Cerpen Tanpa Dialog : Cinta Pertamaku

Cinta pertamaku

Sumber gambar : gambarzoom.com

Sudah setahun aku lulus SMA. Sekarang aku bekerja sebagai penjual buah di pasar, meneruskan usaha kedua orang tuaku. Sebenarnya aku ingin seperti teman-teman lainnya, bekerja di pabrik, dan mendapatkan kepastian gaji di akhir bulan. Tapi orang tuaku sudah mencuci otakku. Mereka sering menceritakan bagaimana mereka memulai usaha usaha dari nol, kemudian mulai berkembang, dan menjadi besar seperti saat ini. Lapak buah adalah kebanggaan orang tuaku, simbol kerja keras mereka di masa muda, dan mereka memaksaku untuk melanjutkan apa yang mereka bangun.

Tapi akhir-akhir ini aku mulai menyukai pekerjaanku. Walaupun penghasilan pedagang buah tidak pasti, tapi jika Tuhan sedang berbaik hati, maka aku bisa mendapatkan untung yang lebih besar dari pekerja pabrik pada umumnya. Mimpiku saat ini adalah mengembangkan usaha buah menjadi lebih besar lagi.

Hanya saja aku sering bekerja terlalu keras. Aku mulai buka pada pukul 04:00 pagi, kemudian tutup pada pukul 01:00 siang, tidur siang dan makan, lalu buka lagi pada pukul 04:30 sore, dan berakhir pada 10:00 malam. Tidak punya teman. Apalagi kekasih. Namun aku selalu meyakinkan diriku bahwa masa muda adalah saat dimana kita berusaha mewujudkan impian, bukan bersenang-senang.

Sampai suatu ketika, aku melihat gadis berjilbab, dan aku merasa kagum. Aku tidak tahu mengenai perasaanku, karena sepanjang 19 tahun hidupku, aku tidak pernah punya perasaan apapun terhadap gadis manapun. Tapi gadis itu spesial, setidaknya menurut instingku.

Dan yang lebih beruntung lagi, ada semacam kebetulan yang menyenangkan. Gadis itu sering terlihat duduk di taman pinggir jalan, dekat lapak buahku. Ia bersama gadis lainnya yang usianya tidak lebih dari 10 tahun. Entahlah apa yang sedang mereka lakukan, yang jelas, mataku selalu mengawasi mereka.

Kelakuanku terdeteksi oleh Mas Teguh,penjual bakso di samping lapak buahku. Tanpa ragu-ragu ia menjelaskan panjang lebar siapa gadis itu sebenarnya. Kebetulan lain yang menyenangkan juga. Aku tidak peduli semua penjelasan dan kata-kata mas teguh yang bertujuan mengodaku. Aku hanya tahu, ia anak pondokan, dan ia disana untuk membantu kyai yang rumahnya ada di pinggir jalan tepat di depan lapak buahku.

Aku tidak sedang jatuh cinta. Hanya saja aku suka memandangnya. Bagi pemuda lajang yang sudah diracuni banyak film porno, hal pertama yang kulakukan adalah mengamati tubuhnya. Bagus sekali. Langsing, payudara yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, plus kulitnya yang putih. Tingginya sekitar 157 cm, sangat ideal bagi lelaki sepertiku yang bertinggi 159 cm. Dan ya… aku tertawa ketika membayangkan bagaimana jika melihat tubuhnya tanpa sehelai benang pun.

Sampai suatu ketika, ia tiba-tiba mampir ke lapak buahku, mungkin disuruh pak kyai untuk membeli buah karena pak kyai merupakan salah satu pelangganku. Ternyata suara gadis yang kukagumi itu tidak merdu. Anehnya, setelah itu aku malah semakin tertarik dengannya.

Di malam hari setelah kejadian tersebut, untuk pertama kalinya dalam hidupku aku memikirkan seorang gadis. Aku tersenyum sendiri membayangkan bagaimana seandainya memiliki kesempatan untuk ngobrol dengannya. Malam itu aku benar-benar menjadi pengkhayal. Dan ya… aku memantapkan hati akan bertanya siapa namanya dan meminta nomor hp-nya keesok harinya jika ia muncul di taman seperti biasanya.

