Menghadapi “Gangguan Kecil”

Setiap usaha pasti memiliki saingan. Dan itu bukanlah hal yang terlalu buruk jika kita bisa berpikir positif dan menghadapi persaingan usaha yang sehat.

Seperti halnya usaha lain, lapak buah kami pun tidak selamanya sendirian. Boleh dikatakan selama ini kami adalah pemimpin pasar untuk produk buah-buahan di pasar mojosari. Hanya terdapat 2 stand buah lain yang menjadi saingan kami. Tapi segmen mereka adalah orang-orang kaya, sementara lapak buah kami melayani segmen kelas menengah ke bawah. Jadi, bisa dibilang kami tidak memiliki saingan yang berarti di pasar legi mojosari.

Tapi akhir-akhir ini kami mendapat “gangguan kecil” dari pedagang jeruk musiman. Jumlah mereka membludak di pinggir-pinggir jalan di sekitar pasar mojosari. Dan yang lebih memprihatinkan bagi kami, mereka memasang bandrol dengan harga Rp 7.000,00 untuk produk mereka, jeruk bali yang kecil.

Sebenarnya di kalangan penjual ada sebuah etika berjualan yakni dilarang membandrol harga. Mengapa? Karena bisa menurunkan harga pasar. Persepsi publik yang melihat bandrol harga jeruk sebesar Rp 7.000,00, akan membuat publik berpikir bahwa harga jeruk standartnya adalah Rp 7.000,00. Padahal jeruk yang mereka jual adalah jeruk kecil berkualitas rendah.

Biasanya kami menjual jeruk bali kecil seharga Rp 8.000,00. Sejak hadirnya para “penganggu kecil” ini, kami tidak lagi menjual jeruk-jeruk kecil.

Kata ayah saya yang sudah lebih 15 tahun berdagang, “untungnya sangat kecil, mereka tidak akan bertahan lama dalam bisnis ini”. Sedangkan ibu saya berkata “ga usah khawatir rejeki sudah ada yang mengatur”. Begitulah orang tua saya yang tidak lulus SD. Santai saja.

Berbeda dengan pemikiran mereka, saya cenderung ingin ikut bersaing memperebutkan pembeli jeruk bali kecil. Bukan masalah untung atau rugi, ini masalah mempertahankan pelanggan. Karena sebagian orang memang cenderung memilih harga yang paling murah. Jika saya memiliki kuasa menjalankan lapak buah, tentunya saya akan ikut menjual jeruk bali kecil dengan harga yang sama. Sekali lagi ini masalah mempertahankan pelanggan.

Tapi juga harus saya akui bahwa orang tua saya memiliki pemikiran yang jauh berbeda. Mereka tidak bersaing menjual jeruk bali kecil, tapi berfokus menjual jeruk bali yang dengan ukuran sedang dan besar. Harganya masing-masing Rp 10.000,00 dan Rp 12.000,00. Dan itu berhasil. Kami menjual lebih dari 100 kg jeruk dalam waktu 2 hari. Lumayan juga bukan.

Meskipun demikian, saya tetap berpendapat harus ikut bersaing untuk konsumen jeruk kecil. Dengan brand yang lebih baik, saya rasa kesempatan kami lebih besar untuk memenangkan persaingan. Mereka, “gangguan kecil” bisa menjadi besar jika dibiarkan begitu saja. Dalam persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha, saya berpikir untuk segera mengatasinya.

Tapi apa boleh buat. Orang tua saya tidak memandang saingan mereka sebagaimana yang saya lihat. Mereka hanya berpendapat, cepat atau lambat, bisnis mereka akan segera berakhir karena mereka terlalu sedikit mengambil untung. Buat apa menjual barang yang hanya sedikit menghasilkan uang.

Semoga saya salah dan pemikiran orang tua saya yang benar sebagaimana pengandaan buah mangga. Ternyata insting mereka benar dan mangga itu habis terjual. Sepertinya saya harus banyak belajar lagi mengelola lapak buah saya.

Iklan

4 tanggapan untuk “Menghadapi “Gangguan Kecil”

  1. Kalau kata orang yang pernah saya dengar, “kadang kita tidak harus mengalahkan semua lawan untuk jadi pemenang”. Dan saya pikir orang tua Mas melakukan hal itu dengan sangat baik, soalnya jadi membuat strategi yang sangat cantik. Bisnis memang soal strategi, peluang, dan eksekusi, kalau kata orang, dan orang tua Mas sudah memberi contoh yang sangat baik. Terima kasih sudah berbagi di sini karena saya juga jadi bisa belajar :hehe.

    Suka

  2. Kalau Shiq4 punya modal yang cukup untuk ikut “nyemplung” di jeruk bali kecil dan secara hitung2an bisa profit, saran saya masuk. Tapi kalo “nyemplung” di jeruk bali kecil mengganggu modal untuk jeruk bali sedang dan besar, ya jangan masuk. Pada akhirnya jualan adalah tentang profit. Pertimbangan untuk tetap mempertahankan pelanggan bisa jadi benar juga.

    Suka

Komentar ditutup.