Motivasi Menulis: Menikmati Tulisan Sendiri

Motivasi menulis ​Sumber gambar : nownovel.com

Aku mulai menulis karena ketidaksengajaan. Bahkan aku tidak mengerti mengapa aku bisa bertahan sejauh ini. Tahun ini akan memasuki tahun ke-3 ku dan tidak ada tanda-tanda bahwa aku akan berhenti dalam waktu dekat.

Setidaknya aku sudah menulis ratusan artikel di blog ini saja. Tepatnya 516 tulisan. Dan secara mengejutkan, aku terkesan dengan pencapaianku dalam menulis selama ini.

Jika ada yang bertanya apa yang kukejar, maka aku tidak terlalu yakin. Lebih mudah mengatakan bahwa aku tidak punya target lain selain mencapai 1000 tulisan di WordPress.

Tapi jika kau bertanya tentang motivasi, sesuatu yang mendorongku untuk terus menelurkan tulisan, maka itu adalah menikmati tulisanku sendiri.

Mengejar Rasa Puas

Aku selalu suka dengan tulisanku sendiri dan tidak terlalu peduli pada pembaca. Kalau mereka merasa terbantu atau terinspirasi setelah membaca karya-karyaku, anggap saja itu sebuah keberuntungan. Karena tidak ada niat sedikit pun untuk melibatkan pembaca dalam proses menulis yang kulakukan.

Karena aku sendiri menyadari bahwa itu sesuatu yang sulit. Dan sebelum aku benar-benar menguasai teori tentang pembaca dengan baik, pikiranku sudah dipenuhi ide-ide sederhana yang ingin segera kutuliskan. Tentu saja, aku akan langsung mengeksekusi ide yang muncul dan melupakan pembaca.

Di lain waktu, aku hanya merasa tidak mungkin menjadi penulis hebat. Jadi, kuputuskan untuk bersenang-senang sendiri. Aku menciptakan tulisan, kunikmati sendiri, dan sesekali menertawakan tulisan-tulisan yang jelek. Sesederhana itu.

Kalau ada yang kukejar, itu pasti rasa puas karena telah berjuang menghasilkan konten yang bagus. Terutama konten yang enak dibaca dan sederhana. Dan setelah mengalami beberapa pengalaman menyenangkan tersebut, aku semakin haus dengan rasa puas. 

Maka kuputuskan untuk terus menulis sampai aku merasakan rasa puas yang berulang-ulang kali.

Setidaknya begitulah motivasi menulisku. Jika aku sudah bosan dengan rasa puas, maka barulah aku akan mencari gaya bahasa yang cocok sesuai kepribadianku. Karena tulisan merupakan cerminan penulis.

Apakah pembaca akan mengenalku dengan baik hanya melalui tulisan-tulisanku? Mungkin itulah tujuan menulisku dalam jangka panjang.

Cara Menikmati Tulisan Sendiri

Selama dua tahun konsisten menerbitkan konten di blog, aku mulai menyadari bahwa aku punya kebiasaan menyia-nyiakan waktu, yaitu membaca tulisanku sendiri berulang-ulang kali. Rasanya menyenangkan saja.

Aku mengoreksi tulisan-tulisan yang sudah terbit. Sebagian ternyata jelek, tapi di masa aku menuliskannya, aku benar-benar merasa itu tulisan yang bagus. Ternyata dua tahun menulis membuat perbedaan yang sangat besar.

Jika membandingkan tulisan di tahun pertama dan tahun kedua, pasti ada banyak perbedaan yang harus diamati dan dikembangkan lagi. Kemudian mempertahankan yang bagus dan membuang yang buruk. Aku ingin menjadi penulis yang lebih baik lagi.

Untuk itu aku berusaha menikmati tulisanku sendiri : Membacanya berulang-ulang kali dan merenungkan maksud tulisanku, lalu sedikit mengoreksi, dan menerbitkan tulisan baru untuk mengcover kekurangan tulisan-tulisan lainnya.

Itulah mengapa banyak link di dalam tulisanku. Karena secara ajaib, aku terinspirasi oleh karya-karyaku sendiri. Bodoh…. tapi bekerja dengan baik.

Membayangkan Tulisan Beberapa Tahun Mendatang

Di lain waktu aku juga mengkhayal bisa menghasilkan karya yang bagus. Jika perbedaan antara tahun lalu dan masa sekarang saja sudah sangat mencolok kualitasnya, tulisan macam apa yang bisa kuciptakan 3 atau 4 tahun lagi? Dengan asumsi aku terus menulis setiap hari.

Membayangkan hal semacam itu saja membuatku bersemangat. Pasti rasanya sangat menyenangkan kembali menertawakan tulisan-tulisan di masa lalu atau terkesan dengan perubahan-perubahan yang ada dalam setiap detail suatu tulisan.

Ya…. 3 atau 4 tahun lagi, jika aku masih mampu menikmati aktivitas menulis, dan masih suka menulis, maka aku ingin membandingkan lagi tulisan-tulisan di masa itu dengan masa sekarang.

Seberapa besar perbedaannya? Untuk menjawabnya, satu-satunya yang harus kulakukan adalah mempertahankan kebiasaan menulis yang sudah tercipta dan terus mempelajari teori-teori menulis yang ada.

Semoga Menulis Tetap Menyenangkan

Dua tahun terakhir susunan pemain bloger sudah jauh berubah. Banyak yang tumbang. Rasanya aneh memikirkan mereka yang sudah tidak aktif lagi. Mungkin mereka sudah tidak lagi merasa senang dengan menulis sehingga meninggalkannya.

