Ketika Teman-Teman Mulai Berhenti Ngeblog

Saya sudah ngeblog selama hampir 15 bulan. Dan selama itu pula saya telah berkenalan dengan banyak blogger. Seharusnya jumlah teman ngeblog saya lebih banyak dibanding ketika pertama kali ngeblog. Tapi itu tidak pernah terjadi karena sebagian besar teman ngeblog yang saya kenal memutuskan untuk berhenti ngeblog begitu saja sehingga jumlah teman ngeblog saya masih sangat sedikit.

Kejadian tersebut sering membuat saya sedikit sedih. Ada perasaan aneh yang tidak bisa saya pahami, semacam rasa tidak percaya dengan apa yang saya lihat. Benarkah mereka tidak lagi mengupdate blognya? Mengapa hal ini bisa terjadi padahal blog mereka memiliki banyak pengunjung? (terlihat dari betapa banyaknya komentar di setiap postingan).

Sungguh kejadian yang tidak pernah saya duga.

Kenyataan tersebut membuat saya mulai mengerti satu hal: blogger yang konsisten menulis di blog mereka selama bertahun-tahun adalah gambaran orang hebat bagi saya  karena tidak banyak orang yang bisa mempertahankan eksistensinya sebagai blogger.   

Saya sudah memutuskan, saya akan terus menulis dan mempublikasikannya di blog ini sehingga di masa yang akan datang saya bisa merasa bangga dengan apa yang saya lakukan dan apa yang saya capai.

Hobi ngeblog itu terlihat mudah untuk dijalankan, tapi hanya segelintir orang yang benar-benar bisa melakukannya.

Sebuah Kenangan

Setiap kali saya mendapati seorang teman yang memutuskan berheti ngeblog, saat itu pula saya terhanyut ke masa lalu.

Bagaimana pun juga, saya dan dia pernah menjalani aktivitas ngeblog bersama-sama. Kami saling berkomentar, ia berkomentar di blog saya dan saya berkomentar di blog miliknya. Terkadang kami juga saling bercanda untuk mencairkan suasana. Dilain waktu, kami juga saling memberi semangat. Itu menyenangkan. Saya tidak tahu bagaimana perasaannya, tapi saya berharap ia juga merasa senang sebagaimana yang saya rasakan.

Rasanya sedikit emosional ketika pertama kali mengalaminya. Selama beberapa waktu saya akan mengunjungi blognya yang terbengkalai dan membaca kembali postingan-postingan yang pernah diterbitkan. Di sana saya juga melihat komentar milik saya sendiri. Saya tersenyum dalam kesedihan. Hubungan pertemanan diantara kami sudah berakhir. Itu kenyataannya. 

Tapi itu masa lalu. Cukup dikenang sejenak, lalu saya harus kembali menatap masa depan. Ada begitu banyak teman baru yang menanti. Juga cerita-cerita luar biasa yang layak untuk dibaca. Saya harus melupakan orang-orang yang memutuskan berhenti ngeblog dan mulai menjalin hubungan dengan blogger-blogger baru untuk menjaga eksistensi saya sebagai blogger.

Terima kasih untuk mereka yang dulu pernah mengisi hari-hari saya di dunia maya. Meskipun kita tidak pernah bertemu secara langsung, saya berterima kasih atas berbagai pengalaman menyenangkan bersama kalian. Meskipun kemungkinannya kecil, saya berharap bisa bertemu kalian di dunia nyata dan mengenang masa lalu saat kalian menjadi seorang teman yang menyenangkan.

3 Pelajaran Penting

Semua kejadian ada hikmahnya. Begitu pula ketika kita melihat orang yang berhenti ngeblog. Dari berbagai pengalaman melihat orang yang berhenti ngeblog, saya menyimpulkan beberapa hal sederhana berikut ini:

1. Ngeblog Itu Seperti Lari Maraton, Bukan Sprint

Sebagai sesama blogger, kita ditakdirkan untuk bersaing satu sama lain. Sebaik apapun hubungan yang terjalin diantara kita, tetap saja kita saling berebut pengunjung. Kita berusaha menerbitkan artikel dengan kualitas terbaik untuk menjadi blogger yang terbaik diantara blogger lainnya.