Keberuntungan masih berpihak kepadaku. Aku melihatnya. Namun sebelum aku benar-benar menghampirinya untuk berkenalan sesuai rencanaku tadi malam, kejadian aneh menimpaku. Pikiranku bergerak seperti bahasa pemrograman. Aku tidak bisa menjelaskannya dengan logika, tapi itu seperti emperor eye milik Akashi di film Kuroko No Basuke, memprediksi masa depan.

Skenarionya seperti ini, aku akan mendatangi gadis itu, kemudian berkenalan dan meminta nomor handphonenya. Itu hampir pasti berhasil karena ketika aku melihat matanya dan pandangan kami bertemu, ia juga tampak tertarik kepadaku. Lalu kami akan semakin dekat dan menjadi sepasang kekasih. Aku akan mengajaknya ke berbagai tempat makan di kota ini di malam minggu, dan aku akan mengatakan kepadanya bahwa aku pernah membayangkan dirinya telanjang. Seperti gadis pada umumnya, ia akan salah tingkah dan berpikir ia salah dengar. Tapi aku akan tertawa terbahak-bahak melihatnya bingung. Dan ia mungkin hanya menganggap ucapanku sebagai lelucon, meskipun sebenarnya itu kenyataan. Kami mungkin akan menjadi sepasang kekasih yang bahagia.

Sayangnya, ia termasuk gadis cantik. Walaupun suaranya tidak merdu, namun aku yakin ia bisa membuat para pria akan jatuh hati kepadanya. Setelah ia lulus SMA, ia akan kembali ke kota asalnya. Dan orang tuanya akan tahu aku hanya penjual buah di pasar. Karena ia anak pondok, maka ia akan menuruti kata orang tuanya dan mengakhiri hubungan kami.

Atau bisa saja ia bersikeras dan meyakinkan orang tuanya bahwa aku lelaki terbaik baginya. Kami akan menjalani LDR, tentu saja, aku tidak akan terlalu sering mengunjunginya karena sehari saja buah-buahan ditinggalkan, keesokan paginya akan membusuk. Jadi, setidaknya aku hanya bisa mengunjunginya setiap dua bulan sekali mengingat setiap kali aku libur, itu berarti aku harus menanggung kerugian yang tidak sedikit. Berapa persen keberhasilan hubungan semacam itu? Tidak ada. Ia akan bosan dan orang tuanya akan terus meyakinkan gadis itu bahwa ada pilihan yang lebih baik dari diriku. Menurut instingku, itu akan berhasil dan hubungan kami pun berakhir.

Atau, sepertinya gadis itu melanjutkan kuliah. Meskipun orang tuanya tidak setuju karena semua orang tua tentu ingin jaminan masa depan bagi anaknya, karena penjual buah bukan orang kaya, orang tuanya terpaksa untuk sementara pura-pura setuju saja dengan keputusan putrinya dan sering-sering melantunkan do’a agar putrinya diberi kesadaran atas keputusan konyolnya. Jika putri mereka kuliah, peluang keberhasilan akan semakin besar karena intelektual putri mereka akan meningkat. Berangkatlah kekasihku kuliah.

Bagian buruknya, bagi seorang gadis yang sudah mengenyam bangku kuliah, pikirannya mungkin menjadi realistis. Apalagi ia juga bergaul dengan lelaki berintelektual lainnya. Ia akan mulai membandingkan diriku dengan teman-teman lelakinya. Tentu saja aku kalah. Apalagi dengan sifatku yang sering menjadikan pornografi sebagai lelucon. Ia akan sadar bahwa hidup harus realistis dan bukan hanya bermodal cinta. Dan ia akan menggunakan bahasa terhalus untuk mengatakan kepadaku bahwa hubungan kami tidak mungkin berlanjut. Cerita cinta kami pun berakhir.

Baiklah, anggap saja ia tidak seperti gadis lainnya. Ia spesial. Ia merupakan tipe wanita setia. Jadi ia memutuskan untuk melanjutkan hubungan kami meskipun sering di bully oleh teman-teman satu kosnya karena berpacaran dengan pedagang buah di pasar, lelaki biasa lulusan SMA. Ia lulus dan hubungan kami tetap terjaga.

