Hari ke-7 : Surat untuk Anak-Anak di Masa Depan tentang Menulis

anak-kecil-perempuan-cantik

Sebenarnya ayah bukanlah penulis yang baik. Ayah baru rutin menulis ketika sudah berumur di atas 25 tahun. Benar kata orang, umur tidak bisa berbohong, dan itu yang menyebabkan ayah masih menghasilkan tulisan-tulisan buruk. Meskipun sudah banyak membaca tips-tips menulis, sepertinya itu tidak mengubah apapun.

Seandainya saja ada orang yang mengingatkan dan memberi nasihat untuk rajin menulis ketika ayah masih berusia 18 tahunan, mungkin itu akan menjadi nasihat terbaik dalam hidup ayah.

Di masa itu pekerjaan ayah hanya bersenang-senang dan tidak produktif. Bahkan ayah tidak peduli dengan sekolah. Saat itu ayah hanya benar-benar berpikir bahwa sekolah tidak ada gunanya. Ayah hanya menginginkan ijasah kelulusan. Tidak lebih dari itu.

Bolos sekolah, pulang malam, bermain PS, bilyard, dan kegiatan yang sebenarnya tidak ada gunanya bagi masa depan. Kalau saja di usia tersebut ayah menulis, mungkin saat ini ayah telah memiliki novel sendiri. Atau menulis cerpen dan cerbung di majalah terkenal. Atau menjadi instruktur menulis. Tapi kenyataannya tidak demikian.

Meskipun begitu ayah tidak menyesal. Hidup memang seperti itu. Terus berjalan ke depan tanpa bisa kembali ke masa lalu. Setidaknya di usia 27 tahun, ayah telah menemukan sesuatu yang menyenangkan, mungkin ini yang disebut dengan passion.

Ayah masih bekerja di pasar seperti biasanya. Hanya saja di setiap malam, akan ada waktu untuk menulis. Walaupun tidak ada yang istimewa dalam setiap tulisan yang ayah hasilkan, tapi ayah merasa senang. Entahlah mengapa bisa seperti itu.

Terkadang pikiran begitu liar sehingga ayah tidak mampu menemukan kata yang tepat untuk mengambarkan semua isi kepala. Menghabiskan waktu berjam-jam menyusun tulisan, kemudian menyuntingnya, dan terakhir, setelah checklist postingan terpenuhi, barulah tulisan tersebut diterbitkan. Begitulah hari-hari yang ayah lalui di usia ke-27.

Tentang Masa Depan Ayah

Beberapa orang memuji tulisan ayah. Ada juga yang mengatakan bahwa sebaiknya ayah menulis sebuah buku. Tapi itu salah. Gara-Gara kegagalah kuliah di semester 7, ayah benci segala sesuatu yang disebut impian. Ayah menjadi tipe orang realistis.

Pernah suatu ketika pikiran ayah tidak terkendali. Impian-Impian menjadi penulis hadir begitu saja. Dan tanpa kompromi, ayah berjanji untuk tidak menulis buku cetak untuk tujuan komersil. Ayah biasa menyebut hal tersebut sebagai batasan. Jika tidak ada impian, maka ayah akan tetap menjadi orang realistis, tidak berharap apapun. Artinya tidak akan ada kekecewaan di masa depan.

Tapi jangan salah mengira dan berprasangka yang buruk. Ayah punya ambisi tersendiri. Ayah ingin membangun blog sukses. Kemudian menulis buku tentang bisnis online. Ayah yakin bisa melakukannya karena hampir setiap hari ayah belajar dengan membaca banyak artikel dari orang-orang sukses di bidangnya masing-masing.

Satu-Satunya masalah mungkin sifat ayah yang biasanya cepat merasa bosan. Itu adalah taruhan pertama ayah. Jika selama 4 tahun bisa konsisten ngeblog, maka ayah baru menulis sebuah e-book. Itu hadiah yang bagus. Motivasi agar ayah disiplin menulis sebagaimana penulis lainnya. Blog ini merupakan arena latihan. Karena jika tidak berlatih, maka skill menulis akan tumpul seperti pisau karatan.

Ayah tidak pernah berpikir bahwa menulis sangat menyenangkan. Dan ayah yakin akan memenangkan taruhan dengan diri sendiri. Ketika ayah menulis surat ini, ayah sudah ngeblog selama 25 bulan. Tinggal 23 bulan lagi dan ayah akan mulai menyusun sebuah e-book.