Ibarat sebuah lomba lari, ngeblog diumpamakan sebagai lari maraton, bukan lari sprint. Artinya, blogger yang bisa konsisten menulis terus menerus dan mampu meningkatkan pengunjung sedikit demi sedikit adalah calon pemenang. Pemenang bukanlah mereka yang mendapat pengunjung melimpah di hari ini, tetapi kemudian pengunjungnya menurun. Bukan pula mereka yang mampu menerbitkan artikel dalam jumlah banyak, tapi beberapa bulan kemudian frustasi dan memutuskan untuk berhenti ngeblog.

Jadi, jangan bersedih ketika mendapati statistik Anda tidak menunjukkan perubahan angka yang signifikan di hari ini. Selama Anda mampu konsisten menulis dan bersabar dalam mengelola blog, suatu saat  blog Anda pasti akan terkenal dan dibanjiri pengunjung.

Pemenang lari marathon adalah mereka yang terus berlari, bukan yang larinya paling cepat

2. Miliki Tujuan Ngeblog yang Jelas

Jika ditanya siapa blogger yang memberi pengaruh signifikan bagi perkembangan mental ngeblog saya, maka boleh jadi mbak allisa berada dalam urutan teratas. Mbak alissa adalah salah satu blogger favorit saya.

Mbak allisa adalah blogger yang sudah eksis selama lebih dari 5 tahun. Setelah saya amati, hanya ada satu  alasan yang membuat mbak allisa konsisten menulis dalam jangka waktu lama. Ia memiliki tujuan ngeblog yang jelas, yaitu menulis untuk mengarsipkan kehidupannya. Kalau dipikir-pikir, mbak allisa pasti menikmati aktivitas ngeblognya. Tidak peduli apakah jumlah pengunjungnya sedikit atau banyak, ia pasti akan terus menulis karena tujuan ngeblognya sudah jelas. Mood menulisnya tidak akan terpengaruh dengan faktor luar seperti statistik pengujung, angka alexa, domain authority, atau trust flow. Sepertinya ia bahagia dengan apa yang ia lakukan.

Belajar dari mbak allisa, saya juga mulai menetapkan tujuan ngeblog yang jelas agar mood menulis saya tidak bisa terpengaruh oleh jumlah pengunjung atau statistik lainnya.

Setelah merenung dan berpikir masak-masak, tujuan ngeblog saya adalah menuliskan semua ilmu pengetahuan saya dalam blog ini. Saya tidak peduli kalau tidak ada yang membaca tulisan saya. Saya juga tidak terlalu pusing dengan angka-angka statistik. Selama saya menikmati aktivitas menuliskan semua pengetahuan saya, saya merasa bersyukur. Sesederhana itu.

Dengan tujuan seperti itu, kecil kemungkinannya saya akan berhenti ngeblog karena saya tidak lagi terpengaruh dengan angka-angka statistik  lagi. Jadi, bagi Anda yang belum memiliki tujuan ngeblog yang jelas, sebaiknya segera menentukan tujuan ngeblog Anda karena saya melihat bahwa orang-orang yang tidak memiliki tujuan ngeblog yang jelas lebih mudah terdemotivasi sehingga mereka memutuskan untuk berhenti ngeblog.

3. Menulislah Untuk Diri Sendiri

Apakah Anda tahu nasihat yang sering dituliskan oleh blogger-blogger profesional? Menulislah apa yang banyak dicari banyak orang agar blog Anda ramai pengunjung.

Nasihat yang baik. Tapi itu cukup menyesatkan bagi saya dan mungkin bagi Anda.

Saya bukan blogger profesional yang bertujuan mencari uang sehingga saya tidak perlu bersusah payah menulis untuk orang lain. Begitu pula dengan Anda. Jadi, buat apa kita menulis untuk orang lain? Selama saya mampu menikmati tulisan yang saya ciptakan, itu sudah cukup.

