Sebenarnya saya tidak memiliki basic apapun didalam dunia tulis-menulis. Itu mengapa tulisan saya terlihat jelek dan tidak memiliki aturan.
Sadar diri, saya mulai belajar membuat paragraf pembuka di RumpunNektar. Saya mempelajari jenis-jenis paragraf pembuka sesuai ilmu jurnalistik. Dalam ilmu jurnalistik paragraf pembuka dibagi 5 yaitu :
1. Paragraf pembuka dengan ringkasan. Contoh :
Walaupun dengan tangan buntung, Pak Saleh sama sekali tak merasa rendah diri bekerja sebagai tukang parkir di depan kampus itu.
2. Paragraf pembuka dengan kutipan. Contoh:
“Saya lebih baik tetap tinggal di penjara, dibandingkan bebas dengan pengampunan. Apanya yang diampuni, saya kan tak pernah bersalah,” kata Sri Bintang Pamungkas ketika akan dibebaskan dari LP Cipinang.
3. Paragraf pembuka dengan pertanyaan. Contoh:
Untuk apa latihan menulis? Memangnya bisa kaya? begitulah kata Bapak ketika aku menjawab tanya beliau.
4. Paragraf pembuka dengan menuding.Contoh:
Saudara mengira sudah menjadi orang yang baik di negeri ini. Padahal, belum tentu. Pernahkah Saudara naik jembatan penyeberangan kalau melintas di jalan? Mungkin tak pernah sama sekali. Saudara tergolong punya disiplin yang, maaf, sangat kurang.
5. Paragraf pembuka dengan pembuka. Contoh:
Bagaimana cara mudah mengontrol karyawan Anda.Gampang. Berikanlah hadiah Blackberry. Otomatis karyawan Anda tak bisa sembunyi dari pantauan Anda.Kok bisa?
Ternyata membuat paragraf pembuka itu mudah jika Anda mengetahui ilmunya. Selama ini saya cenderung memakai paragraf pembuka dengan ringkasan dan pertanyaan. Lalu bagaimana dengan Anda? Paragraf apa yang Anda gunakan?
Dengan mengetahui jenis-jenis paragraf pembuka, saya berharap tidak lagi mengalami kebuntuan menulis ketika membuat paragraf pertama. Lalu apa yang Anda pelajari hari ini? Jika itu pertanyaan untuk saya maka saya menjawab dengan tegas “Saya mempelajari ilmu jurnalistik” ha ha ha. Bagaimana menurut Anda?
shiq4.wordpress.com 