Sumber gambar : qolbunhadi.com
Kita semua tahu bahwa konten adalah raja. Anda bisa mendengar jargon tersebut diulang di berbagai konten di internet jika berhubungan dengan dunia pemasaran digital.
Bahkan Rand Fishkin mempopulerkan kata “10x content” yang menegaskan bahwa channel SEO mewajibkan pemasar menciptakan konten yang jauh lebih baik lagi untuk memenangkan persaingan di SERP.
Pertanyaannya hanya satu : Apa sebenarnya konten berkualitas itu?
Tentu semua orang punya persepsi yang berbeda-beda. Tanyakan kepada pemasar manapun dan pasti jawaban mereka sangat subyektif sekali.
Patric Stox bertanya kepada beberapa pelaku SEO, sedihnya, jawaban pertama yang didapat adalah konten sebaiknya terdiri dari x kata, dimana x biasanya 200,300,400,500,700,1000,1500, atau 2000.
Lebih banyak kata bukan berarti lebih baik. Query sederhana tentang umur seorang aktor bisa terjawab dengan sebuah kalimat dan tidak membutuhkan kisah hidup.
Pelaku SEO lain memberi jawaban relevansi. Masalahnya adalah halaman berkualitas rendah juga bisa relevan seperti halnya halaman berkualitas tinggi.
Pelaku lainnya memberi jawaban yang luar biasa rinci dari hak paten atau ide mengenai machine learning tentang word2vec, Rank Brain, deep learning, metode berbasis hitungan, dan metode prediktif.
Tapi untuk mendapatkan jawaban yang mendekati kebenaran, maka kita bisa mulai dengan memahami Google dan bagaimana cara kerjanya.
Bagaimana Google Bekerja?
Google adalah bisnis. Mereka adalah mesin pencari di mana produk mereka adalah hasil penelusuran.
Idealnya, keinginan Google tentu menampilkan hasil yang bisa memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi.
Menurut Katrhyn Aragon di Crazy Egg, Sikap Google Jelas-Jelas Anti SEO.
Hummingbird bukan hanya perubahan mayor tentang evolusi Google. Mereka juga menghilangkan keyword tools. Para pemasar sekarang tidak bisa melihat dengan jelas kata kunci apa saja yang digunakan pengunjung ketika mampir di suatu website.
Akan terlihat seperti terma pencarian tak dikenal. Bahkan kata kunci yang tidak tersedia mencapai 74% pada 2013 dan diyakini akan benar-benar 100% di masa mendatang. Moz sendiri pun belum menemukan solusi untuk masalah ini.
Tapi pesannya sangat jelas : Fokus pada konten, bukan kata kunci.
Google mungkin frustasi dengan situs-situs yang berfokus kepada uang tanpa menyediakan konten berkualitas. Bagaimana pun juga, jika pemilik situs abal-abal memiliki tim SEO yang bagus, mereka akan sering tampil di SERP dan merusak kredibelitas Google sebagai mesin pencari terbaik.
Sedangkan pemasar beropini, “Tentu kita ingin menciptakan konten berkualitas tinggi dan enganging, tapi kami akan percaya diri jika menyertakan kata kunci sehingga konten bisa dengan mudah ditemukan.”
Tapi Google yang berkuasa. Jika ingin sukses di internet, kita harus mengikuti aturan yang ditetapkan Google. Tidak akan ada yang mendebat bahwa tindakan Google pun demi terciptanya lingkungan yang nyaman untuk menyebarkan dan mendapatkan informasi apapun.
Apa Itu Konten Berkualitas? Menerjemahkan Standar Kualitas Google
Menurut Pedoman Webmaster, Prinsip dasarnya adalah sebagai berikut :
- Buat laman yang utamanya untuk pengguna, bukan untuk mesin telusur.
- Jangan menipu pengguna Anda.
- Hindari trik yang dimaksudkan untuk meningkatkan peringkat mesin telusur.