Nasihat dari saya adalah saat Anda menulis, tidak perlu memikirkan apakah orang lain suka atau tidak atau apakah pengunjung puas dengan informasi yang Anda tuliskan atau tidak. Satu-satunya yang perlu Anda jawab adalah apakah Anda menikmati aktivitas menulis Anda? atau apakah Anda bisa menikmati tulisan yang Anda ciptakan?

Orang-orang yang berhenti ngeblog biasanya tidak memiliki mental yang kuat. Mereka mencoba menjadi blogger profesional dengan menulis sesuatu yang ditujukan untuk orang lain. Padahal mereka tidak memiliki kemampuan menulis sebagaimana blogger profesional. Tekanannya begitu besar. Ketika mereka menyadari bahwa tulisan mereka tidak ada yang membaca, hal tersebut membuat mereka frustasi dan ujung-ujungnya berhenti ngeblog.

Jadi, sebelum Anda menulis untuk orang lain, sebaiknya Anda menulis untuk diri sendiri dulu. Setelah memiliki banyak pengalaman menulis, akan ada saatnya dimana Anda bisa menikmati tulisan yang ditujukan untuk orang.

Melawan Pikiran-Pikiran Negatif

Semua blogger pasti pernah berpikiran negatif. Akan ada saat dimana Anda mungkin berpikir “ngeblog itu menghabiskan banyak waktu”, “ngeblog tidak ada gunanya”,”ngeblog menghabiskan banyak uang”, atau “saya tidak berbakat menulis, tidak ada yang mau membaca tulisan saya” dan berbagai pikiran negatif lainnya.

Saya sering mengalaminya.

Pikiran semacam itu tidak sehat. Dan jika kita tidak berhati-hati, biasanya akan berakhir dengan keputusan untuk berhenti ngeblog selamanya.

Untuk mengantisipasi pikiran-pikiran negatif yang menyerang, saya terbiasa berhenti sejenak dari aktivitas ngeblog dan memikirkan jawaban yang bisa diterima akal sehat saya untuk melawan pikiran tersebut. Misalnya, ketika saya mulai berpikir “ngeblog itu menghabiskan banyak waktu”, maka saya akan mulai mengatur waktu ngeblog saya. Paling-paling saya hanya menghabiskan satu jam saja untuk berkomentar. Begitu pula ketika menulis, saya hanya menghabiskan 2 jam saja setiap 2 sampai 3 hari.

Lalu ketika saya mulai berpikir “saya tidak berbakat menulis, tidak ada yang membaca tulisan saya”. Saya akan beralasan, selama saya mampu menikmati tulisan saya sendiri, tidak penting apakah ada orang yang membaca tulisan saya atau tidak.

Begitu seterusnya ketika pikiran-pikiran negatif datang.

Yang saya tahu, saya sangat suka dengan aktivitas ngeblog. Setidaknya sampai saat tulisan ini ditulis.

Selama ini begitu banyak pikiran negatif yang menyerang saya dan saya selalu mampu menemukan alasan untuk tetap mempertahankan hobi ngeblog saya. Jadi, bagi Anda yang mulai berpikiran negatif (berniat berhenti ngeblog), sebaiknya Anda menghentikan aktivitas ngeblog selama beberapa hari dan mencari jawabannya. Jika Anda tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal, Anda bisa menuliskannya. Mungkin saja blogger lain bisa memberikan jawaban yang Anda butuhkan.    

Akhir kata, selamat menikmati aktivitas ngeblog Anda dan semoga tidak ada lagi blogger yang berhenti ngeblog.

Ditulis dengan wordpress untuk android

65 tanggapan untuk “Ketika Teman-Teman Mulai Berhenti Ngeblog

  1. Kalau saya malas ngeblognya krn sibuk ngurus lapak jualan 😀 . Klo blog sdh punya domain sendiri ya jujur aja ngareplah dapat uang paling tidak untuk menutupi biaya domain.

    Nasehatmu bagus Shiq “Anda menulis, tidak perlu memikirkan apakah orang lain suka atau tidak atau apakah pengunjung puas dengan informasi yang Anda tuliskan atau tidak.” .. tapi tidak berlaku buatku, klo datang haters lagi bukan cuma bikin kesel bisa2 blog ku non aktifkan hahaha 😀 .

