Sumber gambar : vemale.com
Tahun lalu musim gelitu mulai terjadi di bulan September. Tahun ini gelitu sudah ada sejak awal bulan Agustus ini 2017.
Aku lupa berapa kali bapak memasok gelitu, seingatku baru dua atau tiga kali saja. Beruntungnya, sejauh yang kulihat, sekilas gelitu-gelitu itu terjual dengan baik. Bahkan di pasokan terakhir, 5 keranjang gelitu habis dalam setengah hari.
Padahal pasokan tersebut rencananya untuk persediaan selama dua hari.
Aku senang. Setidaknya aku optimis untuk melalui musim gelitu tahun ini.
Sayangnya, pasokan gelitu hanya datang setiap dua hari sekali. Itu pun jika tidak telat dan molor.
Menurutku, musim gelitu tahun ini akan sangat bagus. Bahkan mungkin peningkatan penjualan gelitu seperti penjualan garbis di bulan Ramadhan. Dan tentu saja, jika penjualan meningkat, artinya aku akan mendapatkan uang jajan yang lebih banyak lagi.
Masih Ada Rasa Takut
Sebenarnya gelitu merupakan salah satu produk yang memberi banyak keuntungan. Setiap tahun tidak terjadi banyak masalah dan selalu menyenangkan untuk berurusan dengan gelitu.
Namun tahun lalu, walaupun aku optimis, karena hujan turun sepanjang tahun, musim gelitu tidak seperti yang seharusnya.
Selain musim gelitu yang singkat, penjualan pun sangat sedikit.
Hal tersebut memberi rasa was-was. Meskipun cuaca tahun ini sudah normal dan tidak ada lagi hujan, tapi mengingat rencana tahun lalu yang gagal membuatku sedikit takut.
Aku tidak berharap sukses besar di musim ini. Cukup menjual gelitu secukupnya saja secara berkala dengan lancar.
Harus Siap Berangkat Lebih Pagi
Biasanya aku berangkat ke pasar pukul 11 atau 12 siang. Bapak pulang dan aku yang menjaga lapak buah. Tapi dari kejadian terakhir, karena gelitu sudah habis ketika aku berjaga, maka musim gelitu tidak ikut berpengaruh terhadap penjualan di siang hari.
Itu juga berarti aku tidak bisa mengambil lebih banyak uang jajan. Maka… Jika ingin menikmati manisnya musim gelitu, aku harus bangun pagi dan pergi ke pasar lebih pagi. Agar ikut merasakan senangnya menjual gelitu.
Dengan begitu, aku tidak akan merasa bersalah untuk mengambil uang jajan yang sedikit banyak. Mungkin aku bisa berangkat pada pukul sembilan atau sepuluh pagi. Itu waktu yang ideal. Jadi, aku harus bersiap untuk melaksanakan rencana tersebut.
2 Masalah Utama
Aku punya dua hambatan untuk melaksanakan rencanaku ikut berjualan di jam yang lebih pagi.
Pertama, karena jam tidurku sudah berubah drastis. Aku biasa tidur pukul tiga pagi dan bangun pukul sekitar 11 siang. Dan aku harus mulai mengatur jam tidurku lagi.
Ini pasti akan mengacaukan segalanya. Mulai dari jam menulis, jam membaca, nonton TV, dan kegiatan lainnya yang biasa kulakukan di malam hari.
Atau…Aku bisa mencoba mengembalikan jam tidurku seperti ketika mahasiswa dulu. Jadi, selama musim gelitu berlangsung, aku tidur hanya empat jam di malam hari. Dan bisa menyempatkan tidur lagi setelah pukul 6 malam dan bangun pukul 10 malam.
Butuh sedikit penyesuaian, tapi kurasa masih bisa dijalankan dengan sempurna.
Masalah yang paling serius justru datang dari ijin orang tua. Karena sejak menderita skizofrenia, baik bapak dan ibu tidak memperbolehkanku terlalu banyak bekerja atau berpikir berlebihan. Mereka takut aku kambuh. Dan kadang-kadang aku merasa aneh dengan perlakuan mereka kepadaku.
Pernah aku berangkat pagi dan malah disuruh istirahat lagi di rumah. Tidak seperti ketika aku masih sehat di mana aku bisa membantu pekerjaan orang tuaku semauku.
Aku merasa sudah baikkan. Lagipula aku tidak punya pekerjaan penting lainnya.
