Anda Tidak Perlu Menulis Setiap Hari

​

Sumber gambar : huffpost.com

Nasihat terbaik yang sudah beredar di berbagai artikel dan forum-forum adalah jika Anda ingin menjadi penulis, maka Anda HARUS menulis setiap hari. Benarkah demikian?

Saat pertama kali belajar menulis, saya mempercayai hal tersebut. Logikanya masuk akal dan saya benar-benar melakukannya, menulis setiap hari sampai sampai saya kelelahan. Sampai pada batas tertentu, saya merasa itu doktrin yang salah. Nasihat itu bekerja sangat baik bagi penulis pro, tapi akan menghancurkan mental penulis pemula.

Penulis pro sudah memiliki fans. Juga media yang mau membayar semua karya mereka. Jadi, mereka punya motivasi terbaik untuk terus menulis sepanjang hari tanpa memikirkan hal-hal lainnya.

Tapi jika Anda melakukannya, Anda hanya mendapat rasa lelah. Ketika ketahanan tubuh dan pikiran Anda sudah sampai puncaknya, Anda akan kesulitan menulis. Sayangnya, tidak ada motivasi yang bisa membuat Anda bertahan. Anda tidak mendapatkan uang. Anda juga harus bekerja. Dan Anda akan frustasi sendiri dan mulai membenci menulis.

Menulis Itu Sulit

Beberapa orang mengatakan menulis itu mudah. Tinggal menulis seperti berbicara dan dalam waktu tidak kurang dari 15 menit, maka Anda selesai menulis sebuah artikel. Terlihat sederhana sekali.

Tapi apakah orang lain menyukai tulisan Anda? Pernahkah Anda mempublikasin karya Anda? Jika ya, bagaimana tanggapan pembaca tentang karya Anda?

Banyak penulis baru terlalu meremehkan kegiatan menulis. Mereka menjadi penulis yang buruk karena merasa tulisannya sudah sempurna. Padahal jumlah penikmat karyanya masih bisa dihitung dengan jari. Itu berarti masih banyak PR yang harus dikerjakan.

Lebih dari apa yang Anda kira, menulis itu butuh banyak kreativitas, ide-ide yang brilian, dan emosi dari hati sehingga pembaca merasakan emosi tersendiri saat membaca. Tanpa itu, tulisan Anda hanya menjadi sesuatu yang standart. Bagus, tapi belum cukup untuk mendapatkan pujian dari pembaca.

Jika Anda memaksakan diri menulis setiap hari, dengan asumsi Anda ingin menghasilkan tulisan yang mengagumkan, otak Anda akan terbakar sebelum Anda menyadarinya. Tandanya adalah terjadi penurunan kualitas tulisan. Jadi, saya rasa menulis setiap hari bukanlah ide yang bagus. Terutama bagi penulis pemula.

Menulis Setiap Hari akan Membuat Kemampuan Menulis Berkembang?

Apakah Anda mempercayai mitos menulis setiap hari akan membuat kemampuan menulis Anda berkembang? Karena Anda tampak menyedihkan jika mempercayai hal semacam itu.

Anda bisa menulis sepanjang hari selama beberapa bulan dan saya berani bertaruh tidak akan ada perubahan signifikan pada kemampuan menulis Anda. Mengapa? Karena Anda sedang berjalan dalam kegelapan tanpa lampu. Anda tidak akan pernah sampai tujuan sekeras apapun Anda berusaha.

Kepercayaan semacam itu menyesatkan. Yang benar adalah menulislah dengan teratur (sesuai daya tahan mental Anda) dan luangkan waktu untuk mempelajari teori-teori menulis.

Karena menulis itu rumit. Banyak teknik yang harus Anda pelajari, Anda juga harus terus memperkaya kosa kata, juga belajar menciptakan judul yang tepat, berkreasi menciptakan paragraf pembuka yang menarik, mencoba mengefektifkan kalimat, dan masih banyak lagi yang harus dipelajari. Itu jika Anda ingin menghasilkan tulisan bermutu.

Kalau Anda hanya menulis setiap hari, kapan ada waktu untuk membaca teori-teori menulis? Bijaksanalah untuk mengatur waktu. Anda perlu belajar teorinya dan segera mengaplikasikannya. Jika ada teori yang tidak cocok, maka gunakan kreativitas Anda agar sesuai dengan gaya bahasa yang Anda gunakan.

Jadilah Ambisius

Sebagian orang sudah cukup puas dengan produktivitas mereka menghasilkan karya yang standart. Bagi mereka jumlah karya yang banyak sudah cukup membuat mereka merasa menjadi penulis hebat. Tapi itu pemikiran yang konyol.

