Mindset Penulis Baik : Tak Ada Ide yang Buruk

​​Sumber gambar : viva.co.id

Semua penulis tahu aturannya : Menulislah sesering mungkin dan mungkin suatu saat Anda menjadi penulis hebat.

Tapi kita juga mengetahui bahwa itu termasuk bentuk kerja keras. Tidak semua orang bisa melakukannya. Tanpa perjuangan, penulis pemula hanya berakhir dengan kibaran bendera putih.

Indikasi termudah yang bisa terlihat adalah tumpukan draft. Bagaimana pun juga, draft tersebut ada karena penulis pernah berpikir, apapun yang tertulis pada draft adalah gagasan bagus. Namun seiring waktu berjalan, tumpukan draft membuat frustasi, lebih mudah membuangnya daripada menyelesaikan apa yang pernah dimulai.

Penulis memikirkannya berulang kali. Jika draft hanyalah kumpulan ide-ide buruk, sesuatu yang mungkin tidak akan dihargai oleh pembacanya, maka tidak alasan untuk melanjutkan sisa pekerjaan tersebut.

Cukup tekan CTRL + A dan semua akan terkirim ke recycle bin. Dan ia bisa mulai dari awal lagi seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Benar-Benar jenius.

Tapi itu sesuatu yang salah. Sikap pengecut karena lari dari tanggung jawab. Lebih penting lagi, tanamkan di pikiran Anda bahwa tidak ada ide buruk. Yang ada hanyalah penulis buruk.

Saat Anda Mulai Terbiasa Membuang Draft, Anda akan lebih mudah lagi untuk terus melakukannya di masa depan dan terus merasa tidak ada ide yang cukup baik.

Berhenti Bersikap Perfeksionis

Penyakit penulis pemula adalah haus pujian dan pengakuan. Mereka menulis untuk mendapat perhatian orang lain. Dan itu benar-benar membuat mereka bersikap terlalu perfeksionis.

Bukan hanya bagaimana mereka menggunakan kata, tapi sejak memilih ide, mereka ingin semuanya sempurna. Mereka hanya mau mengeksekusi ide jenius. Sayangnya, mereka tidak akan pernah menemukan hal semacam itu.

Jika Anda ingin menjadi penulis, maka Anda harus belajar memahami untuk menghargai ide-ide yang melintas di kepala Anda. Atau Anda menyia-nyiakan waktu hanya untuk mencari ide yang menurut Anda brillian dan melupakan tugas Anda sebagai penulis : Terus menulis!

Bahkan penulis profesional pun tidak luput dari kritikan. Sekaya apapun ide menulis yang mereka eksekusi. Lalu, mengapa Anda takut menghasilkan karya yang dikritik pembaca Anda ?

Nyawa suatu tulisan bukan terletak pada seberapa bagus sebuah ide. Tapi bagaimana penulis mengolah suatu ide sehingga pembaca memahami pesan yang disampaikan. Jadi, ide seburuk apapun, jika ditulis dengan baik akan memberi kesan mendalam bagi pembaca.

Anda hanya perlu memberanikan diri bersikap seperti ksatria untuk merealisasikan ide menulis di kepala Anda. Seburuk apapun ide tersebut.

Jangan Terlalu Yakin dengan Pikiran Anda

Moto menulis saya sebagai penulis artikel freelance : “Tidak ada ide yang tidak bisa direalisasikan”. Saya menerima pesanan bertema apapun selama itu dalam topik yang saya kuasai.

Ingin tahu apa yang pikirkan mengenai klien-klien saya? Mereka konyol.

Ada saat di mana saya bimbang. Saya menerima judul-judul artikel yang harus saya kerjakan. Dan menurut saya, klien saya benar-benar tidak punya sedikit pemahaman pun dalam topik yang mereka pesan. Dan saya tetap mengerjakan artikel-artikel tersebut.

Namun akhirnya saya sadar. Ide yang menurut saya buruk, belum tentu buruk bagi orang lain atau pembaca. Ide terburuk bagi saya adalah artikel berjudul “Siapa Lagi Bloger Baru yang Ingin Mendapatkan 100 Pengunjung/Hari?”.

Saya kira tidak ada yang akan tertarik. Niat saya ketika menulis konten tersebut bukan seberapa baik ide di dalamnya, namun berekperimen mencoba judul menggunakan teknik copywriting. Diluar dugaan, konten tersebut mampu mendapat 99 komentar.

Padahal saya skeptis. Semua bloger mungkin sudah memiliki 100 pengunjung. Bahkan mungkin ribuan. Tidak ada alasan bagi mereka untuk membaca konten murahan seperti itu. Kebenarannya? Ternyata saya salah.

Bumbu Rahasia : Membacalah

Bagaimana cara mengubah ide buruk menjadi tulisan yang bagus? Lihatlah banyak sudut pandang orang lain.

Sebelum Anda mengeksekusi sebuah ide, gunakan Google untuk mencari informasi apapun berkaitan dengan ide Anda. Baca banyak artikel yang ditulis orang lain. Pahami sudut pandang penulis lain.