Jika e-book tersebut tidak laku, maka ayah bermaksud untuk memberikannya secara percuma. Hanya untuk beberapa orang yang rutin mengunjungi blog ini. Begitulah rencana sederhana masa depan ayah sebagai penulis.

Nasihat Untuk Anak-Anakku di Masa Depan

Semua orang memiliki kelebihan masing-masing. Dan salah satu kelebihan yang ayah miliki adalah menganalisis data dan berpikir. Ayah sudah melatih pikiran sejak berusia sekitar 14 tahun. Dan berpikir seperti nafas. Ayah harus berpikir setiap hari agar merasa nyaman.

Namun bukan berarti ayah orang yang pandai dalam memberi nasihat. Jika ada sebuah nasihat terbaik, mungkin adalah nikmati apapun yang terjadi dalam hidup. Terkadang hidup membutuhkan rasa sakit untuk mengajarkan kita kebijaksanaan. Terkadang hidup begitu membahagiakan sampai kita merasa waktu begitu cepat berlalu.

Apapun nanti yang akan terjadi dalam hidup, entah itu baik atau buruk menurutmu, ambilah pelajaran dalam setiap kejadian. Jika engkau cukup bijaksana untuk menjadi pembelajar kehidupan, kau akan mengerti bahwa banyak sekali pelajaran hidup dalam setiap kejadian. Bahkan terlalu banyak bagi ayah sehingga tidak semua pelajaran mampu ayah tangkap dan kemudian memahaminya.

Walaupun kau sudah memahaminya, kau juga harus ingat bahwa manusia itu punya sifat lupa. Maka untuk mengabadikan ilmu yang kau miliki, maka kau harus menuliskannya. Ketika kau menghadapi kesulitan hidup atau ragu-ragu dalam mengambil keputusan besar, saat itulah tulisan-tulisan di masa lalu akan menjadi senjata yang tepat.

Kau menulis untuk menasihati dirimu sendiri. Seandainya orang lain mengambil manfaat atas apa yang kau tulis, maka setidaknya kau bermanfaat bagi orang lain. Itu sangat berarti dan membuat hidupmu tidak sia-sia.

Satu-Satunya yang harus kau pahami adalah menulis bukan untuk hal lainnya seperti pengakuan orang atau mendapatkan royalti. Itu bukan esensinya. Menulis itu mengoreksi dan mengevaluasi apa yang kita ketahui. Terkadang, pengetahuan di masa lalu merupakan musuh pengetahuan di masa sekarang. Kau akan menjadi orang bijak dengan menulis. Bukan hanya karena berdasarkan pengalamanmu saja, tapi merupakan kumpulan pengetahuan yang kau pelajari selama ini.

Dan yang terpenting, menulislah untuk bersenang-senang. Tulis apapun yang menurutmu berguna dan di masa depan kau akan memanen kebijaksanaan setelah membaca masa lalumu dan harapan-harapan yang pernah kau tulis.

Kau Tidak Perlu Sekeren Jon Morrow untuk Menulis

Anakku tersayang, menulis itu sulit. Tidak semua orang punya kesabaran untuk merangkai kata. Terlebih jika berhubungan dengan nilai dari tulisan yang kau hasilkan.

Hampir semua orang bisa berkomentar tentang tulisan yang buruk dan tulisan jenius. Tapi jika kau tanyakan apakah mereka mampu menulis sesuatu yang bagus, mereka tidak akan bisa menjawab pertanyaan itu sendiri.

Dunia menulis tidak hanya tentang penulis berbakat. Ada beberapa penulis buruk. Terlepas dari penilaian semua orang, penulis mencintai apa yang mereka lakukan. Mereka sadar jika tulisan mereka tidak sekeren Jon Morrow, tapi mereka tetap menulis. Karena tugas penulis adalah terus menulis. Sepanjang kau ingat hal tersebut, maka kau akan baik-baik saja ketika berpetualang di dunia kepenulisan.

Yang kau butuhkan adalah cinta. Jika kau sudah merasa jatuh cinta dengan menulis, maka tidak akan ada yang menghentikanmu. Sekalipun tulisanmu tidak bisa dinikmati orang secara umum. Dan semoga kau menikmati aktivitas menulis sebagaimana yang ayah rasakan selama ini.

