hingga 10 tahun mendatang atau hingga layanan blog ini tutup. Atau bahkan hingga aku tutup usia. Pasti akan mengagumkan.

Karena akhir-akhir ini aku merasa kosong, mungkin lebih baik aku fokus mengembangkan blog. Daripada bengong tak tahu harus berbuat apa sehingga membuatku bersedih, kupikir, aku sekarang ingin menuliskan semua pengalaman hidup yang bisa kuingat, dari masa kecil hingga masa sekarang. Jadi, aku bisa punya kesibukkan di waktu luangku. Semoga lancar dan aku berhasil melakukannya.

38 tanggapan untuk “Latihan : Kekosongan Hidup

    1. Kalau ingin tahu tentang skizofrenia bisa gabung di komunitas peduli skizofrenia indonesia di facebook. Soalnya panjang kalau menjelaskan. Nanti bisa download file-file di sana πŸ˜€

      Disukai oleh 1 orang

      1. Siipp .. soale sy masih hermang,, eh .. heran dan baru tahu. Sebenrx pernah dengar cm tdk terlalu menyimak yg dulu-dulu itu. In sha Allah nant sy bergabung.. 😊

        Suka

    1. Ngeblognya bebaskan. Sekali-kali coba menulis bebas agar tidak bosan dalam prosesnya. Plus, pikiran nanti menjadi lebih fresh jika melakukannya. πŸ˜€

      Suka

  1. Semangat terus ya mas.Kalo jadi influencer di dunia blogging,itu sepertinya tak mustahil mas.Artikel mas sangat membantu para newbie kayak saya untuk terus belajar.

    Suka

  2. Semangat Mas, pasti bisa!
    Tidak ada yang sia-sia didalam hidup. bahkan apa yang kita anggap kesia-siaan dimasa lampau adalah pelajaran baik untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Semangat !

    Suka

    1. Wah tahu saja mbak frani. Kadang-Kadang loh ya, saya mikirnya hidup ini kok sia-sia sekali. Bahkan saya tidak tahu apa sebenarnya yang saya cari dalam hidup. Semoga saya bisa mendapatkan hikmah dari kejadian di masa lampau dan menjadi sedikit bijak untuk menjalani hidup. πŸ˜€

      Suka

      1. Tahu karena juga merasakan dan mengalami. Hidup memang benar-benar sekolah kehidupan. Maka belajarlah untuk setiap kesempatannya.
        Ayu sering jatuh bangun juga, malah kebanyakan jatuhnya hahahaha. Tapi, lebih memilih untuk bersikap positif dan bangkit lagi.
        Jatuh lalu bangkit dan demikian seterusnya.
        Luka2 karena jatuh akan sembuh, meskipun menyisakan bekas luka, itu adalah tanda bahwa kita tidak pernah menyerah dalam hidup. Harus bangga!
        Bangga karena kita berhasil keluar sebagai pemenang untuk pertarungan hidup kita sendiri.

        Semangat Mas…!!

        Disukai oleh 1 orang

  3. Terus terang sy heran mas shiq sepertinya sdh menjalani hidup seperti kebanyakan orang dan bahkan cara berfikir mas shig sering melebihi kebanyakan orang tapi kok mas shiq4 masih mengaku sbg orang yang sakit Skizofrenia. Sy jadi pengin tahu spr mas Arung wahyu, ttg penyakit itu , Mungkin di buat buku lebih lengkap ya spt saran mbak Ida, tp itu kalau tdk memberatkan. Kalau mas shiq4 tidak ingin menceritakan ya gpp mas, gak usah dipikirkan.

    Suka

    1. Ya soalnya masih berhalusinasi. Kalau menulis buku tentang pengalaman skizofrenia sepertinya sulit. Saya belum pernah baca buku seperti itu. Jadi tidak punya acuan bagaimana melakukannya. Mungkin nanti kalau saya sudah PD dengan kemampuan menulis saya πŸ˜€

      Disukai oleh 1 orang

    1. Wkwkw…. terima kasih apresiasinya. Kebetulan tulisannya terlihat indah di mata mas desfortin. Mungkin rasanya sama ketika saya membaca tulisan-tulisan yang menyisipkan banyak idiom πŸ˜€

      Suka

  4. Menurut saya, benarlah kata orang: habis gelap terbitlah terang. Selamat atas pencapaian-pencapaiannya, Mas. Mudah-mudahan tetap amanah berjuang di jalan yang sudah dipilih ini. Menurut saya semua hal yang terjadi dalam hidup pasti punya makna yang mendewasakan. Bahkan meskipun itu berupa penyakit dan banting setir dari “masa depan” yang dibayangkan. Agaknya Tuhan tahu apa masa depan yang terbaik untukmu Mas, hehe. Itu sih yang saya lihat dari tulisan ini. Jadi, tetaplah menulis! Saya yakin banget tulisan Mas banyak yang baca. Bahkan di kotak komentar ini sudah banyak yang meminta buku, hehe…

    Suka

    1. Wah makasih mas gara. Meskipun porsinya lebih besar untuk bersenang-senang saja, tapi memang ada keinginan menerbitkan buku. Buat gaya-gayaan mas gara ha ha ha…..

      Ya bagian sulit memang mengambil pelajaran hidupnya mas gara. Sering merenungi dan dapat pelajarannya, cuma kadang masih ragu, sekedar berpikir saja dan sulit dalam pengimplementasian. Seperti mudah mengatakan untuk terus berjuang kepada diri sendiri, tapi dalam pelaksanaannya sering begitu kesulitan.

      Sekarang saya belajar mendoktrin diri sendiri dan mengatakan bahwa tidak ada takdir yang buruk. Lagian dalam hidup masih begitu banyak anugrah Tuhan yang patut disyukuri. Semoga saya mampu melakukannya di kala susah dan senang.

      Kalau buat buku masih belum tiba saatnya. Saya juga mesti bersabar sampai punya cukup ilmu kepenulisan. Sampai saat itu tiba, saya harus terus belajar πŸ˜€

      Suka

      1. Wah, saya belajar dari balasan komentar ini. Terima kasih banyak, Mas. Memang harus banyak yang kita lakukan di dunia, agar hidup tidak sia-sia, hehe.

        Suka

Komentar ditutup.