Jika Anda melakukannya dengan baik, maka pikiran Anda akan terangsang dengan sendirinya. Dan Anda akan punya banyak kekayaan informasi untuk diolah menjadi sesuatu yang bagus, karya yang akan disukai audiens Anda.

Apakah Anda punya draft berisi ide-ide buruk? Bagaimana Anda merealisasikanya? Bagikan di kotak komentar yang telah disediakan.

61 tanggapan untuk “Mindset Penulis Baik : Tak Ada Ide yang Buruk

      1. Ya itu. Kadang klo nulis trllu byk dipikirin, dipertimbangin malah ga jadi2. Tulisanku yg dipublish kebanyakan ga direncanain, sejam selesai. Lama di sinyal doang Haha..

        Disukai oleh 1 orang

        1. Klo saya jarang bikin draft. Udah biasa nulis langsung jadi. Tapi masalah katanya tulisan yg bagus itu memang harus diendapkan dulu, baru diedit. Tapi saya belum levelnya he he he…

          Suka

  1. Draft saya lumayan banyak, beberapa yang sudah saya hapus karena momennya udah lewat.
    Saya punya kebiasaan buruk bikin judul tulisan, lalu simpan di-draf. Tujuannya sih biar nggak lupa dengan ide-nya, tapi lama-lama malah lupa nulisnya. 😅

    Suka

    1. Klo niatnya serius jadi penulis mending biasakan bahasa baku. Tapi klo seneng2 dan sekedar hobi nggak baku juga nggak papa. Saya sendiri belajar nulis baku buat ngejar keindahan kata.

      Disukai oleh 1 orang

  2. Saya rasakan sendiri, bagaimana cara untuk mencari ide yg baik, memang cukup memakan waktu, lalu saya pikir ulang, kalo waktu saya habiskan hanya untuk mencari ide untuk menulis, lalu kapan saya akan mulai untuk menulis?
    Akhirnya saya putuskan, sjelek apapun yg akan saya tuliskan, komitmen sya satu, yg penting artikel saya murnis dr ide dan pikiran saya.

    Makasih gan untuk mengingatkan kembali tentan ini, nice post

    Suka

  3. Mmm, Cinta cuma punya 1 draft di otak yang belum terealisasi mas, artikel mengenai “wanita dan pekerjaannya” yang ideal menurut Cinta…namun Cinta urungkan, bukan krn takut ga smpurna, tp justru takut tnpa sadar mnyinggung prsaan tmn blog cewek…mkanya Cinta urungkan dan biarkan saja.

    Apakah mas Shiq4 punya solusinya?

    Suka

    1. Itu berarti harus berpikir bijaksana supaya teman ceweknya nggak tersinggung. Kadang saya seperti itu. Sebagai penulis memang kadang2 harus memahami audiensnya.

      Disukai oleh 1 orang

  4. yup benar ngak ada ide yang buruk itu semuanya tergantung pikiran kita ke yg positif dan negatif, it’s yourself

    Suka

  5. Koq saya merasa sebagai penulis yang buruk ya, setelah baca postingan terbaru Anda ini. Draft saya memang banyak, dan karena alasan kesibukan akhirnya ada beberapa sampai saat ini belum rampung juga tulisannya.

    Terima kasih atas saran baiknya ini. Semoga kedepan lebih baik lagi.

    Suka

    1. Sebenarnya sebagian penulis memang ada yg mengendapkan tulisan selama beberapa waktu baru kemudian mengeditnya. Biar proses mengedit lebih baik lagi. Cuma saya belum menguasai tekniknya meskipun diawal2 saya sudah mencobanya.

      Suka

  6. Aku setuju sama pembukaannya, “menulis sesering mungkin”, maka sesuatu saat mungkin Kita akan menjadi penulis yang hebat.
    Biasanya jika kita mengawali dengan menulis dijadikan sebuah kebiasaan baik, nantinya akan merubah cara pandang kita. Mungkin itu yang bisa sedikit Saya sampaikan. Maaf kalau ngak nyambung 😀

    Suka

  7. Menulis untuk mendapatkan perhatian org lain. True story. Syukurlah saya ga ada draft hehe. Tapi ide2 saya dicatet di buku catetan kecil. Itu disebut draft juga kali ye hehe

    Btw. Artikel ini bagus suer .

    Suka

    1. Klo idenya buruk coba ditulis aja. Siapa tahu ntar bagus bagi pembaca lainnya. Di atas itu termasuk ide buruk juga. Saya paksakan aja nulis. Syukur deh nggak ada kritikan ha ha ha……

      Suka

  8. hal yang tidak kalah penting dan masih terus saya lakukan hingga kini, Membaca!

    artikel yg sangat bagus mas… 😀

    Suka

  9. Kalau emak2 menulis bukan utk pujian, tp untuk menjaga agar pikiran tak tidur. Kendalanya, menyiasati rasa malas.
    Saya ngedraft-nya di notepad, lumayan juga yg ga selesai dan malas ngelihatnya lagi 😀

    Suka

  10. Dalam menulis, percaya diri menurutku perlu juga sih, Mas. Karena apa yang menurut kita buruk, belum tentu menurut orang lain buruk kan. Jadi, pede ajalah ya.

    Dan bener, jangan perfeksionis deh :’

    Suka

Komentar ditutup.