Sayangnya, kini masalah terletak padaku. Aku berencana ingin mengembangkan usaha lapak buahku seperti bagaimana bapak dan ibuku melakukannya. Aku ingin ia juga terlibat setelah menjadi istriku. Ia lulusan S1, harga dirinya terlalu tinggi. Ia tidak mau berakhir di pasar tradisional. Ia punya impian. Dengan gelar sarjananya, ia merasa mampu mewujudkannya. Kami membicarakannya secara baik-baik dan mengakhiri hubugan kami.

Namun bisa saja ia memang sosok wanita luar biasa. Ia meyakinkanku bahwa kita bisa tetap bersama. Kami hanya butuh saling pengertian saja. Karena aku merasa dia adalah gadis yang hebat, kuubah keputusanku, aku bersedia dia menjadi istriku, dan membiarkan dia mengejar impiannya dan aku mengejar impianku mengembangkan lapak buahku. Tapi semua orang tahu, wanita pekerja semakin hari semakin ambisius. Setelah menikah, gadis cantikku akan berubah. Ia terobsesi dengan pekerjaannya dan mulai menganggap aku sebagai penganggu. Belum lagi masalah perbedaaan penghasilan, kami akan sering bertengkar. Dan nantinya kami pun akan bercerai.

Sepertinya memang hubungan kami tidak akan lancar-lancar saja. Kecuali jika benar-benar terjadi keajaiban. Tapi peluang terjadinya kecil sekali. Terkadang Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan, namun memberikan apa yang kita butuhkan. Dan itu yang terbaik bagi manusia meskipun kita merasakan rasa sakit.

Seketika itu aku mengurungkan niatku. Gadis itu menatapku, seolah ia tidak percaya bahwa aku tetap diam tempatku. Mata kami saling bertemu sama lain untuk kesekian kalinya. Dia mungkin menganggapku lelaki pengecut, tapi itu tak mengapa, aku meyakini kebenaran pemikiranku. Terkadang, kita memang harus mau tampil buruk untuk menyelamatkan perasaan masing-masing.

Dan beberapa hari kemudian ia tidak terlihat lagi. Sepertinya kesempatanku untuk menikmati keindahan tubuhnya berakhir. Tugasnya membantu pak kyai digantikan oleh santri lainnya. Mungkin ada jadwal tersendiri setiap beberapa minggu. Aku tidak tahu. Tapi aku benar-benar menikmati perasaanku dengan gadis yang kukagumi tersebut. Apakah itu cinta? Aku beranggapan itu hanya benih-benih saja, yang mati sebelum bersemi. Terima kasih gadis yang tak kukenal siapa namanya, kau adalah cinta pertamaku, walaupun hanya untuk beberapa hari saja. Tamat.

36 tanggapan untuk “Cerpen Tanpa Dialog : Cinta Pertamaku

      1. Ah penonton kecewa. Maunya tokoh ceritanya jadian aja sama si mbak itu. Si mbaknya tipe yg mengejar cita-cita tapi tetap setia sama suami. Trus ceritanya hepi ending.

        Suka

        1. Ini mbak grant sebenarnya pikiran saya juga kebetulan lagi kotor. Pingin nulis bagian “membayangkan tubuh yang telanjang” dan jadilah cerpennya.

          Suka

      1. Sip tapi sesekali endingnya jangan digantung lagi yaa

        Aku penasaran si “mbak” itu skrg kemana? Apa kabarnya?

        Suka

        1. Ha ha ha gini mbak, saya ini penulis pemula yg nggerti teori menulis. Maksudnya digantung itu gimana ya?

          Klo di kenyataan, inspirasi nulis saya, si mbak udah lulus sma dan pondokan.

