Review Film Anime Dungeon ni Deai o Motomeru no Darou Ka

Review film Dungeon ni Deai o Motomeru no Darou Ka

Sumber gambar : Pinterest.com

Beberapa hari yang lalu, ketika perasaan saya kosong dan menunggu perasaan membaik, saya menghabiskan waktu untuk menonton sebuah film.

Saya mengintip beberapa koleksi film adik saya dan kemudian mencoba menonton film berjudul Dungeon ni Deai o Motomeru no Darou Ka.

Seperti deja vu. Saya teringat pernah menonton bagian awal episode satu dan memutuskan untuk tidak menonton film ini. Namun karena saya penasaran, akhirnya saya menonton episode pertama sampai tuntas.

Dan saya lumayan suka dengan idenya. Film ini cukup bagus. Kemudian saya memindahkan ke-13 episodenya dan menonton via smartphone.

Berikut adalah review film dengan judul panjang yang sampai sekarang tidak saya ketahui artinya :

Jalannya Cerita

Dulu sekali, para Dewa turun ke dunia. Mencari kesenangan. Dan kemudian mereka memutuskan untuk tinggal di dunia bawah. Dewa dan Dewi menyegel kekuatannya dan menikmati semua kesulitan hidup dan ketidaknyamanan yang menyertainya.

Para Dewa dan Dewi ini kemudian memberkati manusia sehingga mereka mendapatkan kekuatan. Manusia menjadi pelayan dewa yang tergabung atas familia-familia.

Semua di mulai dari Bell Craner, anak lemah yang ingin menjadi petualang dan memasuki dungeon-dungeon. Ia tidak diterima oleh Dewa manapun. Sampai akhirnya, seorang Dewi miskin yang juga kesepian mengajak Bell ikut familianya. Dewi itu bernama Hestia.

Bell petualang pemula. Namun karena ia jatuh cinta dengan petualang terhebat, Aiz Wallstein, Bell mendapatkan skill langka yang mampu meningkatkan kemampuannya dengan cepat.

Melalui berbagai kejadian, Bell perlahan-lahan menjadi kuat. Ia ingin mengapai Aiz. Apalagi ia merasa malu karena diselamatkan Aiz dari monster-monster yang kuat di dungeon.

Atas kerja keras Dewi Hestia yang ingin membantu Bell, Hestia memohon kepada Dewi yang mampu menciptakan senjata berkualitas bagus. Dan akhirnya Hestia mendapatkan sebuah pisau yang hidup, di mana pisau itu akan sekuat pemiliknya. Semakin hebat pemiliknya, semakin kuat pula pisau itu. Dengan pisau itulah pertama kali Bell mengalahkan Monster yang kuat.

Yang paling mengesankan, puncak dari kebulatan tekad Bell adalah ketika melawan Minotaors. Bell masih pemula dan mustahil berhadapan dengan monster itu. Ketika petualang-petualang yang hebat datang untuk menyelematkannya, Bell menolak. Akhirnya petualang lainnya merasa takjub karena Bell yang masih level satu sebagai petualang benar-benar mampu mengalahkan Minotours dengan kekuatannya sendiri.

Bell tumbuh dengan cepat. Bersama dua orang partynya, akhirnya ia masuk dungeon di level pertengahan. Sayangnya, karena ada petualang lain yang melakukan pelanggaran, Bell dan teman-temannya yang akhirnya dikerar segerombolan monster.

Mereka selamat. Tapi mereka terjebak di dungeon dan tak bisa kembali pulang. Melalui berbagai pertimbangan, akhirnya mereka memutuskan untuk lebih jauh lagi melangkah karena di lantai 18 ada tempat peristirahatan yang aman bagi para petualang.

Karena keberutungan, akhirnya mereka selamat dan tiba di lokasi dengan selamat. Dengan Bell yang membopong dua temannya yang sudah tidak sadarkan diri.

Namun kejadian selanjutnya sungguh tidak terduga. Seorang Bos monster secara tiba-tiba muncul di tempat peristirahatan. Dan level petualang-petualang di sana tidak cukup baik untuk menghadapi bos monster.

Akhirnya semua orang bekerja sama dengan keras untuk mengalahkan bos monster. Tapi tidak ada yang sanggup mengalahkannya, bahkan para penyihir. Karena bos monster bisa beregenerasi setelah terluka.

Pada akhirnya, dengan dukungan semua petualang lainnya, Bell Craner kembali tampil mengesankan dengan mengalahkan Bos Monster.

