Ingin Bersahabat dengan Pagi

Bersahabat dengan pagiSumber gambar : Tribunnews.com

Sudah beberapa hari aku bangun pagi. Bisa pukul 5 atau 6 pagi. Paling lambat pada delapan tapak bayang-bayang.

Tapi aku belum pernah sekalipun menikmati nikmatnya pagi. Rasanya sangat aneh dan asing bagiku.

Sudah 3 tahun terakhir aku menjadi manusia malam. Dan entah bagaimana, perasaanku begitu datar di pagi hari. Bahkan sesekali aku masih bingung apa yang sebaiknya kulakukan.

Tapi tadi pagi aku dapat ide brilian. Karena perubahan rutinitas mengacaukan segala jadwal, aku mulai menyusun daftar kegiatanku. Semoga aku bisa segera beradaptasi dengan jadwal baruku.

Belalang Dapat Menuai

Sebenarnya sudah lama aku berpikir untuk lebih terlihat normal. Maksudku beraktivitas bukan di malam hari seperti kebiasaanku. Tapi selalu gagal.

Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Meski sudah mencoba berbagai cara, aku selalu saja bangun pukul 10 ke atas.

Semuanya baru berubah saat musim gelitu tiba. Karena ibu terlalu sibuk, bapak menjalankan lapak buah sendirian. Dan beliau memulai semuanya pada pukul 1 atau 2 dini hari yang seharusnya giliran ibu untuk berjaga hingga pukul 7.

Kalau jadwal normalku, seharusnya aku berangkat ke pasar pukul 11-an siang. Namun tidak tega juga aku melihat bapak harus bekerja keras seperti itu, maka aku memutuskan untuk bangun pagi dan berangkat ke pasar lebih pagi.

Tidak ada cara rahasia. Kupikir aku hanya terpaksa tidur lebih awal. Artinya aku tidak lagi membaca buku di malam hari. Dan aku beruntung karena bisa melakukannya. Meski merasa berat juga sih mengorbankan waktu membaca.

Mungkin karena niatnya sudah benar, maka Tuhan membantuku mewujudkan keinginan bangun pagi.

Yang membuatku sedikit heran, saat aku sudah bisa rutin bangun pagi, saat kupikir ibu tidak akan membantu menjaga lapak buah lagi selama beberapa minggu ke depan, malah ibu aktif lagi. Jadi, aku menganggur sekali di pagi hari dan jadwal kerjaku kembali seperti semula.

Sampai sekarang, jadwal kegiatanku masih kacau di pagi hari. Terkadang membaca, blogwalking, atau menulis, bahkan bisa berjam-jam berselancar di internet. Tapi kurasa aku sudah punya gambaran dengan apa yang bisa kulakukan di pagi hari. Dan kurasa itu ide bagus.

Rencana di Pagi Hari

Aku sudah memikirkannya. Kegiatan yang pasti harus dilakukan adalah membaca konten-konten di internet yang biasanya justru kulakukan pada pukul 6 sore. Sementara pukul 6 sore, aku bisa menggunakannya untuk bersantai membaca buku yang seharusnya kulakukan pada pukul 12 – 3 malam.

Aku juga memastikan untuk memesan secangkir kopi dari warung. Juga beberapa batang rokok. Ini hanya membolak-balik semua kegiatanku dan menyusun ulang jadwal. Dan kurasa aku bisa beradaptasi dengan jadwal baruku dengan cepat.

Tapi aku punya begitu banyak waktu di pagi hari sebelum berangkat kerja pada pukul 11 siang. Kalau aku sudah bangun pukul 5 atau 6, dan karena aku hanya membaca konten di internet selama 1 atau 2 jam, berarti aku masih punya begitu banyak waktu luang.

Ini yang membingungkanku. Kurasa aku masih butuh waktu untuk mengisi kekosongan tersebut.

Sepertinya Enak Kalau Jalan-Jalan

Aku tipe pemalas. Tidak suka keluyuran. Jalan kaki membuatku cepat lelah dan sudah lama sekali aku tidak melakukannya. Apalagi berjalan jauh.

Aku lebih suka mendekam di rumah sambil menjelajah internet atau mengkhayal (berpikir) hal-hal yang sebenarnya kurang penting. Atau kalau akhir-akhir ini, aku senang sekali membaca peribahasa-peribahasa meskipun aku tidak begitu punya gambaran bagaimana menggunakan peribahasa dengan tepat.