          Disukai oleh 1 orang

  1. Gadis pondokan itu berjilbab, tentu sebagian besar tubuhnya tertutup, anehnya kok ketahuan kulitnya putih? Ahai ahahahaha 😂 mata lelaki memang bisa menembus pandang 😂😂😂
    Heran aja, terlalu banyak berpikir dan berskenario, seperti membuat laki tampak menjadi pecundang. Ah aku lebih suka skenario ketika blak-blakan bilang dengan jujur pernah membayangkan gadis itu telanjang tepat di depannya. Aku ingin tahu cerita berjalan. Open minded, mengambil resiko dan persetan dengan perasaan. Lelaki pantang patah hati, takut patah hati = takut sukses. *jadi keinget draft yang pernah kutulis. Ngacir dulu…. Anyway overall suka sama idenya. 👍👍👍

    Suka

    1. Dari wajahnya dan telapak kaki pak kan keliatan kulitnya (biasanya paling pake sendal), ini ceritanya terisnpirasi dari “pantai” roberto bolano. Gara2 saya gak tahu bagaimana menilai sebuah karya sastra, mesti ditiru biar tahu rasanya.

      Suka

  2. Ayoo dilanjutinn ceritaa nyaa, pensaran sama kelanjutan nya XD Tapi kalau sama-sama bisa menerima satu sama lain seharus nya hubungan nya bisa berjalan terus sih yaa 🙂

    Suka

  3. mantap gan, maju teruss,saya juga baru menulis 1 cerpen… harus banyak membaca juga biar dapet inspirasi… mantap artikelnya

    Suka

  4. Wah, seru juga ceritanya mas shiq4. Sayang gak happy ending, menurutku. Aku kira jadian. Kayaknya cerita di atas benaran mas ya. Kalau benaran, semoga gadis itu baca cerpen ini, biar dia pertimbangkan lagi untuk berhubungan dengan “si pemilik lapak buah itu”.

    Suka

  5. cihuy…mas Shiq4 jatuh cinta 😊
    jatuh cinta emang bikin kreatif mas, lihat sja mas Shiq4 smp bs membayangkan tubuhnya tanpa sehelai benang pun *eh 😅

    Tp koq Cinta bda ya mas? Jatuh cinta sm yg terakhir ini malah ga bkin kreatif, Cinta malah buntu ga bs bkin cerpen atau cerbung lg…

    Suka

    1. Saya gak jatuh cinta. Diatas fiksi. Cuma ada sebagian yg diambil dari kisah nyata.

      Wah klau masalah cinta2 an saya beneran gak ngerti. Mungkin niat menulisnya saja yg diperbaiki. Diniatkan untuk bersenang-senang saja dengan kata. Ntar kreatif sendiri kok. Tandanya keberhasilan punya banyak hal atau ide yg pingin dituliskan.

      Saya gitu.

      Disukai oleh 2 orang

  6. ini fiksi apa fakta? fakta tapi terkadang terasa fiksi… mau dibilang fiksi kok terasa fakta karena latar dan tokoh yang diambil sangat dekat dengan pelaku. ternyata pikiran laki-laki serumit itu ya mas? pantesan banyak yang lama mengambil keputusan untuk menikah karena ternyata tantangan di depan tak sesederhana yang perempuan pikirkan.

    Suka

    1. Klo saya sendiri sih nggak mikir yg aneh2. Klo udah saling cinta mestinya sih keadaan apapun harusnya dihadapi bersama. Sayangnya kadang2 masih banyak yg berpikir bahwa bahagia itu jika semua serba kecukupan dan keadaan baik2 saja. Padahal dalam keadaan yg sulit dan kekurangan ada kebahagian lain yg lebih besar lagi.

      Disukai oleh 1 orang

  7. Sepertinya menarik cerita ini kalau di buat bersambung, , dibuat suatu pertemuan yang tidak sengaja di suatu tempat, lalu sang penjual buahnya melakukan pendekatan dengan si gadis, dan mereka pun melakukan ta’aruf , kalau bisa sih happy ending….*kalau memang fiksi yaa…bukan kisah nyata…..😀

    Suka

    1. Ini memang fiksi kok. Wah klo cerbung tentang cinta-cintaan saya belum bisa. Cerbung yang satunya aja nggak kelar2. Tapi terima kasih buat masukannya.

      Suka

Komentar ditutup.