Salam hangat dari ayahmu di masa lalu.

Malam hari, Februari 2017

21 tanggapan untuk “Hari ke-7 : Surat untuk Anak-Anak di Masa Depan tentang Menulis

  1. Ini adalah tulisan yang sangat berbeda dibanding tulisan-tulisan Mas Shiq4 yang biasanya. Tetapi ini adalah salah satu tulisan paling keren yang pernah saya baca di blog ini.
    Saya benar-benar bisa merasakan emosi Mas Shiq4 saat menulis ini.

    Good job mas!

    Suka

    1. wah makasih mas firman. Sebenarnya saya juga belajar beberapa gaya menulis. akhir-akhir ini biasanya make teknik copywriting terus. Tapi yang ini teknik menulis biasa saja. Cuma menulis berdasarkan insting saja.

      Disukai oleh 1 orang

  2. wah sangat menginspirasi….
    intinya passion dalam menulis secara murni tanpa mengharap imbalan…..
    kalaupun ada itu hanyalah bonus dari Tuhan….
    yah semoga saja saya masih bisa memposting artikel artikel yang masih murni

    Suka

    1. Iya saya masih menulis untuk bersenang-senang saja. Nggak terlalu serius. ntar kalo udah mahir baru ngeblognya beli domain. lagian sekarang pengunjung belum ribuan per hari.

      Disukai oleh 1 orang

  3. Penting untuk dibaca anak2 nih.. Lewat tulisan2 seperti ini mereka bisa belajar dari ayahnya. Ayah saya nggak pernah tertarik ttg saya nulis atau nggak.. Dukungan keluarga memang penting utk membentuk kepribadian anak..

    Suka

  4. Wawww….. awesome….. saya coba membayang-bayabgkan saja bila jadi anak (anak2) Shiq4 saat membaca surat papanya yang sangat indah ini, apa reaksi mereka? Seandainya teori buah jatuh tidak jauh dari pohonnya itu memang benar adanya (dan selalu begitu), maka saya yakin anak Shiq4 akan menjadikan legacy ayahnya ini sebagai modal menjadi penulis masa depan yang lebih hebat, walaupun dia (mereka) tak sekeren Jon Morrow atau Jeff Goins.

    Sekalipun misalnya anak Shiq4 mungkin tidak memiliki passion menulis, tapi membaca surat ini, menurut saya, dia (mereka) pasti akan merasa puas dan bangga memiliki ayah yang hebat, yang giat menulis dan sangat memahami filosofi menulis, walau ia sering merendah. Bangga dengan ayahnya yang punya kelebihan dalam analisis data dan berpikir.

    Oya, semoga saja segala impian Anda bisa terwujud. Termasuk e-book itu. Saya yakin Anda sangat bisa melakukannya, tapi seandainya kemungkinan terburukpun yang terjadi, maka jangan lupakan saya, Desfortin, karena saya salah satu yang giat membaca konten2 Anda disini, bahkan sekarang sudah lebih dari 100 tulisan Anda yang sudah saya baca, masih jauh memang untuk sampai ke tulisan Anda yang (mungkin) lebih dari 400 postingan itu, 😁😁😁

    Senang bisa berkenalan dengan Anda meski hanya di dumay.

    Suka

    1. wkwkwk…… Nggak tahu nih kenapa tantangannya disuruh nulis nasihat buat anak. Lha saya punya anak aja belum. jadinya mikirinnya susah. Untungnya aja saya punya kebanggaan sebagai penulis. Jadi ya agak menyombongkan diri tentang menulis saja. Kalo nasihat-nasihat lainnya saya merasa belum mampu memberikannya. Masih terlalu muda saja untuk memberi nasihat. Makasih mas desfortin atas nasihatnya.

      Disukai oleh 1 orang

  5. Sulit dikomentarinya (diungkapkan) dalam fikiran saya mas begitu hebat menulis mengungkapkan apa yang sedang difikirkan dalam sebuah kenyataan, yaa walaupun saat ini masih berlatih berlatih terus berlatih dan jadi bikin inspirasi (semangat) dalam menulis berbagi pengetahuan (y) buat saya

    Suka

Komentar ditutup.