Bounce Rate, Pogo Sticking, dan Efeknya Terhadap SEO

Pernah mendengar istilah bounce rate dan pogo stick?

Ada begitu banyak referensi dari bloger profesional yang membahas keduanya. Berkaitan dengan performa blog yang kita kelola.

Di masa depan, saya akan membahas banyak hal yang bisa kita koreksi untuk keduanya agar blog kita menjadi lebih baik. Tapi sebelumnya, di artikel ini saya ingin membahas sekilas keduanya, baik bounce rate dan pogo sticking mengingat ada kesalahpahaman yang sering saya baca di beberapa konten dalam negeri.
Berikut adalah pengertian bounce rate dan pogosticking dari fosterwebmarketing :

  • Bounce Rate: Bounce rate didefinisikan sebagai “Persentasi pengunjung yang hanya mengunjungi satu halaman saja.” Bounce rate yang tinggi tidak selalu buruk, karena itu bisa berarti bahwa pengunjung tidak menggali lebih dalam suatu situs, ia menghabiskan waktu pada suatu halaman dan mendapatkan jawaban atas pertanyaannya. Ia mungkin telah membookmark halaman tersebut, atau membagikannya di facebook, namun ia tidak membaca halaman lainnya, itu merupakan bounce.
  • Pogo sticking : Pogo sticking terjadi ketika seorang user melakukan sebuah pencarian, melakukan klik pada hasilnya, kemudian secepat kilat melakukan klik “back” ke halaman hasil pencarian, dan melakukan klik pada halaman hasil pencarian yang berbeda. Tipe perilaku ini adalah akibat langsung dari ketidakpuasan terhadap hasil pencarian, dan tidak seperti bounce rate – Pogo sticking selalu merupakan hal buruk.

Memahami Bounce Rate dan Efeknya Terhadap SEO

Pengertian bounce rate
Sumber gambar : landerapp.com

Jika Anda menganggap bounce rate memiliki korelasi dengan SEO, maka itu adalah kesalahan dan tidak benar. Bounce rate tidak ada hubungannya dengan SEO sama sekali.

Mengapa?

Karena faktor bounce rate antara satu situs dengan situs lainnya sangat berbeda. Misalnya sebuah forum, tentu saja tingkat bounce ratenya rendah karena hampir pengunjungnya akan membuka beberapa thread saat berkunjung.

Atau sebuah toko online. Jika memiliki pengunjung tertarget, maka bisa dipastikan perilaku pengunjung adalah membuka banyak halaman untuk mencari produk yang sesuai. Baik forum maupun toko online hampir pasti akan memiliki bounce rate yang rendah.

Bandingkan dengan blog. Jika suatu blog memiliki subscriber atau follower (seperti di wordpress.com dan blogspot.com), biasanya pengunjung setia hanya akan membuka satu halaman saja, yakni postingan terbaru mengingat mereka sudah membaca postingan-postingan lama.

Atau bagi blog yang yang bermain Google Adsense. Semakin banyak pengunjung yang melakukan klik pada iklan, bounce rate akan semakin tinggi. Dan itu merupakan indikasi bagus bahwa optimalisasi iklan berjalan dengan baik.

Dan banyak lagi faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suatu bounce rate yang tidak adil seandainya Google memasukkan bounce rate sebagai salah satu faktor.

Lalu berapa bounce rate yang bagus? Tidak ada. Karena setiap situs berbeda dan memiliki karakteristik yang bermacam-macam.

Menurut Daniel Scocco, jika Anda tidak menggunakan banyak iklan pada blog dan prioritas Anda adalah membangun trafik dan audiens, maka bounce rate Anda seharusnya 40% – 70%.

Tapi Anda juga jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan metric bounce rate begitu saja tanpa mengolah data-data blog Anda. Karena bounce rate yang tinggi sekali pun bukan berarti buruk (pengunjung tidak puas).

