Tentang Hujan

Tidak ada yang menyadari bagaimana awan hitam mulai bergerak. Tiba-Tiba saja langit menjadi tampak gelap. Beberapa saat kemudian, diiringi kilatan petir dan suara halilintar, titik-titik air pun jatuh dari langit. Hujan.

Sebagian orang menyukai hujan. Sebagian lainnya membenci hujan. Apapun alasan setiap orang untuk menyukai atau membenci hujan, satu-satunya pelajaran yang saya ketahui adalah segala hal selalu memiliki dua sisi.

Sampai saat ini saya belum mengambil keputusan apakah saya menyukai hujan atau akan membenci hujan. Dalam waktu yang bersamaan, saya merasa senang dan sedih jika hujan turun.

Bagaimana pun juga, hujan selalu tampak mengagumkan bagi saya.

Mengapa Saya Menyukai Hujan?

Berbicara tentang hujan, saya punya beberapa alasan untuk menyukainya. Inilah daftar alasan yang berhasil terlintas dipikiran saya:

1. Mengingatkan Saya Akan Masa Kecil yang Bahagia

Hujan adalah salah satu hal yang membuat saya teringat akan masa kecil yang bahagia. Memang apa yang lebih indah dari kenangan?

Di masa kecil, saya selalu menanti hujan. Begitu pula dengan anak-anak yang ada di kampung saya. Bagi kami, jika hujan mulai turun, maka itu adalah saat bermain yang menyenangkan.

Banyak permainan yang lebih seru untuk dimainkan ketika hujan turun. Salah satu yang paling sering dilakukan adalah main kejar-kejaran. Saya tidak begitu ingat mengapa permainan yang begitu sederhana mampu membuat kami, kumpulan anak kecil, tertawa riang. Yang saya ingat hanyalah kenyataan bahwa rasanya bahagia mengenang saat-saat bermain dengan teman-teman dari masa kecil.

2. Tumbuhan Tampak Lebih Hijau. Dan Itu Sangat Indah

Di daerah saya tumbuhan ada dimana-dimana sehingga nuansa pedesaan masih terasa sangat kental. Melihat daun-daun basah setelah hujan turun adalah kenikmatan tersendiri. Saya merasa damai saat menatap tumbuhan-tumbuhan tersebut. Terlihat alami.

Apalagi halaman rumah saya dipenuhi bunga dan pohon. Saat musim hujan, semua tampak lebih segar, lebih indah, dan lebih hijau. Mungkin saya termasuk orang aneh yang mengagumi keindahan alam ha ha ha… Tapi saya menyukainya.

3. Hujan Menginspirasi Saya untuk Menulis

Inspirasi menulis bisa datang dari mana saja. Salah satunya adalah hujan.

Saat hujan turun, pikiran saya lebih tenang dan lebih mudah untuk fokus. Suara halilintar yang bersatu dengan suara rintik-rintik hujan tidak pernah menganggu konsentrasi menulis saya. Malah saya menganggapnya sebagai salah satu seni dari Tuhan.

Bagaimana pun saya memikirkan hal ini, saya tidak pernah menemukan hubungannya. Satu-satunya yang saya ketahui adalah saya lebih lancar menulis ketika hujan turun. itu adalah satu satu dari sekian banyak kelainan yang saya miliki he he he….

4. Membuat Kegiatan Membaca Lebih Menyenangkan

Saya hobi membaca. Dan hujan membuat suasana lebih sempurna.

Kebiasaan membaca ditemani secangkir kopi panas tampak lebih nikmat karena udara menjadi lebih dingin saat hujan. Apalagi jika buku yang saya baca memiliki cerita yang bagus, waktu terasa begitu cepat berlalu.

Untuk beberapa saat, membaca buku dikala hujan merupakan anugrah kecil yang saya rindukan.

Mengapa Saya Membenci Hujan?

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, segala sesuatu memiliki dua sisi. Meskipun hujan bisa membuat saya senang, hujan juga bisa membuat saya bersedih. Inilah alasan mengapa saya membenci hujan:

1. Dagangan Tidak Laku

Kadang-Kadang saya membenci hujan karena membuat dagangan yang saya jual tidak laku. Apalagi jika hujannya berlangsung seharian. Bisa dipastikan saya tidak akan membawa cukup uang untuk disetor kepada ibu. Itu membuat saya sedih.

Saya sudah terbiasa berurusan dengan hujan. Itu mengapa saya rajin menabung ketika terjadi banyak penjualan di musim panas. Uangnya hasil tabungan dipakai untuk memutar modal jika saya mengalami kerugian di musim hujan. Paling tidak bisnis harus tetap menjaga eksistensinya atau saya akan kehilangan pelanggan.

2. Lebih Mudah Sakit

Mungkin hanya saya saja yang mengalami hal ini. Hujan benar-benar membuat daya tahan tubuh saya menurun. Saat musim hujan tiba, biasanya sakit flu dan batuk menyerang.

Rasanya tidak sakit. Tapi penyakit-penyakit ringan macam itu membuat saya tidak nyaman dalam beraktivitas. Apalagi kalau sampai kehujanan, bisa-bisa demam ha ha ha….

3. Tidak Bisa Jalan-Jalan

Kalau hujan turun, rasanya saya menjadi kesal sendiri. Ibu akan melarang saya keluar rumah untuk membeli rokok atau makanan ringan. Itu cukup menyiksa bagi saya.

Kalau pun saya memaksakan diri keluar rumah, orang yang berjualan rokok atau makanan belum tentu buka. Jadi, sia-sia saja menembus hujan untuk membeli barang-barang sepele.

Itulah mengapa saya menyukai dan membenci hujan dalam waktu bersamaan. Bagaimana dengan Anda? Menyukai atau membenci hujan?

Ditulis dengan wordpress untuk android

23 tanggapan untuk “Tentang Hujan

      1. lagi pula suka heran , dikasih kemarau harusnya digunakan untuk memperbaiki saluran dan lainnya malah cuek cuek aja , giliran musin penghujan pada update Banjir… satu lagi yang lucu gan , dimusim penghujan kok didaerah saya malah benerin jalan .. waktu kemarau adem ayem tuh jalan …

        Suka

        1. Kwa ha ha orang indonesia memang gitu gan. Klo udah parah baru mikir. Pemalas dan gak mau tahu. Juga pemerintahannya yang selalu lambat. Kerjanya nyantai aja he he he…

          Suka

  1. Tergantung situasi dan kondisi sih Mas, seperti dirimu, kalau lagi di rumah pasti hujan enak banget, tapi kalau kehujanan ya berharap semoga hujannya cepat selesai :hehe. Tapi kita mesti belajar untuk mensyukuri hujan sih, supaya tak ada penyesalan kalau suatu hari nanti hujannya berhenti turun :hehe.

    Suka

Komentar ditutup.