Hati yang Resah

Sudah hampir 4 tahun lamanya saya berjuang melawan schizofrenia. Pada kondisi terburuk, saya tidak lagi bisa berpikir positif tentang hidup saya. Penyakit ini telah merenggut banyak impian di masa muda saya. Bagi saya kesehatan adalah sesuatu yang langka. Seperti kata orang ” Anda tidak akan pernah menghargai sesuatu sampai Anda benar-benar kehilangan hal tersebut”. Hal itu berlaku bagi saya. Saya telah kehilangan kesehatan di usia saya yang ke-22. Itu cukup menyakitkan dan meninggalkan luka mendalam dalam hidup saya.

Selama 4 tahun, satu-satunya harapan saya adalah bisa sembuh dari penyakit terkutuk yang menimpa saya. Tidak ada hal lainnya. Sampai sekarang saya juga masih tidak percaya jika saya harus hidup dengan schizofrenia selama sisa hidup saya.

Pada akhirnya, setelah perjuangan yang melelahkan, kondisi saya mulai menunjukkan tanda-tanda yang membaik. Saya mulai pulih dari sakit dan mulai kembali membangun mimpi-mimpi indah di usia ke-26. Keadaan saya tidak pernah sebaik ini. Saya benar-benar optimis dengan masa depan saya.

Tapi ada hal yang membuat saya resah dan tidak bisa tidur nyenyak. Mungkin karena sakit yang terlalu lama sehingga saya tidak bisa merasa senang dengan kondisi saya saat ini. Saya hanya takut jika penyakit ini akan kambuh lagi di kemudian hari. Hasilnya, saya tidak lagi merasa bahagia sebagaimana manusia lainnya. Saya merasa tertekan.

Saya hanya bingung dan merasa semua yang saya lakukan sia-sia dan tidak berguna. Asal Anda tahu, saya mampu menghasilkan cukup banyak uang ketika berjualan buah. Anehnya, jumlah uang yang terus bertambah tidak pernah membuat hati saya tenang. Saya tidak tahu harus diapakan uang tersebut karena saya tidak memiliki keinginan apa pun. Akhirnya, saya hanya mengumpulkan uang dan tidak memiliki ide untuk membelanjakannya.

Pernah suatu kali terlintas di kepala saya bahwa mungkin ini adalah akhir kehidupan saya saat penyakit ini menyerang saya. Saya akui, saya takut jika harus meninggal karena penyakit sialan ini. Mungkin ketakutan yang berlebihan, tapi jujur saja, saya ingin hidup lebih lama lagi. Saya hanya berpikir satu hal “semua yang hidup pasti akan mati. Semua orang pasti akan mengalaminya. Lantas mengapa aku harus takut?”

Saat ini, aku memiliki banyak waktu luang. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Tidak ada sesuatu apapun yang kuinginkan. Semua kebutuhanku telah tercukupi. Hanya saja hatiku tidak cukup tenang untuk menikmati semua anugerah yang diberikan Tuhan. Aku kebingungan layaknya anak ayam yang ditinggalkan induknya.

Untuk mengisi waktu luang yang begitu banyak, aku membaca banyak buku. Hampir semua buku di rak meja telah kubaca. Aku mulai banyak berpikir tentang masa depan. Aku berjanji pada diri sendiri untuk membaca segala jenis buku. Mulai dari novel, filsafat, hingga buku-buku agama. Tujuannya hanya satu. Untuk menjadi orang yang bijaksana. Apalah arti ilmu tanpa kebijaksanaan. Ya, kurasa aku telah bersepakat dengan diri sendiri untuk belajar menjadi bijaksana dengan ilmu yang kumiliki. Mungkin akan susah, tapi layak dicoba he he he….

Ditulis dengan wordpress untuk android

11 tanggapan untuk “Hati yang Resah

  1. Akhirnya saya tahu apa penyakit yang menjangkitimu, Mas. Semangat Mas, tak ada penyakit yang tak ada penyembuhnya. Soal pikiran, mungkin kami di dunia blogging bisa sedikit membantu supaya Mas tetap berpikir positif dan tidak terjerumus ke hal-hal gelap yang menghancurkan. Mas pasti bisa sembuh, yang penting tenang dan tawakal, tak mungkin Tuhan memberi ujian yang tak mampu dipikul umat-Nya :hehe.

    Semangat!

    Suka

  2. 4 tahun melawan penyakit dan anda menang. Wow. Yang jelas jangan sampai karena sebuah penyakit, kita kehilangan jati diri.
    Saya jadi teringat salah satu quote almarhum Pepenk host acara Jari-Jari. Ketika dia terserang penyakit yang membuat tubuh bagian bawahnya tidak bisa digerakkan sama sekali, dia hanya berkata.
    “Allah SWT, memiliki hak perogatif yang sangat cantik sekali.”

    Setiap manusia punya pilihan, menjadi lebih bijak, atau hanya diam menunggu waktunya.
    Senang bisa membaca tulisan-tulisan anda.

    Suka

  3. Semangat mas shiq! Pasti sembuh, insyaallah, tapi jangan sedih-sedih terus nanti ga sembuh-sembuh.
    Mungkin mas bisa coba kegiatan outdoor atau ikut komunitas, ikut volunteer atau kegiatan sosial. Kadang kita bisa ikut senang dengan cara membantu orang lain. Explore
    ..
    Semangaaaat 🙂 jangan sedih-sedih ..

    Suka

  4. Setiap orang punya “penyakit” dan problem masing-masing. Terimalah dengan ikhlas. Jalani kehidupan dengan normal. Nikmati setiap proses, dan tetap bersyukur.

    Suka

  5. Bersabar dan berdoa pada-Nya dan berbagi. Blog adalah media berbagi (sharing) dan jika mampu berbagai sesuatu untuk yang tak berpunya…
    ibarat pohon pisang, hidup hanya sekali memberi manfaat bagi orang (buahnya) hehehe
    🙂

    Suka

Komentar ditutup.