Beberapa hari lagi aku akan periksa ke dokter lagi. Semoga saja ketika hal tersebut tiba, dokter sudah mengijikan lepas obat sebagai tanda bahwa aku sudah siap kembali ke masyarakat setelah sempat mengalami sakit jiwa.
Karena diperlakukan seperti orang sakit membuatku semakin aneh, sementara aku sudah merasa sangat sehat selama beberapa bulan terakhir. Dan aku tidak terlalu butuh beristirahat lagi dan siap beraktivitas seperti orang normal.
Kembali Berharap : Jika Rencana Berjalan Lancar
Jika semuanya berjalan dengan baik sesuai rencanaku, aku ingin mengamati musim gelitu dengan lebih seksama. Mengumpulkan data-data untuk dipikirkan.
Karena aku ingin menjadi pedagang yang lebih baik. Maka aku perlu mempelajari setiap kejadian selama berdagang dengan teliti dan hati-hati.
Seperti kataku tadi, tahun lalu musim gelitu tidak begitu menguntungkan. Namun tahun ini aku kembali berharap kondisinya kondusif sehingga penjualan gelitu akan lancar seperti tahun-tahun sebelumnya.
Dengan begitu, aku bisa mencatat secara kasar faktor-faktor peningkatan penjualan, persaingan, harga, dan pasokan, dan banyak hal berkaitan dengan musim gelitu tahun ini. Paling tidak aku akan merasa senang melakukannya.
Meskipun sampai sejauh ini aku tidak diberi kekuasan untuk membuat kebijakan dalam mengelola lapak buah, tapi aku cukup merasa hidup dan mulai menikmati kehidupanku sebagai penjual buah seutuhnya.
Siapa tahu aku bisa menjadi pekerja keras seperti Thurston di kisah Danielle Steel. Karena semua hal dimulai dari sebuah visi. Dan tentu saja, semuanya harus diusahakan mulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan secara berkesinambungan.
Bagaimana musim gelitu di daerahmu? Apakah dirimu menyukai gelitu? Bagikan di kotak komentar.
Posting ttg evaluasi pnjualan gelitu. Jujur aja, sy kurang bgtu mengenal bnyak jenis buah, termasuk gelitu, seingat sy, sy malah blm prnah makan buah ini, ππ beneran…serius **ketahuan bnget sy gak update ttg buah.
Ok mas Shiq4, semoga aja lpaknya makin lncar, bgtu juga dg buah gelitunya, dan Anda ttp semangat berbisnis buah nya, bgtu jg dg kondisi skizo Anda itu..semoga semua baik2 aja, Anda bs dianggap sembuh total dr org skitar
SukaDisukai oleh 1 orang
Klo di kalimantan kayaknya gak bakalan ada mas desfortin buah ini. Klo pun ada pasti nanti jatohnya mahal.
Terima kasih mas desfortin atas semua dukungannya π
SukaDisukai oleh 1 orang
As I guessed, asing bnget soalnya, haha…
SukaSuka
Apa itu gelitu?
SukaSuka
Nah, bu Ida yg di Jawa pun gak familiar, kok bs? π
SukaSuka
Baru lihat mas
SukaDisukai oleh 1 orang
Saya lihat di google ada yg warna ijo. Nah kalau yg hijau sering lihat di depan perhutani. Rasanya belum tahu. Dan baru tahu namanya gelitu
SukaDisukai oleh 1 orang
kalau aku menyebutnnya Genitu, atau Manechu
SukaSuka
Gelitu itu ya gelitu ha ha ha…. Sudah pernah saya jelaskan. Bisa baca https://shiq4.wordpress.com/2016/09/26/musim-gelitu-2016-telah-tiba/
SukaSuka
Iya saya buka google yg muncul tulisan mas shiq4
SukaSuka
Kalau liat gambarnya spt manggis, tp ko makin dipandangi ternyata bukan deh ya. Baru tahu nama buah Gelitu π .
SukaDisukai oleh 1 orang
Tos dech bu
SukaSuka
Gelitu itu buah desa mbak nella. Jarang ada di kota besar. Kalau pun ada rata2 orang kota tidak berminat. π
SukaSuka
Saya juga termasuk yang belum kenal dengan buah gelitu ini.
Mungkin bisa dibahas dalam satu postingan biar ikutan tahu jenis buah ini. Dari penampilannya, buah ini menarik untuk dikonsumsi.