George Aspland dalam marketing land :

“Sebagai contohnya, bounce rate untuk sebuah “entrance page” (entrance page adalah halaman manapun dimana pengunjung masuk ke situs dari beberapa sumber trafik) mungkin memiliki pesentase yang tinggi. Katakanlah leboh dari 70%, yang mana orang biasanya berasumsi buruk karena itu berarti banyak pengunjung melihat halaman tersebut dan dan tidak menggali lebih jauh suatu situs.”

“Namun, sebuah halaman situs mungkin melakukan pekerjaan yang cukup bagus dalam memuaskan query pengunjung sehingga pengunjung tidak perlu menggali lebih jauh ke dalam suatu situs. Misalnya, jika seseorang mencari “Berapa banyak website yang menggunakan Google Analytics” mereka akan menemukan artikel ini di marketing land dan membacanya”…. Perkiraan menunjukkan sebanyak 30-50 juta website menggunakan Google Analytics dan puas dengan jawaban tersebut sehingga tidak butuh menggali lebih dalam (membuka halaman lain).

Dengan kata lain, ada kemungkinan bahwa halaman kita memuaskan pengunjung dan lengkap sehingga pengunjung merasa tidak perlu membuka halaman lainnya untuk mendapatkan informasi lain. Misalnya dalam Shiq4 adalah halaman “Cara mendapatkan rangking satu di kelas”.

Menurut saya artikel tersebut sudah sangat lengkap dan mampu memuaskan pengunjung. Dan tebakan saya, pengunjung halaman tersebut tidak akan membuka halaman lain di blog ini karena begitu mereka mendapatkan informasi yang mereka inginkan, mereka pun pergi dari blog ini.

Jadi, gunakan kebijaksanaan Anda untuk menganalisis bounce rate dan menentukan tindakan apa yang harus dilakukan untuk membuat situs Anda lebih baik lagi. Jadilah subscriber atau follower karena saya akan membahasnya di masa depan.

Pogo Sticking dan Efeknya Terhadap SEO

Faktor rangking Google dalam memperingkat terdiri dari lebih dari 200 faktor. Dan terus diupdate sepanjang tahun. Orang-Orang terlalu bingung mengikuti update algoritma atau meningkatkan penggunaan faktor yang mempengaruhi hasil pencarian agar konten mendapat peringkat tinggi di mesin pencari.  Sayangnya, mereka lupa bahwa tujuan dari update algoritma dan banyaknya faktor yang digunakan Google bertujuan memastikan satu hal, yaitu kepuasan pengguna.

Kepuasaan pengguna adalah faktor rangking yang aktual, bukan mitos.

Cyrus Shepard dalam moz :

“Tidak seperti faktor rangking lainnya, kepuasan pengguna sulit diukur karena hal ini berdasarkan hampir seluruh data pada data internal pemilik mesin pencari (Google, Yahoo, Bing, dll) – sesuatu yang tidak mereka bagikan. Kita tahu mesin pencari menggunakan keduanya, mengukur dan memberi hadiah kepuasan dengan cara sangat signifikan. Kenyataannya, saya sangat yakin kepuasan adalah metric paling penting yang digunakan Google untuk menilai halaman hasil pencariannya.”

“Sangat mudah melakukan tweak pada kata kunci. Sangat lebih sulit untuk menghentikan para pengunjung dari menekan tombol back dari website Anda ketika mereka tidak menemukan apa yang mereka cari. Kepuasan sangat sulit dimanipulasi; mungkin itulah mengapa mesin pencari menempatkan begitu banyak penekanan (emphasis) terhadap kepuasan.”

Dan pogo sticking merupakan salah satu faktor yang membuat blog Anda terindikasi tidak memuaskan pengguna oleh Google.