Mayoritas penulis mampu melakukannya. Namun hanya sedikit yang mampu menghasilkan karya yang mampu diapresiasi banyak orang. Itulah tujuan terbesar penulis. Intinya, kualitas VS kuantitas.

Daripada menulis setiap hari dan cuma menghasilkan tulisan-tulisan standart, lebih baik mengalihkan penggunaan waktu untuk meningkatkan kemampuan menulis dan menghasilkan karya yang bisa dinikmati khalayak. Mungkin menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan riset, atau serius mengedit sehingga menghasilkan kalimat-kalimat jenius, atau memikirkan ide-ide kreatif yang belum pernah diangkat oleh penulis mana pun.

Apapun topik favorit Anda, pastikan saja Anda memiliki ambisi untuk menghasilkan karya yang luar biasa. Tanpa itu, Anda hanya menjadi penulis yang biasa-biasa saja dan tidak akan berkembang. Jadi, apa keputusan Anda?

20 tanggapan untuk “Anda Tidak Perlu Menulis Setiap Hari

  1. Kadang kita butuh waktu sejenak untuk berpikir ulang, membaca keadaan, buku dsb. Siapa tau ide cemerlang muncul.

    Suka

    1. Setiap orang punya ketahanan tubuh dan pikiran yg berbeda-beda dalam menulis mas hafidh. Tapi buat jaga2 ya lebih baik nggak menulis setiap haro dan melakukan apa yang mas hafidh katakan.

      Disukai oleh 1 orang

  2. Saya sebagian setuju dengan apa yang ditulis mas Shiq4, tapi ada sebagian yang tidak setuju. Kebetulan sedang membaca buku “Outlier” ada bab yang berjudul “Hukum 10.000 Jam” Disana dijelaskan yang intinya untuk menjadi ahli dalam bidang apapun, termasuk dalam bidang menulis, kita mesti berlatih selama 10 ribu jam. Dan hal ini tidak akan bisa kita laukan jika kita tidak menulis setiap hari. Bukan berarti seharian menulis. Disini ditekankan bahwa kita mesti rajin berlatih agar tercapai angka ajaib 10 ribu jam itu.

    Menulis setiap hari bukan berarti mempublikasikan tulisan di hari itu juga kan? Menulis hari ini kemudian di hari lain diedit. Itulah teori yang sering disampaikan para ahli. Atau dengan kata lain menulis dengan otak kanan, yakni menulis scepat-cepatnya dan menulis tanpa peduli dengan kesalahan; tanda baca, typo, tulisan jelek, tidak sesuai EYD atau pemilikan kata yang itu-itu aja, dll. Baru kemudian setelah selesai menulis, gunakan otak kiri untuk mengedit tulisan.

    Menurut saya penulis pemula itu tidak bisa menulis, atau tidak kunjung menulis, bukan karena mereka tidak bisa nulis. Tapi lebih karena mereka takut salah. Apakah menulis harus langsung bagus. “Itu Proses!” Begitu kurang lebih kata guru menulis saya.

    Namun demikian, sebagai penulis pemula, saya tetap belum bisa konsisten menulis setiap hari. Hehehe.

    Disukai oleh 1 orang

    1. Secara ilmiah dan penelitian theorhy Malcolm Gladwell’s tidak terbukti. Ada beberapa kondisi yang harus terpenuhi sebelum 10.000 rule benar-benar bekerja. Sayangnya pengetahuan saya tentang theorhy tersebut masih sedikit. Tapi komentar yang bagus. Terima kasih sudah meluangkam waktu membaca.

      Disukai oleh 2 orang

      1. Sama-sama. Memang tidak hanya “angka ajaib” 10 ribu jam. Pasti ada faktor lain.

        10 ribu jam seorang arsitek berbeda dengan 10 ribu jam penjaga pintu masuk jalan tol. Selain itu pasti

        Suka

  3. Aku setuju banget klo nulis ga mesti tiap hari, mending klo tulisannya tiap hari update ttg berita, tempat travelling, kuliner, gosip, politik itu ga masalah, tp klo tiap hari yg ditulis cuma curhatan doang yg baca juga pasti bosen, jd berasa baca diary anak SMP bukan blog πŸ˜…πŸ˜…

    Suka

  4. Bener banget mas, daripada dipaksakan menulis setiap hari tapi hasilnya (sudah pasti) gak maksimal, mendingan fokus pada kualitas artikel yang sedang ditulis meskipun butuh waktu berhari-hari untuk menyelesaikannya..

    Suka

Komentar ditutup.