7 Pelajaran Menulis dari Rutin Menulis Setiap Hari

Selama 24 bulan pertama, rata-rata aku menulis setiap dua atau tiga hari sekali. Walaupun terkadang ada sedikit kesulitan, rasanya hanya itu kemampuan yang kumiliki ketika baru terjun di dunia tulis menulis. Dan aku cukup puas dengan rutinitas menulisku tersebut, baik jumlah kata maupun kualitas tulisan yang kuhasilkan.

Namun sejak tanggal 26 Januari 2017, rutinitas menulisku berubah. Aku mengikuti sebuah tantangan untuk menulis setiap hari dan berhasil menyelesaikannya. Bagian terbaiknya, kebiasaan tersebut terus terbawa hingga sekarang. Tidak ada hari tanpa menulis di kamus kehidupanku saat ini.

Kegiatan menulis menjadi lebih mudah akhir-akhir ini. Padahal pada awalnya pikiranku sangat kacau ketika kupaksa untuk menulis setiap hari. Semua perjuangan itu tidak sia-sia. Aku benar-benar sudah terbiasa menulis setiap hari sekarang. Bahkan perasaan yang hadir bukan hanya senang, melainkan ada pula rasa puas ketika berhasil menyelesaikan tulisan yang bagus.

Apalagi statistik blogku juga ikut membaik. Di bulan Februari 2017, blogku menghasilkan 10.000 pageview lebih.  Kemudian terus meningkat karena di bulan Maret 2017, pageview blog melebihi 13.000. Hanya karena rutin memublikasikan konten baru.

Tapi itu bukan sesuatu yang penting. Yang terpenting adalah pelajaran-pelajaran menulis yang kudapat selama rutin menulis setiap hari selama ini. Berikut adalah pelajaran yang kudapatkan :

1. Membuka Pikiran Bahwa Tidak Ada Ide Buruk

Pelajaran menulis pertama : tidak ada ide buruk​Sumber gambar : devianart.com

Di masa awal menulis, aku merasa bahwa bagian terpenting dalam menciptakan tulisan yang indah dan bermanfaat adalah ide. Tanpa ide yang bagus, mungkin tulisan tidak akan dibaca orang. Itu membuatku sering bingung ketika hendak menulis : mengenai apa yang ingin ditulis dan bagaimana gaya menulis yang paling sesuai untuk menggambarkan setiap ide.

Aku sudah menyadari mindset yang benar : Tidak ada ide yang buruk. Tapi aku benar-benar kewalahan ketika mewajibkan diri menulis setiap hari.

Untuk pertama kalinya dalam hidup, aku merasa tertekan. Tekanannya cukup untuk membuat kepalaku pusing dan bingung dalam mengeksekusi ide terbaik. Pada akhirnya, beberapa kali aku merasa kecewa dengan tulisanku. Aku hanya merasa akan lebih baik seandainya aku menulis seperti biasa, tanpa tekanan.

Namun diluar dugaan, respons yang dihasilkan luar biasa. Selain karena faktor keberuntungan karena tulisanku berada di halaman pertama Google, pengikut Shiq4 tidak merasa bosan untuk membaca setiap tulisan.

Ada tulisan yang kupikir produk gagal, malah mendapatkan banyak komentar positif. Sejak saat itu, aku tidak terlalu perfeksionis. Aku hanya menganggap semua spektrum kejadian membawaku pada kondisi di mana aku benar-benar bebas menulis apapun yang kuinginkan.

Aku menulis untuk bersenang-senang. Dan seharusnya tetap seperti itu. Dan sekarang aku semakin percaya, ide apapun tidak masalah. Selama ditulis dengan baik, maka tulisan akan menemukan pembacanya sendiri.