    Disukai oleh 1 orang

    1. Waha ha lha iya mbak nella kan pengunjungnya udah ribuan perhari jadi wajar klo punya haters. Lha saya rata2 cuma 70 orang perhari ha ha ha….
      Semoga bisa sukses mbak jualan bibit bunganya. Yang namanya rejeki nggak bakal kemana-mana.

      Disukai oleh 1 orang

  2. Aku setuju banget apa yang kamu tulis disini. Buatku menulis termasuk terapi. Kalau sumpek atau terlalu senang dibawa menulis setelahnya jadi enak, jadinya ga terlalu sumpek lagi atau ga terlalu senang yang berlebihan haha. Ikuti kata hati aja mau nulis seperti apa. Kalo aku salah satu kontrolnya suami. Kalo misalkan seminggu ga ngisi blog, suka diingetin sama dia, soalnya dia kan yang bagian bayar domain haha.

    Disukai oleh 1 orang

  3. Woles aja… Apalagi sekarang lagi jenuh nulis cerbung… Butuh ketahanan, napas panjang dan konsistensi lebih dari nulis artikel umum atau cerpen. Beneran mirip lari maraton. Soalnya pembaca nunggu. Tapi gimana kalau mood lagi jelek banget…
    Makanya woles aja yang penting tetep update.
    Ada yang nggak suka? Yo nggak usah dibaca. Gitu aja kok repot

    Disukai oleh 1 orang

    1. Klo saya pernah mau nulis cerbung cuma nggak selesei bingung sendiri ha ha ha…… Ngiliatin blognya mbah dyah buat dianilisis belajar nulis cerbung 😀

      Suka

  4. Aku sih banyak draft tulisan tercecer dimana2, sayang blm ada waktu publish. Skrg seringan blog walking, biar tetep nyambung dan memenuhi hasrat membaca. Hihi

    Disukai oleh 1 orang

    1. Iya mas parmantos manusia sifatnya emang lupa. Jadi kita harus merekam semua pengetahuan dan kejadian dengan kata2 yang baik biar waktu membaca tulisan kita sendiri bisa nyaman.

      Suka

  5. Setuju banget. Nulis blog emang harus konsisten. Itu yg plg susah. Awal2 emang heboh seminggu bisa beberapa kali. Lama2 mulai jarang, dengan alesan klise ‘sibuk’. Makasih atas tulisannya yg membuat saya tambah tertantang utk selalu konsisten ngeblog

    Disukai oleh 1 orang

    1. Iya mbak clara dulu saya juga nulis hampir tiap hari. Tapi lama kelamaan mulai malas dan akhirnya nulis sesempatnya, paling seminggu 2 kali. Semoga sukses dengan blognya.

      Disukai oleh 1 orang

  6. Waah nice post nih shiq, saya setuju poin nomer 3. Pertama kali ngeblog saya ga pernah berfikir mau nulis buat orang, nulis buat diri sendiri aja tooh dulu isinya curhat2 alaay hahaha ada yang baca syukur enggak juga nyantai aja. Tapi makin kesini saya selalu berusaha memberikan tulisan yang informatif #saah gaya banget, padahal postingannya juga masih gtw2 aja. At least I’m trying…

    Disukai oleh 1 orang

  7. 2011 Mei awal ngeblog, bolong-bolong tiap harinya. 2013 Desember keterima wordads, 1 day 1 article, 2015 Januari putuskan tulis apa saja yang penting informatif until now… 2016 – ~ semoga

    Disukai oleh 1 orang

    1. Klo konsisten ntar lama elamaan juga ramai pengunjung mbak ismawati. Seiring berjalannya waktu postingan kita nanti pasti ada yang nyangkut di halaman pertama Google.

      Suka

  8. Saya pernah terperangkap di pikiran-pikiran negatif dan akhirnya sempat berhenti ngeblog. Tapi kemudian menemukan passion tentang apa yang ingin saya sampaikan dan juga keinginan membagikan apa yang saya tahui. Meskipun memang diniatkan agar dibaca orang, tapi sesungguhnya tulisan yang saya publish memang untuk diri sendiri. 😀
    Mungkin temen-temannya hanya berhenti sementara Mas sebelum menemukan suara mereka kembali.

