Hari ke-26 : Kecewa Terhadap Diri Sendiri

Kecewa Terhadap Diri sendiri

Sejak kecil saya tidak punya impian. Pantas saja jika kegiatan sehari-hari saya hanya bersenang-senang saja. Hobi saya adalah bermain sepak bola dan catur. Tapi tidak pernah berpikir untuk serius dan kemudian menjadi profesional di kedua bidang tersebut. Dan waktu berlalu dengan cepat.

Baru di awal usia 20-an, saya benar-benar mengetahui apa yang saya inginkan. Sebuah impian besar. Ketika pertama kali mengikuti kelas pemasaran saat kuliah, perasaan saya mengatakan itu sesuatu yang hebat. Apalagi setelah membaca buku-buku Kohtler, saya sangat menikmatinya. Tidak butuh waktu lama untuk menyadari bahwa passion saya adalah dunia pemasaran.

Saya bekerja dengan sangat keras. Di waktu luang saya membaca referensi-referensi pemasaran. Bahkan saya mulai mendownload jurnal-jurnal pemasaran internasional. Kabar baiknya, saya sangat menguasai materi pemasaran. Secara tidak langsung, kepercayaan diri saya begitu tinggi tentang masa depan.

Ketika saya menutup mata, saya membayangkan kehidupan yang menyenangkan sebagai manajer pemasaran. Bertemu orang-orang baru, menyusun strategi pemasaran di rapat-rapat penting, atau berusaha mengadaptasi studi kasus yang berhasil dari perusahaan-perusahaan besar.

Kalau pun tidak menjadi manajer pemasaran, saya bermimpi menjadi penulis buku seperti Kohtler. Dan yang paling buruk, melanjutkan sekolah sampai S-2 dan menjadi dosen pemasaran. Itu benar-benar masa penuh semangat sepanjang kehidupan saya selama di bangku kuliah.

Hancurnya Mimpi-Mimpi Indah dan Munculnya Impian Baru

Di atas adalah impian pertama saya. Dan kehancurannya di mulai sejak awal tahun 2011. Tiba-tiba saya sakit (gejala awal skizofrenia) dan mengambil cuti. Saya kira keadaan akan membaik dan saya mampu melanjutkan kuliah, namun ternyata saya salah.

Setelah mengambil cuti untuk kedua kalinya, akhirnya saya memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan kuliah. Tepat di semester 7. Saya bersedih sepanjang waktu. Kerja keras yang saya lakukan seolah sia-sia saja. Saya kehilangan impian-impian saya.

Mau menyalahkan siapa? Tiba-tiba sakit skizofrenia begitu saja dan harus menjalani perawatan yang panjang. Tebakan Anda benar, saya menyalahkan dan kecewa secara mendalam kepada diri sendiri dalam waktu lama seolah tidak percaya bahwa saya gagal meraih impian yang mudah seperti menjadi manajer pemasaran.

Kehidupan saya selanjutnya mirip Matahachi di buku Musashi karya Eiji Yoshikawa, terikat dengan masa lalu dan suka berkhayal. Tapi tidak mau lagi berjuang.

Saya mendapatkan pekerjaan yang bagus dengan gaji yang lumayan. Tapi gairah hidup saya sudah mati. Passion saya adalah dunia pemasaran. Photo editor memang tidak buruk, tapi saya benar-benar tidak mampu menikmati pekerjaan itu. Kehidupan saya berada di titik terendah.

Saya bahkan sudah tidak peduli tentang masa depan. Saya hanya bekerja, tidur, bermain game, keluar malam, dan begitu berulang-ulang. Tanpa impian, hidup terasa kosong.

4 Tahun menjalani kehidupan semacam itu, baru di akhir tahun 2015 saya merasa punya impian lagi. Setelah setahun rutin menulis, sepertinya saya sangat menikmati dan memutuskan untuk menjadi penulis saja. Dan sejak saat itu, kehidupan saya terasa sangat menyenangkan. Setelah pulang dari bekerja, maka saya belajar menulis. Juga rutin menulis untuk blog ini. Itu impian baru saya. Dan saya akan bekerja keras untuk meraihnya. 

Menjadi Tipe Realistis

Gagalnya impian pertama saya membuat saya hancur. Bahkan bermimpi pun saya tidak berani, takut mengalami kegagalan yang menyakitkan lagi.

Anda tahu bagian terbaik dari punya impian sebagai penulis? Saya bisa melakukannya kapan pun saya inginkan. Bahkan menulis sepanjang hari jika sedang punya waktu luang. Seandainya di masa depan saya tidak dapat menerbitkan buku, saya sudah cukup puas berkarya di blog ini.

