Catatan Penjualan di Bulan Ramadhan

Ramadhan tahun ini menjadi lebih baik dibanding Ramadhan tahun lalu jika berurusan dengan penjualan buah. Jika tahun lalu peningkatan penjualan yang jauh di atas rata-rata terjadi hingga 4 hari, maka di Ramadhan tahun 2017 ini, keramaian yang terjadi di lapak mencapai 7 hari berturut-turut.

Aku senang dengan perbedaan yang lebih baik ini. Tapi aku tidak mampu mengetahui faktor apa yang membuatnya menjadi seperti itu.

Mungkin karena faktor keberuntungan. Lagipula ini masih Ramadhan ke dua yang kucatat. Masih begitu banyak data yang harus dicatat untuk Ramadhan-Ramadhan selanjutnya.

Kalau hanya boleh berpikir konyol, itu pasti karena banyak yang berpuasa. Dan di masa awal, mereka yang berpuasa mungkin terdorong untuk makan yang enak-enak saja sehingga penjualan buah meningkat.

Tapi 7 hari berturut-turut? Itu sebuah rekor baru. Aku akan mencatatnya dan melihat lagi, kemudian membuat kesimpulan lagi di Ramadhan tahun selanjutnya dan menemukan pola terbaik berdagang buah di bulan Ramadhan agar mendapatkan untung yang maksimal.

Sama Seperti Tahun Lalu

Primadona Ramadhan tahun ini masih sama, yakni melon dan semangka.

Melon dibandrol pada harga Rp 10.000,00/Kg dan selalu terjual dengan baik. Tapi bukan kualitas terbaik. Aku sendiri beranggapan bahwa melonnya tidak terlalu manis. Namun hanya itu pasokan melon yang ada. Jadi, tidak ada pilihan yang tersedia.

Sempat juga menjual melon-melon hijau, entah mengapa aku juga tidak terlalu menyukainya. Tapi orang tuaku tetap memasoknya dan dijual dengan harga Rp 8.000,00/Kg.

Ini juga yang sering membuatku gelisah. Kualitas yang buruk. Di satu sisi pelanggan menginginkan produk-produk terbaik, namun pasokan yang tersedia hanya produk-produk nomor dua. Ini juga bagian sulit menjadi pedagang yang belum kuselesaikan.

Seharusnya untuk meningkatkan brand, lapak buah diwajibkan menyediakan produk-produk berkualitas saja sehingga pelanggan puas. Namun kenyataannya, jika tidak ada produk lain dan hanya tersedia produk kualitas rendah, mau tidak mau pedagang harus tetap memasoknya.

Agar ada sesuatu untuk dijual. Tidak mungkin mengambil libur hanya karena sedang tidak ada produk yang bagus. Juga untuk menjalin hubungan baik dengan pemasok. Kalau tidak rutin memasok, nanti malah tidak kebagian jatah produk berkualitas.

Lalu untuk semangka, terdapat dua jenis, yakni semangka kuning dan semangka merah tanpa biji. 

Keduanya pun terjual dengan sangat baik. Mungkin penjualan semangka di awal Ramadhan mencapai lebih 100 Kg / hari.

Untuk semangka juga begitu, hampir mirip dengan melon. Tapi mayoritas semangka pasti kualitasnya baik. Tidak seperti melon, kualitas semangka banyak berkualitasnya daripada yang buruk. Tapi entahlah…. sejak awal aku juga malas mencoba semangka-semangka yang baru datang.

Aturannya sederhana : lebih baik tidak tahu kualitas produk. Jadi kalau ada yang bertanya apakah rasanya manis untuk semangka dan melon, aku tetap bisa jujur dan mengatakan,”Tidak tahu karena saya belum mencoba.”

Penjualan Blewah Masih Sedikit

Garbis atau blewah sudah tersedia sejak Mei 2017. Jika Ramadhan tahun lalu terjadi kelangkaan karena banyak yang gagal panen, maka blewah tahun ini cukup banyak tersedia. Harga tahun lalu Rp 8.000,00/Kg dan tahun ini turun menjadi Rp 6.000,00/Kg.

Tapi jumlahnya masih sedikit dan didominasi blewah-blewah mentah. Ini juga penyebab penjualan blewah lebih sedikit dibanding yang diharapkan. Tapi semua berjalan dengan baik karena blewah-blewah itu terjual dengan sempurna dan hanya sisa sedikit saja.