Apa yang Saya Rasakan Ketika Menonton

Menonton film ini banyak terharunya. Tokoh-tokoh di dalam cerita memiliki kisah menyedihkan. Begitu pula tokoh utama, Bell Craner.

Melalui berbagai kejadian, akhirnya Bell menjadi petualang seperti cerita kakeknya. Juga menemukan orang-orang yang berteman dengannya meskipun ia lemah pada awalnya.

Melihat Bell Craner tumbuh itulah yang sering membuat haru. Kalau dari segi cerita, ada rasa penasaran meski tidak besar untuk mengetahui kelanjutan film ini.

Oh iya… review ini hanya mengulas season satu saja. Meskipun saat ini sudah ada SEason duanya.

Kelebihan Film Dungeon ni Deai o Motomeru no Darou Ka

Kalau menurut saya, cerita mengenai Dewa dan Dewi ini sangat menarik. Masing-Masing Dewa membentuk familia dan merekrut manusia untuk menaklukan Dungeon. Intinya seperti itu.

Mereka yang memasuki dungeon dan memiliki berkat Dewa akan terus menjadi lebih kuat seiring dengan pengalaman mengalahkan para Monster.

Walaupun kesannya aneh, tapi bagi para pecinta game pasti akan sangat menikmati film ini. Karena ini seperti kisah-kisah di dalam Game.

Dan boleh dibilang film ini hanya bagus dari segi cerita saja. Karena pertempurannya tidak begitu seru. Juga kehidupan yang diangkat juga tidak seru. Yang jelas ide ceritanya benar-benar bagus dan lain dari film kartun lainnya. Keren.

Kekurangan Film Dungeon ni Deai o Motomeru no Darou Ka

Ketika menonton film ini pertama kali, kadang sudah tahu bagaimana akhirnya. Hanya saja perkembangan Bell yang tiba-tiba membuat cerita tidak begitu seru.

Dan kedua kali saya menonton film ini, ternyata tidak ada bagian yang membuat saya suka karena cenderung bosan. Biasanya, meskipun saya sudah menonton film, kalau itu film yang bagus saya pasti tidak bosan. Lagipula apa yang dibahas di film ini tidak ada manfaatnya atau petuah-petuah bijak sebagaimana film jepang pada umumnya.

Dialognya sangat monoton. Dan mayoritas cerita adalah para gadis yang menyukai Bell dan ingin merebut perhatian Bell seperti kebiasaan film-film jepang.

Pokoknya film ini pendek-pendek ketika mengangkat konflik. Entahlah… Saya tidak begitu menyukainya seperti bagaimana saya menyukai Kuroko No Basuke.

Nilai

Saya memberi nilai 72 untuk anime Dungeon ni Deai o Motomeru no Darou Ka. Namun karena masih ada season 2, saya juga akan mendownload dan menontonya. Siapa tahu di episode selanjutnya film ini akan menjadi lebih bagus lagi.

Iklan

7 tanggapan untuk “Review Film Anime Dungeon ni Deai o Motomeru no Darou Ka

  1. Saya klau film anime bnar2 outsider. Gak bnyak tahu. Pernah sih bbrp kli nonton bareng rekan saya, Mr. Kaze. Dia penyuka anime Jepang jg. Krn jrang nonton lp dech ap judulnya waktu itu ya..๐Ÿ˜‚

    Film ini kesannya dunia fantasy gitu ya, mas. Aneh sy membayangkan kisah2 fantasi, sprti main games gitu.

    Oya, klau mas Shiq4 punya koleksi anime bnyak ya, dan sdah brp bnyak review film anime di blog Shiq4 ini?

    Suka

    1. Iya ini kisah fantasi. Justru saya suka film kayak gini mas desfortin. Yg sebenarnya untuk anak kecil. Karena ada pelajaran mendasar yg justru dilupakan orang2 dewasa tentang kebaikan dan bagaimana menjalani hidup.

      Saya tidak lagi mengoleksi anime karena kapasitas laptop udah full. Di laptop ada beberapa yang paling saya suka dan biasanya saya tonton ulang. Wah kurang tahu, tapi banyak yg tidak saya review kok filmnya ๐Ÿ˜€

      Disukai oleh 1 orang

  2. Selain itu, film ini mengandung adegan yang menurut saya d*wasa. Tapi saya setuju soal yang mengharukan. Memang beberapa karakternya kadang memberikan kisah hidup yang tak terpikirkan. Di sini penonton jadi tahu seperti apa si tokoh yang ada pada cerita. Hehe

    Suka

Komentar ditutup.