Hari Ke-4 : Cara Memainkan Teknik Menulis Bebas

Siang hari. Saya pergi ke pasar seperti biasanya dan mulai menjaga lapak buah. Anginnya segar. Dan yang terpenting, tidak ada tanda-tanda akan turun hujan.

Setelah pasar sedikit sepi, seperti biasa, waktunya untuk bersenang-senang. Saya menjelajahi internet, mencari bacaan yang bagus. Dan waktu terbuang begitu saja. Benar-Benar bukan contoh yang patut ditiru.

Bagian terbaiknya adalah e-mail dari Jeff Goins. Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya berniat menyelesaikan tantangan menulis 31 hari. Semua masih terkendali. Tapi e-mail ke-4 membuat saya bingung.

Tidak ada instruksi.

Tidak ada tema yang harus diselesaikan.

Hanya sebuah nasihat. Jeff mengatakan agar menggunakan teknik menulis bebas untuk menyelesaikan tantangannya. Dan bagian buruknya, saya tidak pernah menggunakan teknik tersebut.

Berikut adalah e-mail yang saya terima :

Cara menggunakan teknik menulis bebas​Jika diterjemahkan secara bebas, maka artinya kurang lebih seperti di bawah ini:

Selamat datang di hari ke-4 tantangan menulis 500 kata dari saya.

Menulis bebas adalah menulis tanpa mengkhawatirkan editing atau tanda baca atau apapun yang membuat Anda lepas dari, baiklah, benar-benar menulis. Gagasannya adalah menulis secepat mungkin dan berusaha memoles prosa kemudian.

Jika Anda mampu membiasakan diri melakukan hal ini, Anda akan menyadari bahwa Anda bisa menghasilkan 500 kata dengan cepat, bahkan lebih, setiap hari tanpa kesulitan. Jika tidak, Anda akan terjebak terus mengedit 200 kata yang sama berulang-ulang, tidak pernah berhasil.

Ingin tahu apa yang saya pikirkan? Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Mungkin ini hanya sebagai petunjuk untuk menyelesaikan tantangan selanjutnya.

Cara Memainkan Teknik Menulis Bebas

Cara Memainkan Teknik Menulis Bebas
Sepanjang siang saya mencari referensi bagaimana aturan mainnya. Berganti dari satu situs ke situs lainnya dan menemukan bahwa semua orang punya teori dan pendapat masing-masing tentang teknik menulis bebas.

Tapi saya menemukan sumber yang mudah dipahami dari sabda.org, terjemahan dari situs terpercaya lynchburg.edu.  Berikut yang perlu digarisbawahi :

  1. Bersihkan pikiran Anda. Tenangkan diri Anda, lupakan semua aturan yang mencakup aturan tata bahasa, sebab inilah bagian yang paling penting dari latihan ini.
  2. Tentukan batas waktu bagi Anda sendiri. Jika Anda adalah penulis pemula, cobalah selama 10 menit. Jika Anda seorang penulis yang lebih berpengalaman, cobalah untuk menulis selama 20 menit. Ada pula yang menyarankan sesi menulis yang lebih lama, yaitu 45 menit sampai satu jam. Namun, saya menemukan bahwa batas waktu yang lebih dari 20 menit akan menjadi tidak efektif, sebab yang akan dihasilkan hanyalah bagian-bagian dari ide-ide yang tercecer di sana-sini dan jauh terpisah dari fokus utama, sehingga si penulis tidak dapat memakainya untuk karya tulis yang diinginkannya.
  3. Setelah Anda menetapkan batas waktu, MULAILAH MENULIS. Jangan berhenti. Jika Anda salah menulis ejaan sebuah kata, jangan kembali untuk membetulkannya. Sekalipun ide di kepala Anda memudar, TETAPLAH MENULIS. Hal ini sangat krusial bagi latihan ini. Bahkan, jika Anda tidak memiliki apa pun dalam benak Anda, tulislah “SAYA TIDAK MEMILIKI APA PUN DALAM PIKIRAN SAYA, SAYA TIDAK MEMILIKI APA PUN DALAM PIKIRAN SAYA, SAYA TIDAK MEMILIKI APA PUN DALAM PIKIRAN SAYA.” Anda dapat menulisnya berulang-ulang, sebab hal itu boleh-boleh saja. Apa yang Anda lakukan itu membebaskan pikiran Anda, dan pada akhirnya akan memunculkan sesuatu dari benak Anda, sekalipun Anda harus melakukan beberapa sesi menulis bebas.
  4. Jika batas waktu itu telah habis, BERHENTILAH MENULIS. Jangan tulis apa pun. Kemudian, kembalilah ke halaman awal. Bacalah perlahan dan garis bawahi seluruh ide-ide yang muncul ke permukaan selama sesi menulis itu, yang menyinggung karya tulis yang sedang Anda kerjakan tersebut. Jika hasil menulis bebas ini masih terlalu luas untuk digunakan, ambillah waktu untuk beristirahat. Cobalah sesi kedua, tetapi cobalah untuk tetap berfokus kepada topik yang sedang Anda tulis.