- Pikirkan tentang apa yang membuat web Anda unik, berharga, atau menarik.
Mari kita bicarakan satu per satu.
1. Laman untuk Pengguna, Bukan Mesin Telusur
Sisi gelap dunia SEO dan pemasar adalah memang ada yang terlalu berfokus pada mesin pencari dan tidak memedulikan pengguna.
Konten mereka dipenuhi kata kunci, ditulis dengan buruk, atau tindakan apapun yang sebenarnya tidak memberikan banyak manfaat bagi pengguna internet. Mereka merupakan orang yang berprinsip “Yang penting situs mendapatkan uang.”
Tapi sejujurnya saja, terkadang pemasar ini bermain bersih dan tidak melakukan kecurangan. Mereka bermain White Hat SEO. Hanya saja konten mereka tidak dapat memuaskan pengunjung situs.
Jika mengacu pada apa yang dikatakan Google, maka seharusnya semua pemasar berfokus menyediakan konten yang mampu dinikmati oleh manusia dan tidak semata-mata ditulis untuk mesin pencari semata.
Hanya saja dunia tidak seideal itu. SEO itu nyata. Dan mereka yang menerapkannya dengan baik yang akan bersinar. Itu mengapa aturan Google ini terlihat sangat tidak relevan. Karena tidak ada jaminan konten berkualitas versi Google yang enak dibaca manusia dan menerapkan aturan kepenulisan yang ketat akan memenangkan persaingan dengan konten-konten yang diciptakan untuk keperluan SEO.
2. Jangan Menipu Pengguna Google
Mari kita hadapi kenyataan, tidak semua informasi di Google kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
Keinginan Google mungkin mendorong penulis-penulis di internet melakukan riset, melakukan kutipan, memberi backlink ke situs-situs terpercaya, dan berhati-hati dalam menyebarkan informasi agar dunia internet hanya terdapat informasi-informasi valid.
Hanya saja masih begitu banyak konten dengan informasi salah atau berita hoax menempati rangking-rangking yang bagus.
Kalau kita mengambil apa yang dikatakan Google, maka konten berkualitas adalah konten yang benar dan valid. Itu juga alasan mengapa Google menyukai dan memberi kredit terhadap konten-konten baru karena relevansinya lebih terpercaya.
Bagaimana pun juga, kebenaran di masa lalu bisa menjadi bahan lelucon di masa sekarang.
3. Hindari Trik yang Dimaksudkan untuk Meningkatkan Peringkat Mesin Telusur
Ucapan Google kali ini lebih mengacu kepada penerapan teknik-teknik black hat SEO pada suatu halaman untuk dapat menjadi yang terdepan di SERP.
Hal inilah yang mendorong Google terus melakukan update algoritma agar mesin pencari semakin sempurna dan mendiskreditkan konten-konten yang melanggar kebijakan Google.
Contohnya adalah Google Panda, di mana konten-konten berkualitas rendah ditendang dari halaman terdepan. Misalnya konten otomatis atau halaman hasil copy paste atau konten-konten singkat yang tidak memberi nilai bagi netizen.
Tentu tidak semua orang akan patuh pada aturan Google. Mereka juga berkembang dengan trik-trik yang juga semakin berkembang. Perang semacam ini sudah sering terjadi.
Namun jika Anda percaya bahwa Google yang akan memenangkan peperangan dengan berbagai perubahannya, maka sebaiknya Anda mulai patuh untuk tidak menggunakan teknik black hat apapun dalam penciptaan konten hingga ketika melakukan optimasi yang dibutuhkan.
4. Pikirkan tentang apa yang membuat web Anda Unik, Berharga, atau Menarik
Menerjemahkan situs yang unik, berharga, dan menarik pasti mengacu pada konten seperti apa yang kita sajikan dan bagaimana kita menyajikannya.