Kadang aku juga takut jika tiba-tiba bosan menulis, kemudian malas menulis dan berhenti untuk selamanya. Tapi aku berjanji kepada diri sendiri untuk tidak mengubah prinsip menulisku : Menulis untuk bersenang-senang saja. Tanpa ekspektasi berlebih, sepertinya aku akan bertahan lebih lama lagi.

Semoga saja menulis akan tetap menyenangkan bagiku. Dan aku bisa bertahan lebih lama untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman sehingga mampu menulis dengan lebih baik lagi. Terutama untuk mengisi konten tips-tips menulis.

Jadi, apakah kau masih merasakan kesenangan yang sama seperti ketika pertama kali menulis? Bagikan di kotak komentar.

26 tanggapan untuk “Motivasi Menulis: Menikmati Tulisan Sendiri

    1. Iya mbak win. Lama2 juga mahir sendiri kok nulisnya. Eh ngomong2 kenapa update dari blognya mbak winny kok gak muncul ya di feeds wordpressku? Udah tak coba unfollow trus tekan follow lagi tapi tetep gak muncul updatenya.

      Disukai oleh 1 orang

        1. Iyaa sama tab comment enggak keluar. Mungkin interkoneksi jetpack-penyedia domain masih belum bagus. Maklum, calypsonya wordpress masih tergolong baru.

          Suka

  1. Saya dulu di awal 2012 semangat nulis disini karena ada beberapa temen kampus yg ngeblog, tapi setahun kemudian pada ilang. Akhirnya merasa sepi terus saya ikutan ngilang juga..hahaha. Balik lagi 2016, dan mencoba blogwalking.. yah setidaknya merasa ramai sampai sekarang Mas. Meskipun temen2 lama itu belum pada kembali.
    Tapi sejauh ini saya tetep pengen terus nulis sih, mencoba tidak tergantung dengan semakin hilangnya teman…

    Disukai oleh 2 orang

    1. Saya udah biasa kehilangan teman ngeblog di wp. Kadang bisa rame, kadang bisa sepi, udah biasa. Malah saya main tebak-tebakan siapa yg bakalan bisa bertahan sampai tahun depan? Soalnya hampir semua teman ngeblog tahun lalu vakum cukup lama dan cuma sesekali saja updatenya wkwk….. Semoga mbak ikha bisa bertahan lama di wp.

      Disukai oleh 1 orang

      1. Mas Shiq 👏👏👏 sudah bertahan sejauh ini.

        Yah, semoga saja Mas. Semoga bisa bertahan,
        paling tidak ikut baca postingan temen2 kalaupun saya nantinya vakum nulis juga 😆

        Disukai oleh 1 orang

  2. Saya juga suka sekali membaca tulisan sendiri mas, tidak tahu kenapa ada perasaan senang dan bangga meskipun kadang juga malu setelah membaca tulisan sendiri.
    Saya sampai sekarang masih menikmati kesenangan itu, Tetapi tidak tahu juga kalau suatu saat tak ada lagi motivasi menulis. kalau menurut tebakan mas shiq kira-kira tahun depan saya termasuk bloger yang masih nulis tidak ya mas?

    Suka

    1. Tahun depan hampir pasti masih aktif. Biasanya rata2 blogee bisa bertahan di tahun pertama karena masih asyik-asyiknya ngeblog. Baru di tahun kedua mulai bosan dan benar-benar beehenti di tahun ke-3 😀

      Disukai oleh 1 orang

  3. Sama, saya juga suka baca postingan-postingan lawas milik sendiri. Selama blog saya masih ada pengunjungnya, apalagi kalau nambah, saya masih senang menulis sih.

    Disukai oleh 1 orang

    1. Semoga bisa bertahan lama mas firman. Yg penting kita merasa senang dulu dengan aktivitas ngeblognya, baru bisa konsisten.

      Suka

  4. Apalagi menulis fiksi. Semakin lama semakin sulit karena aku coba menghindari ide yang sudah pernah tayang. Mirip dengan situs Rotten Tomatoes, di mana rating menunjukkan seberapa fresh ide ceritanya, bukan seru tidaknya.

    Suka

  5. Tenyata menulis itu bisa seperti candu kayaknya. Saya paham apa yang dirasakan oleh Shiq4. Membaca tulisan2 sendiri punya ksenangan tersendiri.

    Saya juga sering membca ulng tulisan2 sendiri mas, bnar di awal-awal trnyta trlihat skli bedanya dibanding skrg, entahlah beberapa tahun ke depan apkh ksnangan ini akan ttp ada pdku, yg psti smpe skrg msih blum bosan menulis. Kendala sya adalah, punya ide ttg sstu tp kurang berkapasitas dlm mengulasnya.

    Suka

    1. Iya mas desfortin. Saya juga merasakan hal semacam itu. Cuma saya biasa menbackup dengan data2 yg dibutuhkan. Masalahnya sumber data yg saya ibginkan mayoritas berbahasa inggris, jadi mesti nerjemahin terlebih dahulu 😀

      Suka

  6. kalau saya sedang semangat-semangatnya menulis, pasti sulit berhenti. tapi sekalinya rasa malas datang, bisa stak lamaa sekali.
    ngomong-ngomong stak saat menulis, kalau kak shiq4 kena stak suka ngapain?

    Suka

    1. Biasanya klo stuck lebih memilih tema yang mudah seperti kehidupan sehari-hari saja biar mudah untuk menulis. Klo moodnya sudah bagus, barulah menulis dengan tema yg agak sulit.

      Disukai oleh 1 orang

Komentar ditutup.