Kadang-Kadang aku memaksakan diri memasukkan peribahasa dalam tulisanku. Terhitung pernah aku sampai stres sekali memikirkan cara memasukkan satu dua peribahasa ke dalam karyaku. Tapi toh aku tetap berhasil melakukannya.

Ngomong-Ngomong soal pagi hari, mungkin sesekali aku perlu berjalan kaki. Mungkin pergi ke pedagang-pedagang kaki lima di sekitar tempat tinggalku. Lagipula Mojosari sudah banyak perubahan. Dan tentu saja, melihat perubahan di sana-sini bisa menimbulkan perasaan senang.

Misalnya pergi membeli kue-kue di pinggir jalan. Paling harganya 1000-3000 saja per kue. Kan lumayan bisa dimakan bersama secangkir kopi.

Bandingkan dengan kue di toko kue, harganya bisa mencapai Rp 10.000/Kue. Memang enak sih, tapi kalau sering-sering ke toko kue aku bisa bangkrut dong.

Namun sampai pagi ini aku malas gerak. Jadi seperti keinginan memandang langit, pasti terlaksana, cuma aku tidak bisa menjanjikan kapan. Malas sekali di pagi hari.

Harusnya Bersemangat Sih…

Namanya saja sudah lama sekali tidak menikmati pagi. Wajar saja jika perasaanku datar sekali dan terkadang aku baru bersemangat ketika sudah di tempat kerja (pasar).

Aku cuma duduk-duduk saja selama berjam-jam. Rasanya waktu berjalan lambat. Tapi tetap saja aku tidak merasa bersemangat.

Suasana hatiku juga sulit bagus di pagi hari. Mungkin masih penyesuaian. Tapi kalau boleh berharap, aku ingin mengawali hari dengan berbahagia.

Mungkin masih butuh waktu. Tapi semoga saja aku segera dapat feel-nya dan mampu menikmati pagi seperti orang lainnya.

19 tanggapan untuk “Ingin Bersahabat dengan Pagi

    1. Ha ha ha…. baik-baik saja. Tapi tahun 2017 ini Rani jarang posting ya… saya kira udah gak aktif lagi loh. Waktu bersih-bersih blog terbengkalai kayaknya termasuk yg saya unfollow. 😀

      Disukai oleh 1 orang

  1. Bangun di pagi hari, kemudian melihat cahaya matahari yang menembus kaca-kaca rumah. Sambil dengerin musik lalu menyapu dan sembari diselingi ‘memikirkan sesuatu’ kadang asik loh, Bang Shiq4. Tapi tetep enakan guling-guling di kasur sih.. haha.

    Suka

    1. Memang tidak ada yang bisa melawan kenikmatan guling-guling di kasur ketika di waktu senggang.

      Tapi ngomong-ngomong di rumah nggak ada kacanya ha ha ha…. 😀

      Suka

  2. Jalan paginya niatkan sekalian olah raga mas. Percaya sama saya, kalau sampean sudah terbiasa, akan ada yang kurang kalau nggak olah raga. Saya ngomong gini karena saya dulu juga malas olah raga. Males keringetannya. Tapi sekarang saya ketagihan jalan cepat pagi hari. Bahkan membuat target harus jalan berapa km atau berapa menit setiap harinya lima kali seminggu.

    Satu lagi, rajin olah raga juga memperbaiki mood dan pola tidur. Sampean jadi gampang sirep kalau malem sekaligus gampang dibangunin di pagi hari. Ini pengalaman pribadi saya, sekedar share saja.

    Semangat yo cak. 💪💪💪

    Suka

    1. Wah kalau rutin jalan kaki seperti tidak bisa. Maunya sih tahun ini udah mulai kebiasaan lari pagi, cuma karena ada sesuatu hal saja sehingga ditunda pelaksanaannya. Tapi makasih ya…. 😀

      Suka

    1. Wah klo saya bisa kecapekan klo nggak teratur. Mesti milih salah satunya. Tapi klo ngeliat faktor kesehatan, memang cenderung nggak baik jadi manusia malam 😀

      Suka

Komentar ditutup.