Di poin keempat ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Temukan poin menjual yang unik bagi Anda
- Diferensiasikan diri Anda
- Tawarkan nilai pada kustomer Anda
Dengan melakukannya, konten Anda tidak hanya akan disukai pengunjung, melainkan Google pun akan menyukainya juga.
Cara Menilai Kualitas Konten Kita
Bagaimana menilai jika konten di situs kita berkualitas?
Mudah saja. Saya menggunakan indikasi pengunjung yang mengunjungi bukan lewat mesin pencari, melainkan yang datang dengan mengetik halaman alamat langsung di browser. Indikasinya adalah jumlah pengunjung yang mengakses halaman utama situs kita kian meningkatkan dari waktu ke waktu.
Menurut opini saya, jika jumlah pengunjung halaman utama meningkat, maka itu merupakan indikasi bahwa setidaknya pengunjung puas dengan konten-konten Anda dan mereka terus melakukan kunjungan ulang.
Semakin berkualitas suatu konten, maka cepat atau lambat jumlah pengakses halaman utama akan meningkat.
Ini juga merupakan peringatan agar mengikuti petunjuk Google dan tidak keterlaluan berfokus pada SEO.
Kesalahan utama yang biasa dilakukan adalah ingin mendapatkan rangking tinggi untuk semua konten. Sedangkan kita tahu bahwa SEO membutuhkan waktu.
Berfokus membuat semua halaman mendapatkan rangking tinggi hanya akan mengurangi fokus dan bisa berakhir dengan kegagalan.
Jadi, strategi terbaik adalah fokus untuk konten-konten utama saja (Sedikit konten saja). Selama ada beberapa konten yang berada di halaman pertama, maka Anda membuka kesempatan untuk memiliki pembaca setia, mereka yang puas dengan konten Anda dan mengunjungi halaman utama dalam kurun waktu tertentu.
Sangat bermanfaat, untuk saya yang sama sekali asing dengan seluk beluk ini. Terimakasih bungs.
SukaSuka
Sama2 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
👏👏👏👏
SukaSuka
Terima kasih 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Keren.sangat bermanfaatbermanfaat
SukaSuka
Wkwk…. Terima kasih apresiasinya 😀
SukaSuka
Berarti biarkan google bekerja, dan yang perlu kita perhatikan adalah kepuasan pembaca.
mendapatkan artikel berada di page pertama, bukan berarti akan mendapatkan hati pembaca.
begitu kan mas ya?
SukaSuka
Betul. Klo pengguna puas otomatis halaman kita akan berperingkat lebih baik. Sedangkan jika masuk halaman pertama, belum tentu juga pembacanya akan puas :-D.
SukaSuka
Jadi semakin banyak yang mengakses homepage semakin bagus ya 😀
i see
SukaSuka
Bukan semakin bagus saja, indikasi bahwa terjadi kunjungan ulang. Dan itu berarti pengunjung puas.
SukaSuka
Sip gan… Banyak sekali kontroversi mengenai konten berkualitas, kata si A kontennya harus panjang, kata si B kontennya gak harus panjang. Dan masih banyak lagi kontroversinya. Tapi benar sekali kata agan bahwa kita gak perlu terlalu fokus sama SEO, sebab SEO harus ditunjang juga oleh SMO, seperti kata PanduanIM. Katanya, untuk mendapatkan peringkat yang bagus di mata SEO, blog kita harus sering dikunjungi dulu, dan itu dimulai dengan marketing atau pemasaran yang tepat.
Oh ya, BTW, jadi beli domain gan? kwkwk
SukaSuka
Gak tahu gan. Tahun depan aja dipikirnya sekalian buat konsepnya. Sekarang fokus memperbanyak konten dulu.
SukaDisukai oleh 1 orang
pengunjungku kebanyakan dari mesin pencari 😦
SukaSuka
Wah, berarti blog kak Winni udah terkenal banget!
SukaSuka
makanya heran juga
SukaDisukai oleh 1 orang
Gak tahu. Kayaknya nggak deh….Tahun depan aja dipikirnya. Sekarang fokus menambah konten dulu.