SukaDisukai oleh 2 orang
Sudah pernah saya bahas mbak mengenai buah gelitu. Bisa baca https://shiq4.wordpress.com/2016/09/26/musim-gelitu-2016-telah-tiba/
SukaSuka
Kalo dirumahku bukan gelitu tapi manicu bang namanya . Ada juga yg bilang genitu π
SukaSuka
Iya… buah ini punya banyak nama. Masing-masing daerah punya nama sendiri. π
SukaSuka
Saya belum pernah makan buah gelitu. Dengar namanya aja baru kali ini. Mungkin bisa dijelaskan lagi, Mas, tentang buah ini. Sepertinya buah ini memang kurang begitu familiar.
SukaSuka
Tos
SukaSuka
Soalnya buah ini biasanya tumbuh di pedesaan dan orang kota kurang berminat memakannya karena lengket. Bisa baca https://shiq4.wordpress.com/2016/09/26/musim-gelitu-2016-telah-tiba/
SukaDisukai oleh 1 orang
Aku baru kenal buah ini tiga tahun yang lalu, tapi temen2 kantor nyebutnya Manicu, Kenitu.
Rasanya enak sih. Sayangnya di tempatku (Ngawi) ga pernah ada Mas. Bahkan kesemek aja juga ga ada. Apa adanya di dekat2 sini saja ya ? π
SukaSuka
Iya… nama lainnya manicu, kenitu dan banyak lagi namanya.
Wah kurang tahu saya bagaimana distribusinya. Yang jelas tiap tahun di daerah saya selalu ada pasokan gelitu. Kesemek juga ada meskipun mulai jarang. π
SukaDisukai oleh 1 orang
Aku gak pernah tau gelitu, baru aja ngerti ini π
SukaSuka
Waduh, sama kita ya, hihi…
SukaDisukai oleh 1 orang
Mungkin bisa baca https://shiq4.wordpress.com/2016/09/26/musim-gelitu-2016-telah-tiba/ agar sedikit tahu tentang gelitu. π
SukaDisukai oleh 1 orang
Gelitu itu apa gan?
Hehehe maklum saya kurang begitu suka memakan buah buahan… aneh si emang kata orang orang mah saya ga begiti suka buah…
Oh iya saya punya tips sedikit mengenai cara mengembalikan pola tidur gan emang si sedikit ekstrim
Jadi kalo saya biasanya mengembalikan pola tidur yang biasa tidur subuh bangun siang saya langsungin jadi satu hari full saya ga tidur hingga jam 7 malam dan setelah tidur di jam 7 malam dengan kantuk yang sangat super saya akan terbangun segar di pagi esok nya gan
SukaSuka
Ternyata, bkn sy sendiri yg tdk akrab dg buah gelitu, wkwk…
SukaSuka
Jika ingin tahu gelitu bisa baca
https://shiq4.wordpress.com/2016/09/26/musim-gelitu-2016-telah-tiba/
Daya tahan tubuh saya kuat. Bisa tidak tidur 2 hari lebih. Tapi terima kasih sarannya.
Klo saya mengatur pola tidur cukup membiasakan diri saja. Meskipun awalnya pasti kesulitan π
SukaSuka
Uwaaaaaaaaaaa bisa 2 hari ga tidur… serem amat itu mata apa mercusuar ga pernah istirahat gan h eh eheehe
SukaDisukai oleh 1 orang
sangat asikkkkk
SukaSuka
Memang π
SukaSuka
Baru pertama kali ini denger buah gelitu. Gak pernah denger sebelumnya hehehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Tos pak Arman
SukaSuka
Iya. Ini buah kayaknya hanya ada di daerah pedesaan. Klo orang kota biasanya kurang berminat karena buah ini lengket di mulut. π
SukaSuka
Ini kali pertama aku denger, baca, dan liat gambar buah gelitu. Di jakarta sepertinya tak pernah ditemukan buah ini. Ini buah untuk dimakan langsung apa dibuat jus mas?
SukaSuka
Nah, mbah Ikha.
SukaSuka
Sama juga trnyta, ππ
SukaSuka
Kha, maksudnya, maaf
SukaSuka
Ini buah tidak bisa di jus mbak kha, buat dimakan langsung. Klo di kota besar mungkin bisa menemukannya di pasar-pasar tradisional. π
SukaSuka
‘Gelitu’ adalah Geli-geli di situ :))) **dilempar bakiak pasti neh**
Buah apakah itu? Seperti apa rasanya?