Skenario singkat pogo sticking (Mengambil sari dari skenario Rand Fishkin):

Pengertian pogo-sticking dalam blog

Ketika ada pengguna yang mencari informasi, tentu di halaman awal akan ada 10 halaman. Katakanlah pengguna tersebut mengklik urutan 1, tapi ternyata ia tidak menemukan informasi yang ia cari dan mengklik tombol back, lalu mengklik urutan 2. Dan jika ia tidak merasa informasi dalam halaman tersebut relevan dengan kata kunci yang ia ketikan, maka ia kembali menekan tombol back dan melakukan klik di urutan 3. Begitu seterusnya sampai urutan 7 dan ia tetap di halaman tersebut dalam jangka waktu lama.

Google mengukur perilaku tersebut. X% pogo sticking dari urutan 1, y% pogo sticking dari urutan 2, z% pogo sticking dari urutan 3 dan a% pogo sticking dari urutan 7.

Untuk setiap halaman hasil pencarian, ada beberapa nilai pogo stick yang berbeda. Tapi dapat dengan mudah kita artikan, halaman berkualitas yang paling relevan, tentu memiliki pogo sticking yang rendah. Jika urutan 7 merupakan halaman bagus, maka orang melakukan klik dan tetap pada halaman tersebut dalam waktu lama. Kata kunci yang mereka masukkan sesuai saat di halaman 7 dan mereka puas.

Google menyukai hal tersebut. Dan Google menyortir dan memberi nilai berdasarkan perilaku di atas dan menyusun ulang posisi urutan masing-masing halaman berdasarkan persentase pogo sticking yang rendah. Siapa yang tahu jika suatu saat urutan 7 akan menjadi urutan 1, benar?

Beberapa tips dari Rand Fishkin untuk mengurangi pogo sticking :

1. Survey

“Salah satu rekomendasi teratas saya untuk orang yang memiliki halaman tidak bagus adalah, “Saya ingin Anda pergi dan melakukan survey kepada orang-orang di kantor Anda, orang yang bekerja dengan Anda, orang yang sudah menjadi customer Anda dalam waktu lama, orang dalam jaringan Anda. Saya ingin Anda mensurvey mereka, dan saya ingin anda menanyakan kepada mereka, ‘Bayangkan Anda melakukan pencarian untuk X. Katakan kepada saya yang pertama, hal paling penting yang Anda cari. Lalu katakan kepada saya hal kedua yang mungkin Anda punya ketertarikan (dalam x),dan katakan kepada saya hal ketiga…”

“Orang-orang akan”free-form” memberikan beberapa phrase atau kalimat dalam kotak pencarian, dan mengirim kepada Anda . Boom. Sekarang Anda tahu apa yang orang inginkan. Jika Anda tidak punya/mau menyortir empati pencari dalam kepala Anda, Anda juga bisa melakukan ini, melalui mensurvey sistem, dan kemudian Anda bisa membuat halaman yang akan dicintai. Anda bisa menjawab pertanyaan tersebut.”

2. Desain dan Elemen UX

“Nomor dua, saya melihat banyak hasil pencarian di luar sana melewatkan desain dan UX eleman yang kritikan untuk sukses. Jika Anda punya desain dan UX elemen jelek, seperti estetika tahun 1990-an yang tidak bagus atau bahkan yang lebih terudate, tapi itu tidak seperti website yang berguna, navigasi jelek, gambarnya jelek, kualitas konten jelek, Anda harus bekerja memperbaiki hal tersebut. Jika Anda tidak bisa berkata dengan yakin bahwa Anda memiliki kualitas terbaik, mudah digunakan, indah, halaman dengan “high visual-quality”, maka bekerjalah kawan. Bekerjalah. Hal-hal tersebut sangat penting.

“Jika Anda mencari, ngomong-ngomong,salah satu saran terbaik saya adalah cek dribbble.com. itu D-r-i-b-b-b-l-e.com. Desainer luar biasa tersedia disana. Beberapa diantaranya tidak begitu mahal. Resaource hebat untuk dicek.