2. Menulis Tidak Butuh Waktu Lama

Menulis tidak butuh banyak waktu​Sumber gambar : poppygarmila.wordpress.com

Sebagai penulis pemula, masalah paling krusial tentu menyediakan waktu luang untuk bebas menulis. Sama seperti orang lainnya, aku hanya punya waktu di malam hari. Itu pun dalam kondisi yang lelah karena baru selesai bekerja.

Tapi seiring dengan berjalannya waktu dan kebiasaan yang terbentuk, menulis tidak lagi membutuhkan waktu lama. Aku bisa menulis konten-konten panjang dalam waktu singkat. Tekanan, kelelahan, kehabisan ide, semua pernah menyerangku. Tapi aku tetap bertahan.

Jika mengacu pada teori evolusi Darwin, penulis yang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang akan bertahan. Dan benar saja, lama-kelamaan, aku semakin mahir dalam menyusun kata.

Ternyata menulis itu tidak butuh banyak waktu. Sekarang tinggal meningkatkan kualitas tulisan yang kuhasilkan melalui mengedit. Jadi, kuharap aku benar-benar rutin melakukan editing sehingga kualitas tulisan tetap terjaga dengan baik.

Bagi Anda yang ingin menulis dengan cepat, maka Anda bisa menemukan tipsnya dengan mengklik di sini.

3. Berpikir Sebelum Menulis

Pelajaran menulis kedua : berpikir sebelum menulis​Sumber gambar : wovgo.com

Ini kebiasaan yang baru terbentuk. Karena aku tidak punya banyak waktu luang, aku terbiasa memikirkan apa yang hendak kutulis sebelum benar-benar duduk di depan komputer.

Ketika aku berjualan di pasar, saat sedang sepi, waktu itu kumanfaatkan untuk membaca berbagai referensi mengenai topik yang akan kutulis di malam hari. Awalnya aku merasa kesulitan sekali, bahkan ada beberapa pemikiran yang terlewat ketika aku benar-benar menulis. Tapi semuanya menjadi lebih baik akhir-akhir ini.

Saat komputer menyala, jariku akan menari dengan baik seolah aku sudah pernah menulisnya. Semua hal yang kupikirkan tertuang dengan indah menjadi baris-baris kalimat dan susunan paragraf. Dan hasilnya, aku tidak terlalu banyak berpikir ketika menulis.

Cara ini terus kugunakan karena keefektifannya. Bayangkan saja, aku seolah sudah selesai menulis di pikiranku. Tidak ada kesulitan berarti. Itulah rahasia mengapa aku bisa menulis setiap hari tanpa kesulitan. Pikirkan semua hal yang hendak ditulis. Kemudian saat mengedit, pastikan semua pemikiran sudah menjadi tulisan. Kalau perlu tambahkan beberapa referensi lain sehingga tulisan menjadi lebih sempurna. Dengan begitu kualitas tulisan akan menjadi semakin baik.

4. Temukan Motivasi yang Tepat untuk Dapat Menulis Setiap Hari

​​Pelajaran menulis 3 ; temukan motivasi yang tepatSumber gambar : grid.id

Sama seperti kegiatan lainnya, menulis membutuhkan motivasi yang tepat. Karena jika tidak, orang akan lebih mudah mengibarkan bendera putih begitu menemui hambatan dalam menulis.

Aku ingin menjadi penulis yang lebih baik. Tapi sejujurnya saja, kalau berpikir realistis, rasanya itu akan sulit terwujud mengingat aku belajar menulis secara otodidak. Belum lagi kesibukan yang membuat tubuhku kelelahan sehingga godaan untuk bermalas-malasan menjadi lebih besar.

Satu-Satunya yang membuatku tetap bersemangat adalah kisah penulis besar yang mengawali semuanya dari menjadi pencuci piring di restoran. Entah bagaimana, penulis tersebut mempercayai mimpinya dan benar-benar menjadi penulis. Di waktu itu, ia menulis setelah bekerja dan terus melakukannya.