Saya bahagia dengan keadaan yang sekarang dan ingin terus seperti ini saja. Tapi bukan berarti saya tidak berusaha keras untuk mewujudkan impian menjadi penulis. Saya hanya berusaha menikmati prosesnya dan ingin konsisten menulis dulu di blog ini. Mungkin setelah stabil mendapatkan 1000 pengunjung/hari baru saya berpikir tentang sebuah buku. Untuk saat ini, kembangkan blog Shiq4 terlebih dahulu.

Itu lebih realistis. Jika mengembangkan blog sederhana saja tidak bisa, maka apapun buku yang saya hasilkan nanti, itu pasti karya yang buruk.

Pelajaran Penting

Memiliki impian ternyata memberi energi lebih. Entahlah….. seolah saya punya begitu banyak to do list. Bahkan terlalu banyak untuk diselesaikan dalam beberapa bulan ke depan. Tapi saya tidak pernah merasa kelelahan.

Bukannya kegagalan itu menyenangkan, itu sakit. Dan itu konsekuensi logis bagi para pemilik impian. Namun lebih baik gagal dalam mencoba daripada tidak pernah melakukannya sama sekali.

Satu-Satunya tugas saya adalah memberikan semua yang terbaik untuk mewujudkan impian baru yang sederhana ini. Tapi harus tetap realistis dan tidak terlalu optimis agar jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan lagi, saya tidak lagi mengalami kekecewaan besar terhadap diri sendiri.

Bagaimana dengan Anda? Apa impian Anda? Bagikan di kotak komentar.

33 tanggapan untuk “Hari ke-26 : Kecewa Terhadap Diri Sendiri

  1. Jejak2 hidup sang pemenang. Bukan pecundang. Itulah yg saya liat pada diri Anda. Kisah Anda, bagi saya, menyentuh sekali.

    Jalan hidup ini memang kadang sebuah misteri. Masa depan kadang begitu sulit untuk ditebak apalagi diraih. Tak tahu masa depan, saya pikir dialami oleh bnyak orang.

    Mas Shiq4 adalah penulis pejuang. Yakinlah, Anda akan berada pada puncak kesuksesan bila Anda terus konsisten. Karir kepenulisan Anda saya lihat tampak cerah.

    Saya kalau impian tidak muluk2, semoga karir saya sebagai guru saat ini akan terus semakin baik di masa-masa selanjutnya.

    Yang pasti begini, kata org, hobi yang dijadikan pekerjaan itu membuat kita maniak kerja. Tapi pekerjaan yang dijadikan hobi membuat kita menikmati.
    Sampai saat ini saya masih menikmati dengan karir saya saat ini.

    Disukai oleh 1 orang

    1. Saya sebenarnya masih tidak percaya diri mas desfortin. Masih ragu-ragu antara mau melangkah atau tidak. Tapi ya sudahlah… daripada dipikirkan secara mendalam lebih baik dijalani aja dulu. Ntar pasti nemu jalannya sendiri 🙂

      Disukai oleh 1 orang

  2. Lol, saya sebenarnya pernah ngeself diagnosis kalo saya kena schizophrenia, googling2 etc, iseng2 masuk grup Indonesia nya, tapi kayaknya waktu itu saya lelah aja sih, seengaknya jadi tau dikit soal dunia lain pengidap schizo

    Suka

    1. Iya ada komunitasnya di facebook. Mending nyari psikiater kalo merasa sakit atau stres atau menunjukkan gejala skizofrenia. Semakin dini di deteksi, besar kemungkinannya untuk cepat pulih lagi.

      Suka

  3. Tulisanya rapih.. banyak kok yg berawal dri blog jdi penulis dgn karya2 bagus.. jgn patah arang. Kalau saran ku si mas fokus nya mau nulis tentang apa? Nah klo udh dpt apa yg mau d fokusin buat tulisan rutin tentang itu. Kayan mba idrihapsariw.com itu dia biasa nulis fiksi cerbung gtu nah skrg udh terbit jd buku.

    Suka

    1. Ini udah menyusun buku. Cuma akan saya digratiskan untuk yg pertama. Buat pembaca blog ini. Lagian materinya berasal dari postingan2 blog ini. Cuma lebih rapi kalo dibukukan.

      Disukai oleh 1 orang

  4. Impian Cinta mnjadi seorang dokter ahli bedah….

    Entahlah, saat itu Cinta pikir dg mnjd dokter, Cinta akan bahagia krn bs mnyelamatkan nyawa bnyk org. Cinta jg prnah sakit parah smasa SMP mas, dan Cinta ga ingin ada org lain yg mngalami sakit sprti Cinta, cukup Cinta sja yg mengalaminya.

    Lah tp apa yg trjd mas? Cinta koq malah nyemplung di dunia kantoran?