Menjadi Murid yang Baik

Sejujurnya saja, sepertinya teknik ini tidak akan bekerja dengan baik bagi saya. Kebiasaan saya adalah memikirkan tema, dan kemudian menuliskan semua yang telah saya pikirkan, dan kemudian mengedit, dan langsung menyelesaikan tulisan sekali jalan.

Sedangkan teknik menulis bebas benar-benar dilakukan tanpa pemikiran apapun. Mungkin akan berguna untuk menyalurkan semua emosi dan pikiran jika mengalami perasaan tidak bisa berhenti menulis.  Daripada menahan diri untuk tidak menulis dan tersiksa, lebih baik menggunakan teknik menulis bebas sebagai latihan.

Atau mungkin ketika menghadapi writer’s block. Teknik ini akan membantu melepaskan semua hambatan dan memaksa kita mengeluarkan ide-ide cemerlang yang terhambat di pikiran. Dan sepertinya sangat bagus untuk dicoba.

Tapi saya masih meyakini bahwa teknik ini tidak sesuai dengan cara menulis yang selama ini saya lakukan. Hanya saja ini merupakan nasihat dari penulis hebat, Jeff Goins. Saya ingin membuang rasa sok tahu dan menjadi murid yang baik, dengan mempraktikannya.

Bersiap Menghasilkan Tulisan Sampah

Saya tidak suka dengan draft. Bahkan saya tidak pernah memilikinya. Karena saya mempercayai bahwa tidak ada ide yang buruk. Semua tulisan harus diselesaikan saat itu juga. Mengendapkannya sementara waktu, dan ketika pikiran sedang fresh, baru melakukan penyuntingan.

Teknik menulis bebas sebaliknya. Kita terus menulis sesuai dengan durasi tertentu, membiarkan apapun mengalir dan tidak mempedulikan bagus buruknya tulisan. Karena kita bisa memolesnya lagi setelah sesi menulis selesai.

Pasti akan banyak draft. Dan jika bukan tipe penulis sabar, mendaur-ulang sampah-sampah tersebut akan sulit direalisasikan.

Tapi saya juga penasaran. Beberapa penulis melakukannya. Dan jika saya tidak bisa bertahan, maka saya tidak akan pernah mencapai tingkatan selanjutnya dalam menulis.

Sebagai pemberitahuan saja, saya akan menciptakan kategori baru dalam blog ini, yakni “Menulis Bebas”. Berguna untuk menampung hasil latihan ketika menggunakan teknik dari Jeff Goins ini. Dan semoga tulisan saya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Apakah Anda pernah menulis bebas? Bagaimana hasilnya? Bagikan di kotak komentar.

40 tanggapan untuk “Hari Ke-4 : Cara Memainkan Teknik Menulis Bebas

  1. Menulis bebas seperti yang Mas Shiq4 jelaskan tadi adalah menulis yang aplikatif dan holistis. Kalau aku sering menerjemahkannya sebagai tarian pena liar. Menulis cepat seperti itu selalu memunculkan ide yang tak terduga dan berbanding lurus dengan apa yang pernah kita baca, dengar dan pikirkan. Semakin banyak membaca akan semakin kaya kosakata kita dan memperbesar terjadinya kombinasi kata yang rumit yang membuat penulisnya merasaml) lllllllll) lll

    Suka

    1. Merasa menemukan keajaiban. Tetapi celakanya jika kita jarang membaca. Kosakata yang keluar sangat buruk dan cenderung berulang dan membuat kita sering terjebak untuk berhenti dan mengedit.

      Suka

        1. Gak musti kamus sih, Mas. Kamus menurut ku lebih membantu saat proses editing. Kosakata bisa di perbanyak dengan sering membaca karya dari penulis yang berbeda-beda. Sering buka kamus saat menulis bukannya malah menghambat, ya?

          Suka

        2. Oh…. Iya. Klo baca buku sih target saya satu buku per bulan. Tapi klo baca artikel bisa puluhan artikel per hari. Cuma dalam mengaplikasikan/memasukan kosakata baru perlu waktu. Soalnya ini kan termasuk kebiasaan.