    Disukai oleh 1 orang

    1. Wah mas dani ternyata pernah berhenti ngeblog juga. Nggak ngira padahal blognya kan ramai pengunjung ha ha ha….. Semoga semakin sukses mas dani blognya

      Suka

  9. Kebanyakan temen berhenti ngeblog karena udah berkeluarga atau sibuk bekerja. Padahal dulu bikin blog gegara mereka 😀

    Dan Maret ini si bloggie pas berumur 7 tahun..hehe

    Suka

  10. saya mungkin bisa dikatakan blogger musiman, kadang2 aktif tapi lbh sering terbengkalai
    kadang iri juga lihat org bisa jadi teman lwt blog, tapi apa daya saya mls datang kopdar & tidak aktif di komunitas

    Suka

    1. Yang penting update blog secara teratur mas hendro, trus blogwalking biar dapat komentar. Ntar kita jadi semangat ngeblognya.

      Klo di komunitas saya aktif di grup blogger facebook ngobrol2 ntar lama lama juga kenal. Klo kopdar nggak pernah soalnya saya berasal dari kota kecil di mojokerto, jarang ketemu blogger lain.

      Semangat mas hendro.

      Suka

  11. Membaca tulisan Anda, sy jadi inget ada beberapa teman blogger yg berhenti menulis di blog mereka, padahal tulisan dan bhsa Inggris mereka jauh lebih baik daripada saya. Ketika saya tanya, kenapa ga ngeblog? Dia jawab, sy mau mencari kegiatan lain yg lebih membuat hati sy senang. Sy memang lihat, tulisannya paling dikunjungi satu atau 2 orang blogger sj. Kadang ga ada yg berkunjung. Anda mungkin bisa lihat Bhsa Inggris saya belepotan bnyk salah, tp saya cuek saja, pokonya saya nulis. Dan tujuan sy menulis di Bhsa Inggris memang ingin lebih membiasakan bhsa tersebut dan ingin tulisan saya lebih luas dibaca orang luar. Post yg bagus! Trims kawan!
    Mksih juga dah berkunjung ke lapak saya yg sederhana!

    Suka

    1. Semoga sukses usaha menguasai bahasa inggrisnya. Klo saya menyerah deh klo disuruh nulis bahasa inggris ha ha ha….. Nggak punya jiwa petarung saya.

      Disukai oleh 1 orang

      1. Amiin, terima kasih atas do’a dan supportnya. Eit, sy juga gak pk otot ko’ utk bertarung di sini, he..he. Tp pake Otak2. (just kidding) trims!

        Suka

  12. kalau kata azharnurunala “menulis adalah merapikan atau menata kenangan” kalau kata kurniawangunadi “menulis adalah perjalanan rasa” …

    yah menulislah karna kamu mau bukan apa yg org lain ingin, tp setidakny org lain dpt mengambil sedkit hikmah atau bahkan mungkn banyak dr tulisanmu…

    skrg tinggal niat kta menulis untuk apa, klo aku pribadi menulis diblog sama halnya seperti nulis status hanya diblog lebih panjang saja kalimatny dan dgn menulis diblog kta bs mereview bnyk kejadian2 dlu serta membagikan hikmah atau ilmuny kpd org lain (belajar berbagi melalu tulisan yg gratis), selain itu ngblog jg caraku belajar dlm mendewasakn diri, kta akan tersenyum melihat tulisan2 dan comment2 kita dlu yg berbeda saat dewasa nanti yg mungkn dalam penulisannya kita akan lebih bijak dan satu lagi menulis blog itu sama halnya kta memegang janji karena bnyk og yg membacanya dan disitu kta hrs memegang janji terhadap apa yg sdh kta tuliskan 🙂

    Suka

    1. Wah terima kasih mas imambasz atas komentarnya. Setuju bangets deh…. Tapi kalau tujuan saya nulis cuma buat dibaca2 sendiri. Klo ada yg ngambil manfaat dari tulisan saya, itu bonus dan bersyukur saja he he he…..