    Dulu gaji Cinta itu sdkit mas, lha Cinta prtma masuk krja itu cm lulusan SMU? Apa yg bs Cinta lakukan selain menerima. Tp…atasan Cinta baik skali menggembleng Cinta smpai 5th, skr gaji Cinta bhkan lbh tinggi dr mereka yg lulusan S1, bhkan lbh tinggi dr dr mereka yg mafhum dg teknik dr perguruan tinggi negeri loh, alhamdulillah.

    Nah dr kisah itu, Cinta cm pgn blg…tdk ada yg plek lgsg jadi, plek lgsg sukses tuh ga ada mas, NONSENSE!

    Sabar saja…dan baca formula Tuhan. Mgkn Tuhan tdk mengizinkan mas Shiq mnjd manager pemasaran krn….titik titik titik.

    Dan jwban dr titik titik titik itu hnya akan mas Shiq tmukan bebrapa th mndatang.
    Kl dlm Islam…itu namanya hikmah mas Shiq.

    Itu aja sih yg ingin Cinta sampaikan…

    Suka

    1. Ha ha ha…. Iya. Sudah nggak mikir sih. Salah satu Pelajaran yg saya dapat cuma jangan terlalu percaya diri dgn diri sendiri terlalu berlebihan, karena toh Tuhan yg memberi sedikit ilmu pengetahuan. Jadi mesti tetap berserah diri dan menyadari bahwa Tuhan yg menentukan hasilnya. Sedangkan manusia cuma menerima dan menjalani saja. Itu yg terbaik :).

      Disukai oleh 1 orang

  5. Namanya garis kehidupan ya… kalau cita2 nggak tercapai, pasti ada jalan lain yg lebih baik. Kecewa sih pasti, tapi jangan lama2. Aku dulu pengen jadi arsitek, nggak tercapai krn nggak ada duit buat kuliah arsitek di luar kota. Trus pengen kerja di bank jg nggak kesampaian. Tapi ternyata hidup yg sekarang oke, loh. Ya jadinya bersyukur.
    Semangat ya Shiq!

    Suka

    1. Iya mbak grant. Tapi beneran waktu itu antara percaya dan gak percaya bisa gagal ha ha ha….. dan lama buat sembuhnya. Tapi banyak pelajaran saat menjalani hidup pas kecewa. Itu bagian terbaiknya. 🙂

      Disukai oleh 1 orang

  6. Semangat terus.. semoga impian barunya bisa tercapai yaa, saya juga sudah mengalami beberapa kali kegagalan.. bisa dibilang sampai detik ini saya masih berusaha mencari impian baru untuk saya kejar :”)

    Suka

  7. that’s life. gak semua mimpi kita bisa tercapai… tapi gak boleh menyerah. kadang akan terbuka jalan baru yang kita gak kepikir sebelumnya… just enjoy life! 🙂

    Disukai oleh 1 orang

    1. Makasih ko arman :). Betul memang kita nggak boleh menyerah. Hidup harus terus berlanjut dan kita cuma boleh berusaha untuk menjadi lebih baik.

      Suka

  8. Nih cerita kayaknya cocok buat acara talkshow inspiratif deh hahaha

    Ngomongin soal cita” , aku dulu pengen jadi Pekerja kreatif di bidang entertainer/broadcast/seni gitu.. tapi apalah-apalah aku malah masuk dihukum 😭😭, tapi aku berusaha menjalani jurusanku ini dgn enjoy, dan hobi kreatif tetep jalan! Gapapa masuk hukum, yg penting seninya masih jalan, “Itulah kata semangat dari ibuku dulu”..

    Kali aja nanti bisa jadi seorang Hakim/jaksa yang kreatif dan humoris, kan jarang tuh jahahaha.. tauk ah :v

    Suka

    1. Hukum keren juga arika. Bisa hafal banyak aturan yg tebal wkwkw…..

      Lagian bayaran pengacara sekarang mahal. Enak masuk jurusan hukum.

      Nah kalo hobi kreatifnya juga jangan ditinggalkan. Bisa ikut kursus kalo ada biar berkembang. Sukses selalu :).

      Disukai oleh 1 orang

  9. shiqaaaa.. nyambung2 sama post aku, masih mending shiqa pernah punya cita2 dan berusaha mencapainya, lah aku kayaknya ya, perasaan kok ga pernah berusaha mencapai cita2, wong cita2nya aja gatau apa hihihi
    tetep semangat yaaa, ga usah kecewa2 gitulaaah hehehe

    Suka

  10. Senang baca artikelnya mas Shiq4, betul kata teman-teman di atas, bahwa hidup ini sdh ada yang mengatur kita tinggal ngejalanin apa yang kita mampu, jangan maksa ntar efeknya jelek buat kita sendiri. Gagal itu tidak selalu karena kesalahan kita, yang salah justru kalau kita berhenti berusaha. Tetap semangat mas!
    Salam dari saya di Dompu.

    Suka

Komentar ditutup.