SukaSuka
Wah maaf salah balas komen. Mayoritas blog memang pengunjungnya dari mesin pencari mbak win. Itu tandanya blognya sehat. Kecuali jika memilih channel pemasaran lain sebagai ujung tombak.
SukaSuka
Entah mengapa, mungkin ini bukti bahwa ilmu blogging saya belum maju-maju, setelah baca postingan ini saya kok berasa berada di dimensi yang berbeda. Shiq4 tampak expert dalam mengulasnya, saya hanya sambil manggut-manggut. Makin banyak baca, kok saya berasa makin bodoh, huhu… efek apa ini mas? 😂😂
Anda luar biasa (maaf, jngan pdulikan pujian bloger newbie yang polos dan lebay ini).
Oya, menurut Google, konten berkualitas adalah konten yang benar dan valid. Pngertian ini apakah sampai sekarang? Gimana cara google mengetahuinya ya? Atau saya yg kmbali gagal fokus, sehingga gagal paham?
Menurut saya, sangat logis opini Anda pada bagian akhir (menilai kualitas konten). Saya mengerti itu.
Kesimpulan saya, bahwa untuk bisa seperti itu, terlalu berat bagi saya. Tapi saya tidak berputus asa.
Dan saya tetap fokus menulis, tanpa mempedulikan apakah konten saya duduk di halaman pertama google atau tidak.
Terima kasih ilmunya mas Shiq4.
SukaSuka
Google masih belum bisa menilai suatu konten adalah hoax atau bukan secara langsung mas desfortin. Algoritma google menggunakan backlink sebagai tolak ukur.
Jika banyak mendapatkan backlink, maka dipastikan kebenaran informasinya akurat. Di blog dengan bahasa inggris sudah tercipta lingkungan yg bagus karena manusianya sudah paham bagaimana sebuah berita atau informasi salah yang,beredar bisa merusak tatanan informasi sehingga mereka tidak ragu memberi backlink.
Dengan begitu otomatis konten2 yg muncul pasti sudah berkualitas dengan sendirinya. Sedangkan di indonesia ini juga masalah karena saya sering melihat informasi salah yg beredar dan muncul di halaman,pertama.,banyak kasus malahan. Maka sudah salah satu tugas bloger untuk memberi link ke tulisan2 valid agar konten hoax dan informasi salah tenggelam.
Iya… wajar jika semakin banyak tahu akan merasa semakin bodoh. Tandanya kita punya minat yg cukup untuk mencapai pemahaman yg lebih dalam lagi. Kalau saya menerjemahkannya seperti itu. 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Saya pernah baca kalau ternyata google mempunyai kebijakan untuk merahasiakan kata-kata kunci yang diketikkan oleh pengunjung yang sudah login akun google. Itu mungkin penyebab banyaknya terma pencarian yang tidak dikenal.
Jumlah kunjungan ke homepage blog saya menempati urutan kedua terbanyak mas. Apakah itu pertanda bagus? hehehe
SukaSuka
Iya mas firman, sudah dirahasiakan sejak beberapa tahun lalu agar penyedia informasi tidak terlalu fokus pada kata kunci ketika menulis konten. Tapi saya baru dengar klo yg sudah login saja yg begitu. Soalnya tidak tertulis dengan jelas dan saya kira maksudnya disembunyikan baik itu login maupun tidak.
Iya itu bagus mas firman klo halaman utama salah satu halaman yg paling banyak diakses. Di masa awal dulu sulit sekali saya dapat hit untuk halaman utama 😀
SukaSuka
Oh …jumlah pengunjung di halaman utama ya untuk melihat kualitas konten kita
Satu lagi baru sy tahu, padahal logis ya…makasih mas shiq4
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya mbak nur. Klo orang puas dengan konten kita hampir pasti mereka juga akan mengunjungi halaman utama 😀
SukaDisukai oleh 1 orang