Aku hanya berandai-andai, kalau pasokan terbaik blewah berada di bulan Ramadhan, pasti penjualannya meningkat drastis. Itu berarti sudah dua Ramadhan aku mengkhayal dan belum menjadi kenyataan.

Padahal aku berharap kepada blewah tahun ini dan memecahkan rekor penjualan. Tapi keadaan benar-benar tidak mendukung. 

Bapak hanya memasok 70 atau 80 atau 100 Kg setiap hari. Bukan jumlah impian. Karena aku masih memimpikan penjualan yang lebih dari 200 Kg dalam sehari.

Hal tersebut pernah terjadi, dan berharap terjadi lagi bukan suatu keniscayaan. Mungkin harus bersabar dan mencoba memecahkan rekor lagi untuk tahun depan.

Pepaya yang Tidak Bisa Disepelekan

Ramadhan tahun ini aku juga melihat penjualan pepaya sangat baik. Namun tidak cukup baik untuk menarik perhatianku secara spesifik. Aku bahkan tidak mencatat berapa banyak pepaya yang terjual selama Ramadhan.

Satu-Satunya yang kusadari adalah permintaan pepaya di bulan Ramadhan lumayan tinggi. Itu terbukti karena pepaya habis dan bapak sering memasoknya. 

Harganya masih stabil di angka Rp 6.000,00/Kg.

Meskipun begitu, ini merupakan catatan yang bagus. Siapa yang tahu jika Ramadhan tahun depan pepaya mulai diminati pelanggan. Jadi, semoga saja pepaya bisa ikut menjadi primadona di tahun-tahun mendatang.

Jam Kerja Bertambah

Aku masih dalam proses penyembuhan. Setidaknya secara medis aku masih tergolong sakit skizofrenia karena dokter belum mengijinkan untuk lepas obat.

Tapi aku sudah merasa lebih baik. Tidak ada keluhan selama jam kerja di perpanjang dari pukul 12 siang hingga sekitar pukul 9 malam. Aku masih baik-baik saja dan tidak ada tanda-tanda kelelahan pikiran seperti ketika masih sakit.

Penambahan jam kerja juga memberiku sedikit ruang untuk memulihkan kondisi dan beraktivitas seperti orang normal. 

Namun tetap saja, meskipun terkadang cukup lelah, aku masih tidak bisa tidur di bawah pukul 12 malam. Kalau pun tertidur, pasti akan bangun lagi.

Semoga saja tahun depan kondisiku menjadi lebih baik lagi agar bisa ikut berkontribusi dalam mengembangkan lapak buah seperti bisnis profesional.

Iklan

18 tanggapan untuk “Catatan Penjualan di Bulan Ramadhan

  1. Semoga mkin sukses ni buat mas Shiq4 dg lapaknya. Bgtupun dg kondisi mas Shiq4 spy scra medis juga bnar2 dinyatakan pulih total, walau menurut saya Anda udah sembuh.

    Ah sok tahu gue?

    Kan baca aja postingan ini, pencatatan pnjualan buah2nya teliti.

    Ternyta melon, semangka dan pepaya ya yg meningkat

    Suka

    1. Kondisi saya sudah jauh lebih baik mas desfortin. Cuma masih takut kambuh. Jadi mending ngikutin saran dokternya. Lagian sekarang tinggal minum sebutir obat saja biar bisa rileks dan tidur di malam hari. Tahun depan saya yakin pasti udah lepas obat.

      Hanya semacam formalitas saja kok. Soalnya nurut saya sendiri tidak ada perubahan apapun baik minum atau tanpa minum obat. πŸ˜€

      Disukai oleh 1 orang

  2. Tetap semangat bekerja mas walaupun dalam penyembuhan juga. Yakin bahwa ada manfaat yang akan kita peroleh selama itu baik atau positif. Saya doakan usahanya semakin meningkat omsetnya. Amin

    Happy blogging \^o^/

    Suka

  3. Kalo aku disuruh beli buah pasti belinya semangka haha. Soalnya aku buah yg lain ga doyan mas. Jadi semangka selalu jadi primadonaku hehe.
    Amin semoga kondisinya membaik ya mas dan bisa terus menginspirasi kita.

    Suka

  4. Kebetulan fav aku buah semangka, jadi meskipun harganya naik atau turun berapa ribu, ttp kebeli wkwk kan haus seharian, pas buka jadi seger

    Suka

    1. Wah tidak mas firman. Kurma banyak di jual di pinggir jalan. Dan klo liat sekilas, tidak banyak yg tertarik dengan kurma sepertinya.

      Suka

Komentar ditutup.