Hari ke-13 : Pukul 6 Sore ke Atas

Sumber gambar : kaosmurahbandung.com

Penulis butuh untuk terus menulis. Sekalipun telah berhasil menciptakan karya yang bagus, penulis tetap harus berkarya atau ia akan kehilangan insting artistik. Penulis juga butuh rasa lapar agar produktif.  Jadi, sangat wajar jika saya menulis hampir setiap hari.

Semua dimulai sejak pukul 6 sore, tepat ketika saya selesai bekerja. Sebelum mulai menulis, saya membutuhkan 2 benda penunjang : Rokok dan Secankir kopi. Keduanya membuat saya tetap waras ketika mengalami kebuntuan atau writer’s block. Tanpanya…., mungkin yang ada hanya halaman kosong.

Saya menangkap ide menulis di siang hari. Di sela-sela berjualan buah, saya memikirkan apa yang ingin saya tulis nanti malam. Juga membaca referensi lain yang masih berhubungan dengan ide yang saya tangkap melalui internet. Dengan begitu, saat tiba waktunya menulis, saya bisa melakukannya dengan lancar.

Lamanya menulis tergantung situasi. Terkadang hanya butuh beberapa menit untuk menyelesaikan artikel sederhana. Kalau benar-benar sedang sial, inspirasi hilang begitu saja seperti tulisan di pasir yang terhapus ombak, dan butuh waktu berjam-jam untuk menyelesaikan apa yang telah saya mulai.

Setelah tulisan selesai, kini tiba saat untuk memolesnya. Sebagian penulis ada yang menyebut kegiatan ini sebagai mengedit, menyunting, atau menulis ulang. Karena semua penulis mengetahui satu hal : “Tidak ada tulisan bagus pada percobaan pertama”

Memoles tulisan adalah bagian terburuk dalam menulis. Dan saya masih belum cukup ilmu untuk melakukannya dengan baik. Terutama kesabaran. Meskipun saya sudah melakukannya dengan serius, membaca berulang kali, tetap saja ada bagian yang luput dan benar-benar memalukan ketika menemukan kesalahan tersebut saat membaca tulisan yang telah dipublikasikan.

Untunglah saya bukan penulis terkenal. Jadi, tidak akan ada orang yang berkomentar negatif tentang detail-detail kesalahan tersebut sehingga saya bisa mengedit tulisan yang telah terpublish sebelum ada yang menyadarinya. Dan semua akan berjalan baik-baik saja.

Biasanya semua sudah selesai pada pukul 10 malam. Setelah itu saya membaca buku atau mulai membaca konten-konten di internet dan bersantai hingga tengah malam. Atau jika tidak mengantuk, saya bisa melakukannya sepanjang malam dan baru tidur di pagi hari.

Pilihan lain adalah kembali menulis. Jika saya menemukan ide brillian lain setelah menulis sebuah artikel, maka saya pun tidak akan menahan diri dan langsung mengeksekusinya malam itu juga. Tapi biasanya tulisan ke-2 bukan hal-hal serius. Biasanya tentang pemikiran saya atau masa lalu atau kejadian yang remeh temeh. Tidak penting bagi orang lain, namun itu sesuatu yang bagus bagi diri sendiri. Jadi, tidak ada hasil penelitian; tidak ada kutipan orang terkenal; tidak ada link-link keluar menuju website terpercaya.

Begitulah rutinitas harian saya sebagai penulis. Dan saya begitu menikmati dan antusias dengan apa yang saya kerjakan hingga saat ini.

Sebenarnya ada keinginan untuk berhenti bekerja dan fokus dalam kegiatan menulis. Artinya saya menghasilkan uang dari tulisan-tulisan saya. Tapi hal semacam itu benar-benar sulit. Walaupun saya merasa unggul sebagai penulis artikel, jumlah klien tidak terlalu banyak. Iklimnya tidak begitu baik. Bagaimana pun saya mencari blog atau website yang sekiranya membutuhkan jasa penulis artikel, hasilnya masih nihil.

Tapi saya tidak hilang harapan dan tetap disiplin menulis. Kalaupun di masa depan saya tidak bisa menjadi penulis profesional, setidaknya saya telah bersenang-senang. Dan saya bahagia bisa sekadar menulis dan menikmati tulisan saya sendiri. Bahkan meskipun tidak menghasilkan sepeser pun rupiah.

Apakah Anda berencana menjadi penulis pro? Apa yang Anda lakukan untuk mewujudkannya? Bagikan di kotak komentar.

• Personal