Dan tenyata dari komen-komen yang ada juga pada ga tau :))
Seumur hidup, belum pernah dengar ada buah ini, atau nama nya aja neh tiap-tiap daerah beda ‘nyebut’-nya?
Hmm… please explain Mas, jangan buat gue penasaran π
SukaDisukai oleh 1 orang
Kok sama ya, haha..Tos dah
SukaSuka
Sama apa nya neh Mas? Sama ga taunya atau sama-sama geli? ππ
SukaDisukai oleh 1 orang
Sama gak tahunya, rata2 bnyak yg gak tahu, termasuk sy..
SukaSuka
Bisa baca postingan saya https://shiq4.wordpress.com/2016/09/26/musim-gelitu-2016-telah-tiba/ untuk mengetahui sedikit tentang gelitu mbak π
SukaSuka
Sudah baca postingan nya, akhirnya jadi tau π
Oh ternyata se’marga’ sama sawo, ga terlalu suka sawo. Tapi penasaran pengen coba cih.
Btw, boleh dunks Mas kirim, hahahahah… **ternyata emang dari awal jiwa celamitan muncul** Maafkan π
SukaDisukai oleh 1 orang
Kalau di daerahku lebih dikenal dengan nama Genitu atau Kenitu gitu Bang. Tapi orang-orang lebih familiar dengan apel umbel. Awalnya kukira kayak umbel beneran. Wkwkwk.
Ternyata enak banget. Aku lumayan suka sama buah ini. Tapi kadang aku dapat yang belum terlalu matang. Getahnya masih meraja lela.. Anjay kan..
SukaSuka
Wkwkw… klo apel umbel saya baru pertama kali dengar. Iya klo belum terlalu tua dan warnanya masih hijau memang gitu. Tapi ada kok jenis gelitu hijau dan rasanya manis. Saya pernah mencoba ketika menjual jenis gelitu itu π
SukaSuka
Aduh..saya juga asing nih dengan nama buah gelitu.Belum pernah liat juga.Tapi baca di komntar trnyata masih semarga sama sawo ya? Buahnya pasti penuh air gitu ya? Hhmmm..penasaran rasanya kayak gimana.Kayaknya seger.hhhee
SukaSuka
Iya buahnya berwarna putih susu dan encer macam bubur. Tapi rasanya manis π
SukaSuka
Wah ….mas Shiq4, kali ini benar-benar sukses bikin penasaran semua pembaca. (he he padahal gak sengaja kan ya) Saat membaca dari awal saya sdh penasaran buah gelitu itu apa ya? Iya kok bentuknya mcm manggis tp sepertinya lebih kecil. Sy jadi penasaran isinya seperti apa, dan gimana rasanya, krn dengar sj namanya baru kali ini.
Eh ternyata para pembaca lain juga sama spt sy mereka blum mengenal jg itu buah gelitu.
Ayo dong mas shiq ditambah lagi fotanya bagian dalam spt apa, dan rasanya mirip buah apa?
SukaDisukai oleh 1 orang
Isinya berwarna putih seperti susu. Macam bubur yg agak keras, tapi klo dimakan bakal meleleh di mulut mbak nur. Sayangnya efek sampingnya adalah bibir kita akan terasa lengket setelah makan buah ini. Dan rata2 orang kota jarang mengkonsumsi buah ini. Pemasarannya biasanya di daerah-daerah pedesaan.
SukaSuka
Oh begitu ya mas, terimakasih sdh mendeskripsikannya,jadi sdkit bisa membayangkan isi dan rasanya, meskipun sepertinya untuk ketemu buah itu mesti ke daerah mas shiq4 barangkali ya he he
SukaDisukai oleh 1 orang
Atau mungkin buah ini termasuk buah tanaman endemik yg hanya terdapat di daerah mas shiq4 ya?
SukaSuka
Ini bukan asli daerah saya mbak nur. Dari berbagai daerah yang ada kebunnya. Seperti daerah lumajang dan sekitarnya klo nggak salah. Buah ini juga tumbuh di pedesaan, cuma jumlahnya hanya satu dua saja dan belum bisa digunakan secara ekonomis karena panennya sedikit. π
SukaSuka
Oh iya, tp mungkin hanya ada di jawa timur ya, dan mungkin jg termasuk buah endemik dan langka , perlu dilestarikan spy generasi puluhan tahun yad masih dapat mengenal buah ini mas
SukaDisukai oleh 2 orang
Buah Gelitu? Mirid sawo kecik ya…?
SukaDisukai oleh 1 orang