Makanan Kucing : Nasi Dicampur Ikan Pindang

Sumber gambar : Kucingpedia.com

Ini pengalaman pertama memelihara kucing. 3 Kucing kecil yang dulu dilahirkan di rumahku oleh kucing liar, kini sudah berumur 6 bulan lebih. Dan syukurlah mereka masih sehat dan semakin besar.

Sejak mereka kecil, aku sudah memberi makanan dari toko. Merk Felibite. Dan kucing-kucing itu sepertinya menyukainya.

Tapi sempat mereka tidak mau makan lagi. Sepertinya mereka bosan. Peribahasanya adalah diberi betis, minta paha. Tapi karena kucing adalah makhluk tak punya pikiran, maka aku memaklumi tingkah mereka.

Dari ibulah aku tahu bahwa kucing pun mau makan nasi. Asalkan dicampur dengan ikan. Menurutku kucing itu sensitif dengan bau. Baik makanan dari toko atau nasi dicampur ikan pindang, pasti memiliki bau yang menyengat. Jadi, kusimpulkan saja, makanan apapun, asalkan memiliki bau tajam yang disukai kucing, pasti mereka akan mengkonsumsinya.

Sejak saat aku tahu bahwa kucing juga doyan nasi plus ikan, sejak saat itu pula aku rutin memvariasikan makanan untuk kucing.

Tapi Justru Itu Merupakan Tindakan yang Salah.

Karena kucingku makan dengan lahap, kupikir aku ingin lebih sering memberi mereka nasi plus ikan pindang. Lagipula berapa banyak pun makanan yang kuberi, terutama nasi plus ikan, tidak ada sisa sedikit pun.

Tapi beberapa hari yang lalu, aku mengakses Tanya Dokter Hewan dan menemukan fakta bahwa memberi nasi terlalu sering sangat tidak baik bagi kucing. Setidaknya ada 5 alasan.

Aku kebakaran jenggot. Ternyata selama ini aku salah dalam mengatur menu makanan kucing-kucingku. Untunglah tidak ada tanda-tanda sakit sama sekali pada mereka.

Teryata merawat kucing itu bagai menghela rambut dalam tepung. Salah-Salah kucing bisa mati gara-gara makanan yang seharusnya tidak boleh dimakan.

Sekarang Bingung Mau Memberi Makan Apa

Nah… aku awam sekali dengan dunia perkucingan. Aku juga sebenarnya tidak tahu makanan apa saja yang bisa dimakan kucing kampung. Kadang-Kadang bingung juga, bagaimana kucing kampung liar bisa bertahan hidup.

Yang kutahu, kucing bisa makan sisa-sisa ikan dan tulang ayam. Sayangnya, kucing di rumah masih terlalu kecil. Ketika kuberi tulang ayam, mereka tidak sanggup menggunyahnya.

Beberapa ada yang merekomendasikan memberi makan daging atau udang. Tapi itu terlalu mahal. Aku bisa bangkrut.

Untuk sementara aku tetap memberi makanan dari toko saja. Seminggu sekali kuberi makan nasi plus ikan, dan dua kali dalam seminggu setidaknya kuberi ikan pindang saja tanpa nasi.

Berapa Banyak Makanannya?

Ini juga masalah serius. Dipikir-pikir, aku tidak terlalu tahu berapa banyak makanan yang harus kusediakan.

Biasanya sebungkus Felibite seharga Rp 10.000,00 akan habis dalam 3 hari untuk ketiga kucing. Tapi seiring pertumbuhan mereka, kurasa nanti bisa lebih cepat habis karena mereka butuh lebih banyak makanan.

Kalau masalah Felibite dan nasi sih tidak masalah. Aku bisa memberi mereka sebanyak yang mereka inginkan. Tapi kalau ikan, mesti berpikir dengan matang. Maksudku, berapa banyak porsi yang cukup sampai pada batas normal karena takutnya kucingnya tidak kenyang dengan porsi yang seadanya (ini mikir budget).

Tapi aku sudah punya pertanda. Kucing di rumah biasanya selalu mengeong-ngeong kalau minta makan. Jadi, kalau sudah seperti itu, aku akan memberi makan untuk mereka.

Bagian menjengkelkannya, ada saat di mana kucing terus mengeong sekalipun telah diberi makan. Itulah kenapa kadang-kadang aku ingin tahu pasti berapa besar porsi makan kucing dalam sehari. Agar tidak salah mengartikan ngeongan kucing sebagai tanda masih lapar.

Kucingku Kok Tidak Mandiri

Aku punya versi pemikiran bodoh. Maksudku pikiran-pikiran konyol yang seharusnya tidak kupikirkan. Dan salah satunya adalah soal sikap kucing.

Melihat kucing kampung lainnya yang entah bagaimana bisa bertahan hidup tanpa majikan, kupikir kucing peliharaanku masih kalah jauh. Kalau tidak kuberi makan, mereka pasti mati.

Sebenarnya aku ingin mereka mandiri. Pergi keluar dan menjelajahi kampung. Dan berusaha mencari makan sendiri seperti kucing pada umumnya. Tapi sepertinya itu mustahil.

Sejak kecil kehidupan mereka sudah nyaman. Mana mungkin bisa berubah. Sekalipun ingin sekali aku tidak memberi makan sehari dua hari, kemudian melihat reaksi mereka, mungkin mereka akan berjuang mendapatkan makanan seperti kucing kampung lainnya.

Tapi kuurungkan. Pasti mereka tidak sanggup melakukannya. Jadi biarlah mereka menjadi kucing rumahan yang manja.

Bagaimana denganmu? Pemikiran bodoh apa yang terlintas jika membicarakan kucing kampung? Bagikan di kotak komentar.

Iklan

• Keluarga