Mengingat kisah itu, aku pun melakukan hal yang sama. Sepulang dari pasar, aku sering membuat secangkir kopi dan membeli beberapa batang rokok, kemudian mulai menulis.

Sejak rutin menulis setiap hari, aku sangat jarang menonton TV atau bermedia sosial. Waktuku hanya untuk menulis. Kalau sedang bersemangat, aku bisa menulis hingga 4 jam. Aku percaya bahwa suatu hari nanti aku akan menerbitkan bukuku sendiri. Yang harus kulakukan saat ini hanya terus mempercayai mimpi itu dan berlatih dengan sungguh-sungguh.

Kalau pun tidak terwujud, kurasa aku tidak akan menyesal mengingat betapa banyaknya rasa puas yang memenuhi dadaku begitu aku menyelesaikan tulisan dengan topik-topik yang sulit.

5. Belajar Berbagai Gaya Menulis agar Tidak Bosan

Pelajaran menulis lima : kuasai berbagai gaya menulis​Sumber gambar : bibliotika.com

Semua orang punya karakter masing-masing dalam menulis. Dan biasanya penulis akan lebih menyukai hanya dengan memiliki satu gaya menulis yang menjadi bagian dari ciri khasnya. Kalau pun ada pengembangan, itu pasti memoles gaya menulis yang sudah ada.

Aku berbeda. Aku suka meniru gaya menulis dari sebagian besar konten-konten dan buku-buku yang kubaca. Itu juga yang menyebabkan aku tidak punya gaya menulis yang tetap dalam menyajikan konten-konten di Shiq4. Tapi kegiatan semacam itu menyenangkan.

Lagipula aku hanya menulis untuk diri sendiri. Yang terpenting adalah bagaimana caranya agar aku tetap merasa bahagia ketika menulis. Kalau memang pembaca tidak menyukai ketidakkonsistenan gaya menulisku, mereka boleh tidak membacanya. Dan aku juga tidak masalah jika pengunjung blog ini tiba-tiba turun.

Karena membosankan menulis dengan gaya menulis yang sama setiap hari. Bagiku, semua tampak lebih menyenangkan jika aku menguasai beberapa gaya menulis. Meskipun pada akhirnya tidak ada gaya menulis yang kukuasai dengan sempurna sih.

6. Menulis Tentang Kedisiplinan

Pelajaran menulis enam : disiplin menulis​Sumber gambar : maxmanroe.com

Kalau ingin cepat mahir menulis, maka disiplin adalah keharusan. Tujuannya agar skill kita menjadi lebih baik. Karena ketrampilan menulis sama seperti ketrampilan lainnya : semakin sering dilakukan, semakin baik hasilnya.Tidak jadi soal apakah menulis 500 kata atau 2000 kata setiap hari. Yang jelas harus disiplin menulis.

Tantangan bagi penulis pemula tentu ketika hasil yang didapat tidak sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis harus sadar bahwa tugas penulis adalah terus menulis. Ketika aku menyadari esensi menulis yang sesungguhnya tersebut, aku tidak lagi terlalu banyak berharap. Aku hanya sudah sadar bahwa satu-satunya yang harus kulakukan adalah terus menulis.

Prinsip semacam itu membawaku kepada kedisiplinan yang teratur. Aku menulis setiap hari tanpa berpikir bagaimana orang lain akan memandang hasil kerjaku. Kalau pun ada yang kulakukan, itu pasti cuma melakukan evaluasi lagi, mana yang menjadi tulisan berkualitas dan mana yang menjadi tulisan buruk. Kemudian hasil mengevaluasi tersebut akan kugunakan untuk menghasilkan tulisan yang lebih baik lagi ke depannya.

Bagi Anda yang ingin tahu rahasianya, maka dapat membaca “5 Tips agar Disiplin Menulis”.