      Disukai oleh 1 orang

  13. Waduh..makasih ada nama saya di sini, saya kaget sendiri bacanya..hahahaha…. Buat saya memang begitu, nulis karena bikin bahagia dan rileks, juga asik rasanya kalo baca2 lagi kenangan keluarga kami di blog saya. Apalagi sekarang anak saya pun udah sering baca2 sendiri cerita tentang dia di blog saya. Puas rasanya liat dia senang dengan cerita2 tentang dia 😀

    Betul sekali, gak usah mikirin soal faktor2 luar, kalo kita hepi, yang baca pun akan ikut hepi dengan apa yang kita tulis..hehehe… Dan btw, jumlah komentar sebenarnya gak selalu berbanding lurus dengan jumlah pengunjung karena sbnrnya lebih banyak pengunjung yang gak komen dibanding pengunjung yang komen..hehehe…

    Suka

    1. Iya mbak allisa dalam ngelola blog sekarang saya punya tujuan yang jelas. Soalnya pingin konsisten ngeblog meskipun pengunjungnya sedikit. Meniru cara mbak allisa.

      Suka

    2. Iya mbak allisa dalam ngelola blog sekarang saya punya tujuan yang jelas. Soalnya pingin konsisten ngeblog meskipun pengunjungnya sedikit. Meniru cara mbak allisa he he he……

      Suka

  14. Tulisan tulisan nya benar benar meresonansi ke saya. Sedih ya ketika banyak teman yang berhenti ngeblog padahal dengan blog kita bisa tau perjalanan dan pemikiran teman teman kita.

    Suka

  15. mungkin salah satunya adalah saya mas, blog ini telah saya besarkan hampir 2 tahun malah saya cuekin gara-gara aktif di blog yang satunya (self hosted).
    membaca tulisan diatas, saya seperti mendapat tamparan serius 🙂

    Suka

    1. Wa ha ha….. Saya nggak punya pengalaman mengelola banyak blog kangjum jadi bingung sendiri saya. Tapi klo saya pribadi lebih memilih fokus di satu blog saja kecuali punya dana lebih buat membayar penulis artikel .

      Suka

  16. Saya ngeblog udah hampir 10th kali ya, selama itu ya ngeblog cuma buat diri sendiri sih… nggak pernah punya target posting atau traffic, ada yang komen saya seneng, nggak ada ya gpp…semacam monolog aja
    Betul yang kamu bilang, ngeblog seperti terapi saja… dalam hal saya, belajar menulis yang bener.

    Selamat selalu ngeblog ya, semangka!

    Suka

  17. Sukaaaa banget dengan tulisannya deh mas :))

    Aku nge blog dari 2010 dulu di detik, sampai akhirnya punya domain sendiri.

    Kalo baca komentar di postingan lamaku sering kangen sama temen2 blogger jaman dulu yang sekarang udah gak nge-blog lagi.

    Dan sampai saat ini mindset-ku ketika menulis juga gitu sih mas, buat diri sendiri…makanya sering bikin tulisan random dan gak jelas ujung pangkalnya gitu bhahaha..

    Suka

  18. memang ya,, menulis untuk diri sendiri lebih berasa nyaman,,
    Alhamdulillah masih berada di jalur yang benar,, terima kasih inspirasinya mas..
    salam kenal ya 🙂

    Suka

  19. First of all, hello shiq4 aku kok baru follow blogmu ya? Kemaneee aje sih nenggg? Dan abis baca blog ryan baru tau kamu mah male blogger…

    Aku ngeblognya masig buat happy happy aja jd ya masih enjoy2 aja. Walau sempet galau ngeblog.

    Nice post shiq4!

    Suka

  20. Menulislah untuk diri sendiri. Setujuuuu! Temen blog ku juga pernah bilang gitu. Jadinya yauda enjoy aja ngeblognya.

    Temen2 blog ku di tahun 2012-2013 juga udah pada ngilang mas. Satu persatu entah kemana, tersisa beberapa aja yang konsisten ngeblog.

    Suka

Komentar ditutup.