3. Kecepatan Loading dan Device

“Nomor tiga, hal terakhir yang akan saya sebutkan pada tips tactikal untuh hal ini adalah kecepatan loading dan device support. Sering saya lihat masalah dimana seseorang membuka halaman dan setelah 2 atau 3 detik jika tidak ada yang terload, mereka akan kembali. Anda bisa memperbaiki masalah tersebut.”

“Meskipun jika Anda memiliki halaman yang besar, Anda bisa meload elemen-elemenya pada kritikal detik pertama, kedua,frame dengan setengah waktu. Coba cek developers.google.com/speed/pagespeed. Mereka punya sebuah tool analisisdan sistem yang bisa

Anda gunakan untuk memastikan halaman terload dengan baik.”

“Anda juga sebaiknya tunduk pada multi device. Pastikan bahwa jika Anda tidak punya desain responsive, Anda setidaknya punya situs yang mobile-friendly, iPad-friendly. Saya menyukai desain responsive. Saya merekomendasikannya. Tapi ini juga menjadi tantangan, karena ingat, jika banyak orang mencari melalui handphone dan mereka bouncing kembali karena halaman Anda terlalu lambat atau tidak bekerja pada handphone, Anda dalam masalah besar. Keadaan tersebut akan berakibat buruk dalam hasil pencarian.”

Iklan

31 tanggapan untuk “Bounce Rate, Pogo Sticking, dan Efeknya Terhadap SEO

    1. Buat koleksi aziza. Kemarin suka sama artikelnya. Takut lupa sama link2nya, akhirnya saya jadikan artikel aja. Siapa tahu di masa depan bisa berguna he he he…….

      Disukai oleh 1 orang

  1. makasih gan sekarang jadi paham
    tapi nanya nih nya gan
    bounce kan bisa di cek di histats
    nah kalo pogo sticking? saya penasaran gan soalnya baru hari ini denger pogo sticking
    thanks banget gan

    Suka

  2. Thanks Bang Shiq4. . . Saya adalah satu dari (mungkin) banyak blogger yang sedih dengan adanya bounce rate. Di saat itu saya merasa gagal dalam menulis.

    Tapi kalau dipikir2 lagi, iya juga sih. . . Nggak semuanya juga punya waktu untuk obrak-abrik artikel. Banyak yang sibuk dan saat sudah menemukan yang ia cari, mau apa lagi. . .

    Hmmm, mencerahkan sekali ^^

    Suka

    1. Iya nggak masalah kok bounce rate tinggi atau nggak. Nggak ngaruh sama sekali. Kecuali klo buat monetize itu mesti mikir biar bounce ratenya nggak terlalu tinggi.

      Disukai oleh 1 orang

      1. Iya. . . saya juga masih belum monetize kok. . . he he

        Musti self-hosted kalo di wordpress mah. . . aku belum.

        Suka

  3. Sekarang model2 autoblog itu makin menjamur, kadang walau keyword yang dicari “A” meski google mengarahkan ke web tersebut rupannya hanya berisi link yang diluar konteks. Tapi blog itu memang tujuannya bukan puas tidak puasnya pengunjung, melainkan ads yang berjibun.

    Suka

    1. Klo kualitas blogernya bagus nggak mungkinlah kalah sama blog auto. Jika ada blog auto yg bisa masuk halaman 10 pertanda bahwa bloger lain dalam topik tersebut memang buruk.

      Suka

    1. Gak bisa itu data internal google. Tapi banyak buku yg bahas. Coba cari di amazon. Dan saya juga pernah liat patentnya google tentang pogostick. Coba search aja.

      Disukai oleh 1 orang

  4. Bounce Rate dan Pogo Sticking, jelas baru buat bloger amatir kayak saya. Makanya perlu berulang-ulang membacanya supaya lebih paham, hehe …

    Terimakasih buat postingannya, mas Shiq4.

    Saya senang dan akan terus follow blog Anda

    Disukai oleh 1 orang

Komentar ditutup.