7.Usahakan Jangan Ada Draft

​​Pelajaran menulis tujuh : jangan ada draftSumber gambar : thedocialrush.com

Sebenarnya rahasia lain yang kupelajari selama menulis setiap hari adalah tulisan yang kubuat akan selesai di hari itu juga. Karena draft yang terlalu banyak pada akhirnya hanya masuk ke tong sampah saja.

Berbeda dengan penulis lain yang suka membuat draft dan menunda-nunda, aku tidak akan pernah melakukannya. Bisa-Bisa mulai terbiasa dan menjadi kebiasaan. Karena semua cerita tentang draft-draft yang tak kunjung selesai bukan isapan jempol semata.

Draft merupakan pintu lain dari kemalasan. Sekali saja dibuka, penulis akan melakukan lagi dan lagi. Pikirannya akan selalu berkata “Akan kuselesaikan besok”, tapi tidak pernah terwujud. Dan itu membuatku berprinsip tulisan harus jadi hari ini juga.

Kalau memang tulisannya jelek, itu menjadi risiko dan harus tetap dipublikasikan. Agar tidak terjadi yang demikian, aku sudah membaca semua referensi yang dibutuhkan jauh sebelum menulis sehingga tulisanku tidak berhenti di tengah jalan.

Menulis setiap hari memang penuh tekanan. Anggap saja seperti deadline seperti penulis-penulis profesional. Jangan ada draft dan semua penulis akan mulai terbiasa menyelesaikan tulisan tepat waktu. Biar saja jelek, namanya juga proses membentuk diri menjadi lebih baik. Kecuali kalau menulis untuk media besar dan mendapatkan bayaran, tentu harus profesional dan menghasilkan tulisan-tulisan yang bermutu saja. Kalau sekadar untuk blog pribadi, ya sebisa mungkin jangan Anda draft sekalipun tulisan yang dihasilkan masih kasar.

Kesimpulan

Sebenarnya tidak semua orang punya semangat menulis yang tinggi. Anda sangat boleh untuk tidak menulis setiap hari. Namun jika Anda mencoba melakukannya dan mampu, mengapa harus menahan diri untuk tidak melakukannya.

Semoga pelajaran menulis di atas dapat diambil manfaatnya. Begitulah caraku menulis setiap hari di blog Shiq4. Walaupun kadang-kadang kualitas tulisanku menurun, tapi itu bukan masalah besar. Yang penting belajar dari kesalahan dan tidak mengulanginya di masa depan.

Bagaimana dengan Anda, apakah mau mencoba menulis setiap hari? atau punya pelajaran lain berkenaan dengan menulis setiap hari? Bagikan di kotak komentar.

22 tanggapan untuk “7 Pelajaran Menulis dari Rutin Menulis Setiap Hari

  1. wah aku justru terbiasa dengan draft sebuah judul dan biasanya aku beri kerangka juga
    emang sih kadang suka males aja..
    jadi kayaknya nunggu mood gitu saat ingin mengembangkan draf yang sudah ada

    Suka

    1. Klo ngedraft takutnya gak selesai2. Saya klo nulis harus selesai di hari ini juga. Kecuali klo konten-konten panjang , bisa dua hari nulisnya wkwkwk…….

      Disukai oleh 1 orang

  2. Entah kenapa setiap mampir di blog kak shiq4 dan baca tulisannya kakak didi selalu merasa termotivasi menjadi lebih baik. Karena didi ibu rumah tangga didi usahakan menulis pas waktu kosong.

    Memang sih bukan tulisan yang punya gereget tersendiri hanya hal-hal sederhana dan suatu pengalaman aja yang pernah didi rasakan mostly yang didi tulis.

    Berpegang dengan prinsip saya menulis untuk diri saya sendiripun didi terapkan, sukur-sukur dibaca dan bermanfaat untuk orang lain walaupun bukan tulisan yang wow bahkan cenderung remeh.