          Disukai oleh 1 orang

  2. Lah sering mas,sering sekali melakukannya, itu tulisan yg terakhir di blog Cinta jg menulis bebas. 😁.

    Kelebihannya benar sprti yg mas Shiq4 bilang : tidak akan prnah menyimpan draft di WP kita dan pikiran qt pun bs kembali jernih, writer blog yg prnah mas Shiq tulis dulu, alhamdulillah blm prnah Cinta alami. Sekalipun pas hati lg down banget, maka yg Cinta tulis adlah perasaan sdihnya Cinta krn patah hati atau hal lain. Ini menyenangkan mas, yakin menyenangkan, menulis bebas itu hampir mirip dg konsep menulis dg hati. Menulis bebas tdk membiarkan penulisnya berbohong, itu semacam cerminan hati mnurut Cinta. Hehe.
    Tp…ya gtu, hasilnya trgantung pmbaca saja. Masalah statistik tntu ga bs jd harapan penulis model mcam Cinta ini heeee 😁

    Suka

    1. Sebenarnya klo ucapan saya lumayan terkendali. Cuma klo pikiran tidak bisa saya kendalikan. Kadang mikir yg aneh dan nggak pantas di tulis. Makanya saya masih menyeleksi pikiran seperti apa yg boleh ditulis. 🙂

      Disukai oleh 1 orang

        1. Walah mas Shiq4…mlm2 gni bca balesan komen udah bkin Cinta melayang aja 😁😅😂. Makasih loh udah mau repot2 mikirin Cinta. Hahaha

          politik : Cinta ga suka tuh
          Pornografi : jgn dipikirin dunk mas, nnt jg ada masanya dipikirin. 😝

          Suka

        2. “Barangkali cinta” mas Shiq4…sperti di gavatar blog Cinta ini, barangkali diri ini sudah cinta dan terlanjur cinta. 😊

          Sulit menemukan seseorang spertinya 😢

          Suka

  3. Saya juga sering baca tips menulis yang kurang lebih isinya seperti di atas tapi belum pernah benar-benar mencoba menerapkannya karena susah sekali.

    Suka

  4. Yaps, teknik menulis bebas sangat diperlukan sekali untuk mahasiswa kurang pencerahan dalam posisi kefefet dalam Ujian Akhir Semester, wkwkwk..

    Suka

    1. Gampang klo uas. Sekarang kan ada google. Tulis aja materi kuliah di blog. Ntar pas ujian cari bangku belakang dan akses blognya. Dulu waktu kuliah ada yg seperti gitu. Cuma saya nggak berani wkwkw…..

      Suka

  5. Saya sering menulis bebas. Sudah 5 draft yang sudah saya garap, memang kualitasnya masih buruk untuk dirilis. Tp saya berharap ttp bisa merampungkannya di masa depan, setidaknya 3 atau 4 saja.

    Bagian anehnya adalah, kadang waktu lagi asyik2 dan terlalu pede nulis suatu ide, tiba2 ada ide lain yg merasuki atau apalah namanya, dan justru itu yg saya rilis duluan ketimbang draft2 tadi yg awalnya sya begitu semangat dan pede waktu nulisnya.

    Saya gak tahu apa pengalaman ini cuma dialami saya sendiri, pokoknya gitu dech.. sayapun gak tahu knp.

    Suka

    1. Makasih mas desfortin berbagi pengalamannya. Saya belum pernah nulis bebas. Mikirnya aja langsung minder bakal berantakan. Soalnya nggak biasa nulis dengan bebas. Ntar ngeditnya pasti susah.

      Suka

      1. Ok sama2 mas Shiq4. Kadang hal baru bisa juga dijadikan tantangan. (Oya, maaf kalau ada 2 komen saya yg double, satunya minta tolong dihapuskan aja mas, itu pasti efek sinyal wi-fi yg lagi error di tmpat sy mrin, mksh)

        Suka

  6. Saya sering menulis bebas. Sudah 5 draft yang sudah saya garap, memang kualitasnya masih buruk untuk dirilis. Tp saya berharap ttp bisa merampungkannya di masa depan, setidaknya 3 atau 4 saja.

    Bagian anehnya adalah, kadang waktu lagi asyik2 dan terlalu pede nulis suatu ide, tiba2 ada ide lain yg merasuki atau apalah namanya, dan justru itu yg saya rilis duluan ketimbang draft2 tadi yg awalnya sya begitu semangat dan pede nulisnya.

    Saya gak tahu apa pengalaman ini cuma dialami saya sendiri, pokoknya gitu dech.. sayapun gak tahu knp.

    Suka

Komentar ditutup.