    Tapi kesimpulannya didi seneng banget mampir, ngelirik dan juga menjebloskan diri di setiap tulisannya kak shiq4. Selalu ada suatu hal yang didi pelajari. ☺

    Disukai oleh 1 orang

    1. Wah terima kasih nih atas apresiasinya. Sebenarnya kan memang yg penting kita senang dulu nulisnya, bisa dibaca sendiri, nanti bakalan dibaca orang juga kok. 🙂

      Suka

  3. Mas Shiq, poin 7… saya hampir selalu punya draft di blog dan tumblr. Sampe puluhan. Dan kalau dibuka malah buntu mau dikemanakan…ujung2nya dibuang ketempat sampah. 😩
    Alasannya kenapa ngedraft kadang ide nulisnya pas lg dijalan. Pas besoknya buka lagi suasana sdh ga sama, jadinya males melanjutkan.
    *kok malah curhat ya 🙊

    Barangkali saya harus mulai komitmen kali ya… Diselesaikan saat itu juga.

    Disukai oleh 1 orang

    1. Wah kok bisa sampai puluhan wkwkw…..klo ada ide tampung saja di notepad yg khusus untuk ide, ntar setiap mau nulis baru buka daftar ide. Yg jelas jangan dibiasakan ngedraft, nanti malah kebiasaan. Susahnya klo draftnya terlalu lama disimpan nanti malah bingung sendiri menyelesaikannya.

      Disukai oleh 1 orang

      1. Ada 16 draft di blog. Dinotepad pun selain catatan ide, saya juga punya banyak draft Mas…😂😂😂
        betul Mas. Bingung tiap kali mau menyelesaikan sebuah draft.

        Saya mau mengerasi diri ini, nyoba caranya Mas Shiq, tdk membiasakan ngedraft.

        Disukai oleh 1 orang

  4. Saya masih bermasalah di nomer 2 dan 7. Saya tdk bisa cepat nulisnya mas. Dan utk urusan draft, sampai saat ini masih bergumul, masih sulit saya hindari. Alasan terkait no7 yg Anda ulas saya percaya skli tp itu td, sya masih kesulitan melakukannya.

    Tks skli lg. Pljran di atas bnar2 vitamin bagi saya.

    Suka

    1. Sama2 mas desfortin. Klo no 2 biasanya nggak perlu ngapa-ngapain nanti bakalan cepat dengan sendirinya seiring dgn pengalaman yg didapat. Sedangkan yg nomor 7 bisa diakali untuk fokus menulis satu artikel saja. Klo belum selesai jangan mencoba menulis aftikel lainnya. Sedangkan ide yang masuk bisa ditampung di notepad secara tersendiri.

      Disukai oleh 1 orang

  5. Biasanya saya menulis dan membuat draft diandroid hanya untuk menyimpan ide terlebih dahulu tapi kadang dapat menyelesaikan dan ada yang masuk tong sampah. Karna penyakit malas serta keinginan tinggi mengetahui hal lain dengan membaca dan kegiatan lain jadi ga sempat untuk menulis nih hehe gimana yaa
    Satu hal ini mungkin dapat berubah meningkatkan menulis apakah mengejar target dapat membantu? Atau ada saran lain? Beritahu saya..

    Suka

    1. Caranya membiasakan diri menulis. Misalnya tiap pukul 9 sebelum tidur dibiasakan menulis satu artikel. Dengan begitu kita akan punya kebiasaan menulis yg baik. Tidak apa2 mengawali semua dengan 500 kata saja. Kalau sudah terbiasa nanti jumlah katanya akan meningkat dengan sendirinya.

      Disukai oleh 2 orang

      1. Iyaa waktu itu juga pernah saya melakukan hal tersebut tetapi hanya saja diri ini banyak 1001 godaan. Jadinya tidak konsisten deh hehe
        Tapi ini adalah tantangan, yang akan saya lakukan supaya menjadi terbiasa.
        Makakasih mas, semangat terus buat bikin artikelnya

        Disukai oleh 1 orang

Komentar ditutup.